4 Fakta Menarik Setra Badung, Ada Makam Orang Jepang

Setra Badung adalah area pemakaman umum yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat. Setra atau kuburan ini dibuat oleh Raja Badung sebagai tempat pengabenan bagi keluarga raja serta rakyatnya.
Sekilas, setra ini tidak nampak seperti area pemakaman pada umumnya karena areanya yang sangat luas. Bahkan, tempat ini menjadi tujuan wisata walking tour di Kota Denpasar yang disajikan oleh Kultara. Dengan mengikuti walking tour, di dalam rangkaiannya mempunyai banyak informasi sejarah di dalamnya. Ini dia empat fakta menarik Setra Badung yang bisa kamu temukan saat berkunjung kemari.
1. Posisinya terbelah dan dipisahkan sebuah jalan

Dilansir dari culture.denpasarkota.go.id, Setra Badung mempunya luas sekitar 8 hektar. Posisi setra ini terbelah menjadi 2, dan dipisahkan oleh sebuah jalan membentang dari barat ke timur. Bahkan, jalan di Setra Badung ini pun terbagi menjadi 2. Bagian depan setra masuk ke dalam Jalan Imam Bonjol, dan jalan yang diapit kedua wilayah setra ini masuk ke dalam Jalan Batukaru.
Setra Badung terbagi menjadi 2 bagian yang hampir sama luasnya. Pertama, Setra Gede sebagai tempat kuburan atau melaksanakan prosesi ngaben bagi masyarakat Desa Adat Denpasar. Kedua, Setra Bugbugan sebagai tempat penguburan orang-orang yang tidak diketahui identitasnya, umat lain non Hindu, dan masyarakat tamu atau umat Hindu yang bukan dari Desa Adat Denpasar.
2. Ada makam putri dari Raja Pemecutan

Di dalam area Setra Badung, terdapat makam Gusti Ayu Made Rai atau yang disebut juga dengan Raden Ayu Siti Khotijah. Dia adalah seorang putri dari Raja Pemecutan yang menikah dengan Pangeran Cakraningrat IV dari Bangkalan, Madura yang merupakan seorang Muslim.
Dilansir dari denpasartourism.com, beberapa lama setelah menetap di Madura, Raden Ayu Siti Khotijah meminta izin kepada suaminya untuk pulang ke kampung halamannya. Sang putri kemudian melaksanakan sholat di merajan puri dan dikira sedang mendalami ilmu hitam oleh seorang patih. Hingga kemudian sang putri digiring ke area pemakaman untuk dibunuh.
Di tengah keputusasaannya untuk meyakinkan bahwa dia tidak sedang mendalami ilmu hitam, sang putri mengungkapkan akan menusuk dadanya dengan tusuk konde. Dia pun berpesan, jika badannya setelah meninggal mengeluarkan asap dan berbau busuk, maka dikubur di dalam tanah. Namun, jika badannya mengeluarkan bau harum, maka dibuatkan tempat suci yang disebut keramat.
Sang putri pun meninggal dengan mengeluarkan bau harum dari tubuhnya. Raden Ayu Siti Khotijah kemudian dimakamkan di sebuah tempat suci di dalam Setra Badung. Makam ini sangat dikeramatkan dan sering menjadi tujuan ziarah oleh kaum Muslim dari berbagai kota di Indonesia hingga mancanegara.
3. Ada makam seorang warga Jepang

Selain makam keramat tersebut, ada juga makam seorang warga Jepang di dalam Setra Bsdung. Warga Jepang tersebut bernama J. Miura atau Tuan Miura Djo yang wafat pada tanggal 7 September 1945.
Konon, pada masa kehidupannya, dia sangat kecewa dengan perilaku penjajahan Jepang dan lebih memihak kaum pribumi sehingga banyak menolong mereka. Tuan Miura Djo tidak berjuang dengan senjata, melainkan dengan cinta kasih. Sehingga, ajaran kasih sayangnya, melekat pada hati warga Kota Denpasar.
Makam Tuan Miura Djo sendiri sering dikunjungi oleh beberapa orang. Baik para keturunan keluarga yang telah ditolongnya zaman dahulu, maupun tamu-tamu Jepang yang mendengar kisahnya untuk memberikan penghormatan kepadanya.
4. Menjadi tempat istirahat yang teduh

Suasana di dalam Setra Badung sangatlah tenang dan sejuk. Banyak pepohonan yang tumbuh di dalamnya, dan membuat lingkungan di sekitar setra ini sangat teduh.
Kamu akan melihat beberapa warga yang duduk santai maupun beristirahat sejenak dari perjalanan mereka. Bahkan, ada banyak pedagang kaki lima di tepi setra yang menawarkan beragam makanan maupun minuman ringan. Kamu pun bisa mampir sebentar, sambil menikmati kesegaran udara di sekitar Setra Badung.
Setra Badung gak hanya area pemakaman umat Hindu di wilayah Kota Denpasar saja. Ada juga warga-warga lain yang telah dimakamkan di dalamnya, dan bahkan menjadi tempat ziarah yang dikeramatkan. Mengunjungi tujuan wisata yang gak biasa, yaitu Setra Badung, terlaksana karena kerja sama antara IDN Times bareng Kultara dalam walking tour yang telah berlangsung 23 November lalu. Gimana, tertarik untuk jalan-jalan ke Setra Badung?