Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Info Wisata Gunung Tambora: Transportasi hingga Pendakian

instagram.com/ukiwardoyo

Jika kamu suka berwisata ke gunung, gunung Tambora layak menjadi tujuan wisata kamu selanjutnya nih. Gunung ini memiliki pemandangan kaldera yang sungguh menawan.

Selain itu, kekayaan alam yang ada di kaki Ggnung Tambora juga bakal memanjakan kamu. Sebelum pergi ke Tambora, simak dulu yuk informasi wisatanya yang ada di bawah ini. Mulai dari info gunung, transportasi, hingga pendakian.

1. Informasi gunung

Pixabay/Kanenori

  • Lokasi : Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa NTB
  • Jalur pendakian : Doropeti, Pancasila
  • Tititk tertinggi : 2.850 mdpl

Sebelum letusan dahsyat pada tahun 1815, gunung Tambora sebenarnya memiliki ketinggian sekitar 4.300 mdpl dan berbentuk kerucut. Namun setelah meletus, ketinggiannya terpotong menjadi 2.850 dan bentuknya berubah drastis menjadi seperti wajan.

2. Transportasi ke basecamp Pancasila

Unsplash/Andrew Palmer

Pendakian yang dibahas di artikel ini adalah pendakian Tambora melalui jalur Pancasila, karena merupakan yang paling populer dan mudah aksesnya dibanding jalur yang lain.

Transportasi ke Desa Pancasila ini kendaraan yang beroperasi hanya sedikit, jadi banyak pendaki yang lebih memilih untuk menyewa mobil dari bandara untuk mengantar langsung ke Desa Pancasila.

Namun jika ingin naik kendaraan umum, dari Bandara Bima kamu bisa naik bus ke Calabai, Kabupaten Dompu. Lalu naik ojek atau menyewa mobil ke Desa atau basecamp Pancasila.

3. Info basecamp dan tips sebelum mendaki

instagram.com/jalurpancasila_tambora

Jika kamu kemalaman ketika sampai di Desa Pancasila, kamu bisa menginap di rumah warga yang dijadikan homestay maupun di penginapan khusus wisatawan. Sebelum mendaki, kamu akan diminta biaya masuk pendakian sebesar Rp5 ribu per malam.

Tips sebelum mendaki:

  1. Mendaki bersama pendaki berpengalaman;
  2. Mendaki dengan peralatan lengkap;
  3. Memakai celana panjang;
  4. Membawa spray anti serangga (untuk membasmi pacet);
  5. Mulai pendakian di pagi hari;

4. Pendakian

instagram.com/putraladewa

  • Basecamp - Pos 1 (15 menit): Naik ojek melewati kebun dan pintu hutan dengan tarif Rp50 ribu. Jika berjalan kaki, akan memakan waktu 2-3 jam.
  • Pos 1 - Pos 2 - Pos 3 (10 jam): Jalur pendakian menanjak dan berupa hutan dengan banyak rintangan seperti ranting, nyamuk, dan pacet (mirip lintah).

Disarankan untuk bermalam di Pos 3 karena areanya luas dan ada selter, juga jarak dengan puncak semakin dekat. Di berbagai tempat sebelum Pos 3 juga ada banyak selter untuk beristirahat.

instagram.com/febrian_astrajingga

  • Pos 3 - Pos 4 - Pos 5 (45 menit): Setelah bermalam di Pos 3, pendakian dilanjutkan menuju puncak di pagi hari agar tidak kesiangan. Kesulitan jalur masih sama seperti sebelumnya, bahkan kini ditambah dengan adanya jelatang (daun yang bikin kulit gatal).
  • Pos 5 - Puncak (4 jam): Jika musim hujan, di Pos 5 terdapat sumber air. Jalur pendakian ke puncak masih menanjak dengan rimbunan pohon yang semakin berkurang.

5. Ada apa saja di Gunung Tambora?

instagram.com/jalurpancasila_tambora

Karena tanaman kopi tumbuh subur di kaki Gunung Tambora, kamu bisa menikmati kopi dan barista asli Tambora di Desa Pancasila. Kopi ini nikmat diminum sebelum maupun sesudah naik gunung.

youtube.com/theslackerhiker

Jika cuaca cerah, akan terlihat indahnya lautan dan pulau yang mengelilingi Gunung Tambora. Pemandangan ini bisa kamu lihat dari puncak.

instagram.com/arif_rahman1910

Di area puncak juga kamu bisa ketemu sama bunga edelweiss.

instagram.com/ukiwardoyo

Lalu yang paling utama tentunya ada pemandangan kaldera Tambora yang luar biasa.

Nah, itulah dia informasi wisata pendakian Gunung Tambora. Kapan rencana kamu berkunjung ke sana?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us