Mengapa Air Mineral dalam Kemasan Dilarang Masuk ke Pesawat?

Pernahkah kamu merasa bingung saat petugas bandara meminta untuk membuang botol air mineral sebelum melewati pemeriksaan keamanan? Mungkin terlintas di benakmu, "Mengapa air minum yang sangat tidak berbahaya ini dilarang dibawa ke dalam pesawat?" Ternyata, ada alasan keamanan yang mendasari aturan ini, lho.
Larangan membawa cairan, termasuk air mineral, dalam jumlah tertentu ke dalam kabin pesawat bukan tanpa sebab. Aturan ini diterapkan demi keselamatan penumpang dan kru selama penerbangan. Berikut lima alasan utama mengapa air mineral dalam kemasan dilarang masuk ke pesawat.
1. Sulit membedakan air biasa dan cairan berbahaya

Secara kasat mata, beberapa bahan peledak cair bisa terlihat persis seperti air mineral. Salah satu contohnya nitrogliserin, zat berbahaya yang bening dan tidak berbau. Hal ini membuat petugas sulit membedakan mana yang aman dan mana yang berbahaya hanya dengan melihatnya.
Karena itulah, semua cairan termasuk air mineral dalam botol kemasan harus disaring secara ketat. Pemeriksaan cairan secara detail memerlukan alat khusus dan waktu yang tidak sedikit. Untuk efisiensi dan keamanan, maka cairan dalam jumlah besar lebih baik dilarang masuk ke kabin pesawat.
2. Berkaitan dengan sejarah upaya terorisme

Larangan membawa air mineral berkaitan erat dengan insiden teror pada 2006. Saat itu, ada upaya penyelundupan bahan peledak cair yang dikamuflase dalam botol minuman ke dalam pesawat. Rencana tersebut berhasil digagalkan. Namun, sejak saat itu, standar keamanan cairan langsung diperketat.
Terorisme menggunakan metode yang terus berkembang, termasuk menyamarkan bahan berbahaya sebagai barang sehari-hari. Karena air mineral adalah barang umum yang selalu dibawa penumpang, hal itu pun bisa jadi celah. Jadi, larangan ini menjadi langkah antisipatif, agar peristiwa serupa tidak terulang.
3. Sesuai dengan standar keamanan penerbangan internasional

Aturan tentang cairan di dalam kabin pesawat adalah bagian dari regulasi global yang disepakati banyak negara. Organisasi penerbangan, seperti ICAO dan TSA, menetapkan batas cairan maksimal 100 ml dalam wadah transparan. Tujuannya agar semua negara punya sistem keamanan yang seragam dan konsisten.
Dengan adanya standar internasional ini, petugas keamanan lebih mudah mengidentifikasi potensi ancaman. Jika tiap negara punya aturan berbeda, maka celah keamanan bisa terbuka lebar. Pelarangan air mineral dalam botol besar adalah bagian dari usaha kolektif menjaga keselamatan penerbangan.
4. Mempercepat proses pemeriksaan di bandara

Mengecek setiap botol minuman penumpang satu per satu tentu akan memperlambat antrian. Apalagi jika harus menggunakan alat khusus untuk mengidentifikasi kandungan cairan di dalam botol. Larangan ini membantu petugas fokus pada barang-barang yang lebih mencurigakan atau tidak umum.
Dengan membatasi jumlah dan jenis cairan, proses pemeriksaan menjadi lebih cepat dan efisien. Penumpang pun tidak harus antre terlalu lama saat melewati pos keamanan. Hasilnya, sistem bandara bisa berjalan lebih lancar dan tidak terjadi penumpukan yang mengganggu kenyamanan.
5. Air minum tetap tersedia setelah pemeriksaan

Buat kamu yang khawatir kehausan, tenang saja karena bandara sudah menyiapkan solusinya. Banyak bandara kini menyediakan stasiun air minum gratis setelah area pemeriksaan. Kamu bisa membawa botol kosong dan mengisinya ulang setelah lolos dari pos keamanan.
Selama di dalam pesawat, kru kabin biasanya akan menawarkan air minum secara gratis. Jadi, kebutuhanmu untuk tetap terhidrasi tetap bisa terpenuhi tanpa harus membawa air dari luar. Ini membuktikan aturan ketat ini tetap mempertimbangkan kenyamanan penumpang.
Meskipun aturan ini mungkin mungkin kadang terasa merepotkan, penting untuk diingat semua ini dilakukan demi keselamatan bersama. Solusinya, kamu bisa membawa botol kosong yang dapat diisi ulang setelah melewati pemeriksaan keamanan, atau membeli air mineral dalam kemasan di dalam bandara sembari menunggu waktu boarding.
Dengan begitu, kamu tetap bisa menjaga hidrasi tanpa melanggar peraturan yang ada.