Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

OpenAI Rilis Asisten AI untuk Coding Bernama Codex  

ilustrasi logo OpenAI. (unsplash.com/Levart_Photographer)

Kopi dan code editor telah lama menjadi dua sahabat setia programmer ketika sedang bekerja. Namun OpenAI baru saja menambahkan anggota ketiga, yaitu Codex. Diluncurkan pada Jumat (16/5/2025), Codex adalah agen AI untuk coding yang bekerja mandiri di cloud. Codex mampu menyelesaikan beragam tugas coding secara bersamaan untuk membantu alur kerja penggunanya.

Codex menggunakan model AI codex-1, versi o3 yang dioptimasi khusus untuk tugas pengembangan software. Saat ini Codex baru tersedia untuk pengguna ChatGPT Pro, Enterprise, dan Team, dengan akses untuk pengguna Plus dan Edu menyusul segera. Penasaran dengan Codex dari OpenAI ini? Yuk baca artikel ini sampai habis!

1. Codex bisa diakses dari sidebar ChatGPT

Melansir VentureBeat, Codex bekerja layaknya rekan programmer yang bisa diajak berkolaborasi. Pengguna cukup mengakses Codex lewat sidebar ChatGPT, mengetikkan tugas yang diinginkan, lalu mengklik tombol "Code" untuk meminta pembuatan kode atau "Ask" untuk bertanya tentang basis kode. Setiap tugas dijalankan dalam lingkungan terpisah yang telah dimuat dengan repositori pengguna.

Proses penyelesaian tugas biasanya memakan waktu antara 1 hingga 30 menit, tergantung tingkat kerumitannya. Pengguna bisa memantau progres Codex secara real-time selama agen ini bekerja. Codex diklaim mampu menghasilkan kode yang mendekati gaya pemrograman manusia dan mengikuti instruksi dengan sangat teliti.

Model codex-1 dinilai lebih unggul dibanding model AI milik OpenAI lainnya dalam uji coba coding. Codex bisa terus menjalankan pengujian hingga menghasilkan kode yang lulus tes.

Kemampuan Codex tidak berhenti pada penulisan kode biasa saja. Agen ini juga bisa membaca dan mengedit file, menjalankan perintah termasuk test harness, linters, dan type checkers. Fleksibilitas ini menjadikan Codex asisten yang cukup andal untuk diintegrasikan dalam alur kerja pemrogramman. 

2. Codex bisa membantu mengerjakan tugas repetitif yang membosankan

OpenAI berusaha membangun Codex sebagai tool yang andal sekaligus aman. Seluruh operasi Codex berjalan dalam wadah cloud terisolasi tanpa akses internet. Agen ini hanya berinteraksi dengan kode dari repositori GitHub dan dependensi yang sudah dikonfigurasi pengguna sebelumnya.

Codex menyediakan log terminal dan output pengujian yang lengkap. Fitur ini memungkinkan pengguna melacak seluruh proses kerja dan memahami dasar keputusan yang diambil oleh Codex. Setelah tugas selesai, Codex melakukan commit perubahan yang bisa langsung diperiksa atau diintegrasikan ke lingkungan lokal.

Pengguna bisa mengoptimalkan Codex dengan membuat file AGENTS.md dalam repositori. File ini berisi petunjuk navigasi basis kode, perintah pengujian, dan standar praktik yang harus diikuti. Seperti programmer sungguhan, Codex akan bekerja lebih baik dengan lingkungan pengembangan yang tertata dan dokumentasi jelas.

Melansir TechCrunch, Josh Tobin dari tim riset OpenAI mengklaim Codex mampu secara mandiri menyelesaikan tugas yang biasanya memakan waktu berjam-jam jika dikerjakan secara manual. Codex diharapkan dapat membebaskan developer dari pekerjaan repetitif dan memungkinkan mereka fokus pada tugas yang lebih penting. 

3. Codex telah digunakan oleh OpenAI dan beberapa perusahaan lain

OpenAI sudah menggunakan Codex sebagai alat kerja sehari-hari. Mereka memanfaatkannya untuk refactoring, penulisan tes, scaffolding fitur baru, dan pembuatan dokumentasi. Karyawan OpenAI melaporkan Codex membantu mereka tetap fokus pada tugas utama tanpa terganggu pekerjaan sampingan.

Beberapa perusahaan juga telah diberi kesempatan untuk mencoba Codex. Cisco menggunakannya untuk mewujudkan ide-ide inovatif lebih cepat. Temporal memanfaatkannya untuk pengembangan fitur dan refactoring basis kode besar. Superhuman menggunakan Codex untuk tugas-tugas seperti perbaikan cakupan tes, sementara Kodiak mengandalkannya untuk alat debugging.

OpenAI juga meluncurkan pembaruan untuk Codex CLI, alat coding ringan yang berjalan di terminal. CLI ini kini menggunakan model "codex-mini-latest" yang lebih cepat dan responsif. Harganya 1,5 dolar AS (sekitar Rp24.600) per 1 juta token input dan 6 dolar AS (sekitar Rp98.600) per 1 juta token output, dengan diskon cache 75 persen.

Alexander Embiricos dari tim Desktop & Agents OpenAI melihat perubahan besar sedang terjadi dalam cara developer bekerja dengan AI. OpenAI membayangkan masa depan di mana developer bisa fokus pada hal yang mereka paling penting dan menyerahkan sisanya ke agen AI. Nah, apakah kamu tertarik mencoba Codex dari OpenAI ini untuk membantu pengerjaan proyekmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us