Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Social Engineering, Ancaman Nyata dari Manipulasi Digital

ilustrasi social engineering (freepik.com/freepik)
ilustrasi social engineering (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Kejahatan siber semakin canggih dengan memanfaatkan social engineering untuk meretas sistem dan mendapatkan informasi sensitif.
  • Social engineering menggunakan manipulasi psikologis, seperti ketakutan, urgensi, atau keingintahuan, untuk menipu korban.
  • Serangan social engineering dapat menyebabkan kerugian finansial, pencurian identitas, dan kerusakan reputasi bagi korban.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam era yang serba digital saat ini, kejahatan siber menjadi semakin beragam. Kejahatan siber tidak lagi hanya mengandalkan kemampuan teknis untuk meretas sistem, tetapi juga memanfaatkan manusia. Salah satu teknik yang sering digunakan oleh penjahat siber adalah social engineering.

Tidak seperti teknik peretasan tradisional yang mengeksploitasi kerentanan teknis, social engineering memanfaatkan manipulasi psikologis, mengeksploitasi kelalaian manusia dan kepercayaan untuk mendapatkan akses tidak sah ke informasi atau sistem sensitif. Di sini kita akan membahas apa itu social engineering, bagaimana cara kerjanya, serta langkah-langkah untuk melindungi diri dari tipu daya yang semakin canggih ini.

1. Apa itu social engineering

ilustrasi social engineering (pixabay.com/cliff1126)
ilustrasi social engineering (pixabay.com/cliff1126)

Social engineering merupakan teknik manipulasi yang digunakan oleh penjahat siber untuk menipu calon korban agar mengungkapkan informasi rahasia, melakukan tindakan yang membahayakan keamanan, atau memberikan akses ke sistem terbatas. Serangan ini mengandalkan interaksi manusia dan kerap melibatkan upaya meyakinkan korban bahwa si penjahat adalah entitas tepercaya atau figur otoritas. Contohnya, email phishing yang berpura-pura sebagai bank,  telepon yang mengaku sebagai lembaga pemerintah, atau give away palsu dengan syarat calon korban harus memberikan informasi pribadi.

Penjahat dunia maya menggunakan taktik social engineering untuk memperoleh informasi sensitif seperti kredensial login, nomor kartu kredit, detail rekening bank, NIK, dan sebagainya. Data yang dicuri ini dapat digunakan untuk mencuri identitas, penipuan keuangan, atau menyebarkan ransomware.

2. Cara kerja social engineering

ilustrasi social engineering (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi social engineering (pexels.com/Antoni Shkraba)

Serangan social engineering biasanya mengikuti proses terstruktur, meliputi:

  • Pengumpulan informasi: Penyerang mengumpulkan informasi latar belakang target dari sumber publik seperti media sosial, situs web perusahaan, atau artikel berita. Langkah ini membantu mereka memahami kebiasaan, minat, dan kerentanan korban.
  • Membangun kepercayaan: Penyerang mulai kontak dengan target sambil menyamar sebagai entitas tepercaya. Misalnya, mereka mungkin menyamar sebagai pihak bank, kepolisian, pemerintah, atau teman.
  • Eksploitasi: Setelah kepercayaan terbentuk, penyerang memanipulasi korban untuk melakukan tindakan, seperti mengeklik tautan berbahaya, memberikan informasi sensitif, atau mengunduh malware.
  • Keterpisahan: Setelah mencapai sasaran, penyerang menjauh dari korban untuk menghindari kecurigaan dan deteksi.

3. Manipulasi psikologis dalam rekayasa sosial

ilustrasi social engineering (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi social engineering (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Keberhasilan social enginnering bergantung pada eksploitasi emosi manusia, seperti ketakutan, urgensi, rasa ingin tahu, keserakahan, dan keinginan untuk membantu orang lain. Misalnya:

  • Ketakutan dan urgensi: Penyerang dapat menakuti-nakuti korban mengenai kondisi yang memerlukan tindakan segera. Korban biasanya akan menurutinya karena takut kehilangan uang atau akses.
  • Keingintahuan dan keserakahan: Penipu mungkin menawarkan hadiah yang menarik atau kesempatan eksklusif untuk memikat korban agar mengeklik tautan berbahaya atau memberikan informasi sensitif.
  • Kepercayaan dan kebersediaan membantu: Penjahat mungkin menyamar sebagai teman atau saudara yang membutuhkan bantuan untuk memancing rasa iba target.

4. Jenis social engineering

ilustrasi phishing (Pixabay.com/ Mohamed_hassan)
ilustrasi phishing (Pixabay.com/ Mohamed_hassan)

Social engineering mencakup berbagai metode serangan, seperti:

  • Phishing: Email atau pesan palsu yang dirancang untuk mengelabui korban agar membocorkan informasi sensitif.
  • Baiting: Menawarkan sesuatu yang menarik, seperti perangkat lunak gratis, yang berisi malware.
  • Pretexting: Membuat skenario yang dibuat-buat untuk mengekstrak informasi dari korban.
  • Tailgating: Mengikuti seseorang secara fisik ke area terlarang tanpa izin.

5. Konsekuensi social engineering

ilustrasi kerugian finansial akibat social engineering (freepik.com/upklyak)
ilustrasi kerugian finansial akibat social engineering (freepik.com/upklyak)

Dampak serangan social engineering bisa fatal, yang meliputi:

  • Kerugian finansial: Korban dapat kehilangan uang secara langsung melalui penipuan atau secara tidak langsung melalui kredensial yang dicuri yang digunakan untuk transaksi penipuan.
  • Pencurian identitas: Data pribadi dapat dieksploitasi untuk melakukan penipuan yang mengatasnamakan korban.
  • Kerusakan reputasi: Reputasi organisasi yang menjadi target social engineering bisa rusak jika data pelanggan dipertaruhkan.

6. Mencegah serangan social engineering

ilustrasi berhati-hati dalam mengakses email (freepik.com/freepik)
ilustrasi berhati-hati dalam mengakses email (freepik.com/freepik)

Mencegah serangan social engineering membutuhkan kesadaran dan tindakan proaktif, seperti berikut ini:

  • Pendidikan dan pelatihan: Pelatihan rutin untuk karyawan dan individu dapat membantu mengidentifikasi tanda-tanda serangan umum seperti email mencurigakan atau permintaan mendesak untuk informasi sensitif.
  • Protokol verifikasi: Selalu verifikasi identitas individu yang meminta akses atau informasi sebelum memenuhi permintaan mereka.
  • Praktik keamanan yang kuat: Gunakan kata sandi yang kuat, aktifkan autentikasi dua arah, perbarui perangkat lunak dan sistem secara berkala, dan enkripsi data sensitif.
  • Jangan asal percaya: Jika ragu tentang keaslian email, pesan, atau panggilan, hindari mengeklik tautan atau membagikan informasi.

Social engineering menjadi salah satu alat paling ampuh dalam kejahatan dunia maya karena mengeksploitasi psikologi manusia, bukan kerentanan teknis. Dengan memahami cara kerja serangan ini dan mengadopsi langkah-langkah pencegahan, kamu dapat secara signifikan mengurangi risiko menjadi korban skema manipulatif ini. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us