7 Aplikasi Pertama yang Wajib Diinstal Setelah Pindah ke Linux

- Flatpak memudahkan pengguna Linux dalam mengunduh dan memasang aplikasi dengan cara yang lebih ramah pemula.
- OnlyOffice menjadi alternatif sempurna bagi pengguna yang terbiasa dengan Microsoft Office, dengan UI yang mirip Office.
- GIMP, Inkscape, Heroic Games Launcher, Impression, dan Wine adalah aplikasi penting untuk kebutuhan desain grafis dan gaming di Linux.
Beralih dari sistem operasi yang sudah digunakan seumur hidup memang bukan hal mudah. Semuanya berubah total dan khususnya beralih dari Windows ke Linux, banyak aplikasi yang biasa digunakan di Windows ternyata belum memiliki versi resmi di Linux. Masalah seperti itu membuat transisi terasa sulit karena selain harus belajar banyak hal baru, pengguna juga harus memilah apa yang perlu dipelajari terlebih dahulu. Untungnya, Linux saat ini sudah tidak seterbatas dulu di mana ada banyak aplikasi Windows yang bisa diinstal atau setidaknya ada beberapa alternatif aplikasi Windows yang tak kalah bisa diandalkan. Berikut 7 aplikasi yang pertama wajib diinstal setelah beralih dari Windows ke Linux.
1. Flatpak
Salah satu tantangan besar di Linux adalah mencari cara mengunduh dan memasang aplikasi. Kebanyakan pengguna menggunakan “Package Manager” lewat terminal, yang sebenarnya efektif tapi tentu saja tidak ramah pemula. Sebagai alternatif, Flatpak menawarkan beragam aplikasi yang mudah dipasang dan dikelola layaknya lewat toko aplikasi, serta bekerja di hampir semua distro Linux. Flatpak bisa dipasang dengan mengikuti panduan resmi dan proses konfigurasi awalnya cukup sederhana. Bahkan, beberapa distro Linux sudah menyertakan aplikasi ini sedari awal sehingga pengguna bisa langsung menggunakannya.
2. OnlyOffice

OnlyOffice tersedia untuk Windows, macOS dan Linux, dan menjadi alternatif sempurna bagi pengguna yang terbiasa dengan Microsoft Office. Dibanding LibreOffice yang UI-nya terasa jadul dan butuh banyak kustomisasi, OnlyOffice menawarkan UI yang lebih mirip Office. Penataan menu dan tampilannya membuat pengguna tidak perlu terlalu lama beradaptasi. Aplikasi yang menjadi padanan Word, Excel dan PowerPoint juga pasti tersedia. Yang keren, UI OnlyOffice memiliki tab sehingga banyak dokumen bisa dibuka dalam satu jendela yang sama. Plus, aplikasi ini juga bisa dihubungkan ke berbagai layanan penyimpanan cloud.
3. GIMP
Di Windows dan macOS, salah satu aplikasi Adobe paling populer adalah Photoshop yang sayangnya belum tersedia secara native di Linux. Kabar baiknya, ada aplikasi alternatif yang tak kalah berkualitas jika pengguna bersedia meluangkan waktu untuk belajar. Aplikasi itu adalah GIMP, aplikasi editing gambar gratis yang jadi pilihan unggulan berkat dukungan layer, brush, selection tool dan berbagai macam plugin untuk digunakan. GIMP memang belum memiliki fitur AI bawaan seperti seleksi objek otomatis, tapi ada plugin untuk itu. Butuh sedikit usaha untuk menyiapkan aplikasi ini, tapi GIMP sangat mumpuni dan layak dicoba.
4. Inkscape
Selain Photoshop, aplikasi Adobe populer lainnya seperti Illustrator juga memiliki aplikasi alternatif di Linux yang bernama Inkscape. Juga tersedia di Windows, aplikasi ini sempurna untuk digunakan membuat poster, pamflet dan berbagai karya digital lainnya dengan kualitas yang tetap tajam di ukuran berapa pun karena berbasis vektor. Inkscape menawarkan banyak fitur gambar dan desain dengan UI yang cukup intuitif, plus dukungan ekstensi yang luas untuk menambah fitur dan bisa dipasangkan dengan GIMP ketika ingin meraster gambar. Intinya, aplikasi gratis ini serbaguna dan ramah pemula untuk kebutuhan desain vektor.
5. Heroic Games Launcher

Berkat Steam Deck, banyak pengguna jadi tahu bahwa sebagian besar game di Steam bisa dimainkan dengan mudah di Linux lewat Proton. Selain itu, ada pula Heroic Games Launcher yang memungkinkan pengguna untuk bermain game dari Epic Games Store, GOG dan Amazon Prime Games. Aplikasi ini adalah game launcher cross-platform yang memanfaatkan Wine dan Proton sehingga game Windows tetap berjalan mulus di Linux. Game sendiri sering menjadi alasan utama pengguna enggan menjajal Linux, namun Heroic Games Launcher menunjukkan bahwa bermain game tetap bisa dilakukan dengan nyaman di Linux.
6. Impression
Bagi pengguna yang sering menjajal berbagai sistem operasi, membuat media bootable seakan menjadi rutinitas dan biasanya, Rufus yang tersedia di Windows menjadi aplikasi andalan. Di Linux, ada aplikasi dengan fitur serupa bernama Impression yang layak dicoba karena sangat sederhana dan kaya akan fitur. Lewat aplikasi ini, selain membuat media bootable menggunakan file ISO, pengguna juga bisa mengunduh distro Linux secara langsung dan menjadikannya media bootable di flashdisk. Impression merupakan aplikasi simpel yang sangat bisa diandalkan dan bisa langsung didapat melalui Flatpak.
7. Wine
Alih-alih menjalankan aplikasi Windows secara virtual, Wine menerjemahkan API Windows ke POSIX secara real time, sehingga aplikasi dan game bisa berjalan dengan performa yang mendekati versi native. Namun karena proses menerjemahkan itu sangat kompleks, tiap aplikasi yang mencoba dijalankan tidak selalu kompatibel. Aplikasi baru sering kali lebih rewel seperti Affinity Photo atau Microsoft 365, sementara aplikasi lama seperti Photoshop versi lawas cenderung lebih lancar. Butuh banyak percobaan tapi Wine tetap jadi cara efektif untuk menjalankan aplikasi Windows di Linux dengan performa lebih baik.
Demikian tadi ulasan sekaligus rekomendasi beberapa aplikasi yang pertama harus diinstal setelah beralih dari Windows ke Linux. Keberadaan aplikasi-aplikasi di atas menunjukkan bahwa Linux tidak setertinggal itu dan tetap bisa diandalkan sebagai sistem operasi utama.