Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Plus Minus Duduk di Dekat Jendela saat Naik Pesawat

ilustrasi duduk di dekat jendela saat naik pesawat (pexels.com/Asad Photo Maldives)

Duduk di dekat jendela pesawat sering jadi pilihan favorit banyak orang, terutama buat yang suka menikmati pemandangan dari ketinggian. Tapi di sisi lain, gak semua orang merasa nyaman duduk di sana, apalagi kalau perjalanan yang ditempuh cukup panjang. Ada berbagai faktor yang bisa bikin posisi ini terasa menyenangkan sekaligus menyebalkan, tergantung dari sudut pandang dan kebutuhan masing-masing penumpang.

Sebagai penumpang, memahami kelebihan dan kekurangan duduk di dekat jendela bisa membantu menentukan pilihan terbaik sebelum melakukan perjalanan. Berikut ini adalah lima plus minus yang perlu kamu pertimbangkan sebelum memilih duduk di dekat jendela saat naik pesawat.

1. Pemandangan indah, tapi bisa mengganggu

ilustrasi duduk di dekat jendela saat naik pesawat (pexels.com/Asad Photo Maldives)

Salah satu keuntungan utama duduk di dekat jendela adalah kesempatan menikmati pemandangan spektakuler dari atas langit. Saat pesawat lepas landas atau mendarat, kamu bisa melihat kota dari perspektif yang unik. Bahkan selama penerbangan, jika cuaca cerah, pemandangan awan dan daratan dari ketinggian bisa jadi hiburan tersendiri. Ini bisa jadi pengalaman tak terlupakan, terutama buat yang baru pertama kali naik pesawat atau suka fotografi udara.

Namun, pemandangan indah ini juga bisa jadi gangguan, terutama kalau kamu tipe orang yang gampang silau. Cahaya matahari yang masuk lewat jendela bisa sangat terang, terutama saat terbang di siang hari.

Kalau penerbangan berlangsung lama, kamu mungkin perlu menutup jendela sebagian besar waktu, yang bisa bikin kamu kehilangan sensasi menikmati pemandangan itu sendiri. Jadi, kalau kamu gak suka terlalu banyak cahaya langsung ke wajah, pertimbangkan lagi sebelum memilih kursi ini.

2. Privasi lebih, tapi sulit bergerak

ilustrasi duduk di dekat jendela saat naik pesawat (pexels.com/Hasan Gulec)

Duduk di dekat jendela memberikan privasi lebih dibanding kursi tengah atau lorong. Gak ada orang yang lewat-lewat di sebelah kamu, jadi lebih nyaman buat tidur atau bersantai tanpa terganggu penumpang lain yang bolak-balik. Ini juga bisa jadi keuntungan buat yang suka bersandar ke dinding pesawat saat tidur, karena lebih nyaman dibanding duduk di tengah atau lorong yang gak punya sandaran samping.

Tapi di sisi lain, duduk di dekat jendela berarti kamu harus melewati dua orang lain kalau ingin ke toilet atau sekadar meregangkan kaki. Ini bisa jadi tantangan, terutama kalau kamu duduk di penerbangan panjang dan harus keluar beberapa kali. Selain itu, kalau penumpang di sebelah kamu sedang tidur, kamu jadi merasa gak enak harus membangunkan mereka setiap kali ingin keluar.

3. Lebih nyaman untuk tidur, tapi bisa terasa dingin

ilustrasi duduk di dekat jendela saat naik pesawat (pexels.com/ABDOLREZA KHALEDI)

Kursi dekat jendela sering jadi pilihan buat yang ingin tidur lebih nyaman di pesawat. Dinding pesawat bisa jadi sandaran kepala yang lebih stabil dibanding kursi tengah atau lorong. Ditambah dengan privasi yang lebih, tidur di kursi jendela bisa terasa lebih tenang dan gak terganggu lalu lalang penumpang atau pramugari.

Sayangnya, bagian dekat jendela juga sering terasa lebih dingin dibanding bagian lain di pesawat. Dinding pesawat biasanya menjadi tempat udara luar yang lebih dingin berpengaruh, terutama saat terbang di ketinggian. Kalau kamu mudah kedinginan, pastikan untuk membawa jaket atau selimut supaya tetap nyaman sepanjang perjalanan.

4. Bisa mengontrol jendela, tapi jadi tanggung jawab sendiri

ilustrasi duduk di dekat jendela saat naik pesawat (pexels.com/Tim Gouw)

Salah satu keuntungan lain dari duduk di dekat jendela adalah kamu punya kendali penuh atas tirai jendela. Kamu bisa memilih untuk membuka atau menutupnya sesuai keinginan. Ini bisa jadi keuntungan kalau kamu ingin menikmati pemandangan kapan saja tanpa harus tergantung pada keputusan orang lain.

Tapi di sisi lain, ini juga berarti kamu bertanggung jawab untuk menyesuaikan jendela sesuai kebutuhan kabin. Kadang-kadang pramugari akan meminta kamu untuk menutup atau membuka jendela di momen tertentu, misalnya saat lepas landas atau mendarat. Kalau penumpang di sebelah kamu ingin jendela tetap tertutup karena silau atau ingin tidur, bisa jadi kamu harus kompromi dengan mereka.

5. Sensasi yang lebih seru, tapi bisa bikin tegang

ilustrasi duduk di dekat jendela saat naik pesawat (pexels.com/cottonbro studio)

Bagi sebagian orang, duduk di dekat jendela memberikan pengalaman penerbangan yang lebih seru. Kamu bisa melihat sayap pesawat bergerak, menyaksikan cuaca berubah, atau sekadar merasa lebih terhubung dengan perjalanan yang sedang kamu lakukan. Ini bisa memberikan perasaan lebih menyenangkan dan membuat penerbangan terasa lebih cepat berlalu.

Tapi kalau kamu tipe orang yang gampang cemas, duduk di dekat jendela bisa jadi pemicu ketakutan. Melihat pesawat berada di ketinggian ribuan meter di atas tanah bisa bikin jantung berdebar, terutama kalau kamu gak terbiasa dengan sensasi terbang. Ditambah lagi, kalau pesawat mengalami turbulensi, melihat perubahan gerakan awan atau sayap pesawat bisa memperburuk rasa cemas.

Duduk di dekat jendela saat naik pesawat punya banyak kelebihan dan kekurangan yang perlu kamu pertimbangkan.  Jadi, sebelum memilih kursi di pesawat, pikirkan dulu apa yang paling penting buat kenyamanan kamu selama perjalanan. Kalau kamu lebih suka menikmati pemandangan dan gak masalah dengan akses keluar yang terbatas, kursi jendela bisa jadi pilihan terbaik. Tapi kalau kamu lebih mementingkan mobilitas dan gak terlalu peduli soal pemandangan, mungkin kursi di lorong bisa lebih sesuai buat kamu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us