Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Ogah Belajar Menyetir, Gak Masalah Asal Bisa Mandiri

ilustrasi belajar menyetir (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi belajar menyetir (pexels.com/Ron Lach)

Bisa menyetir terkadang menjadi syarat untuk mencari pekerjaan. Namun, di luar keperluan mencari pekerjaan pun, orang yang tak bisa menyetir kadang dipandang sebelah mata termasuk oleh pasangan. Padahal, gak bisa menyetir bukanlah bukti rendahnya kemandirian seseorang. Ada sejumlah alasan mengapa seseorang enggan belajar menyetir. Coba pahami, yuk!

1. Punya trauma terkait berkendara

ilustrasi pasangan di mobil (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi pasangan di mobil (pexels.com/cottonbro)

Biasanya ini tentang kecelakaan yang pernah menimpanya, keluarganya, atau siapa pun di jalan raya dan ia kebetulan menyaksikannya. Meski kecelakaan tersebut tak sampai memakan korban jiwa, tetap saja ia bisa menjadi trauma.

Apalagi jika dirinya sendiri sampai mengalami kecacatan seumur hidup atau anggota keluarganya ada yang meninggal dunia. Jangankan menyetir, naik kendaraan saja dapat membuatnya merasa panik. Minimal tidak nyaman.

2. Belum punya mobilnya

ilustrasi belajar menyetir (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi belajar menyetir (pexels.com/Gustavo Fring)

Orang yang enggan belajar menyetir karena belum memiliki mobilnya berpikir praktis saja. Buat apa latihan sekarang kalau hasilnya tak bisa sering dipraktikkan? Pasti ujung-ujungnya cuma lupa atau kurang ahli dalam berkendara.

Daripada membuang-buang uang, waktu, dan tenaga buat latihan mengendarai mobil; lebih baik mengerjakan hal-hal lain yang lebih penting untuk saat ini. Kelak kalau dia sudah ada rencana membeli mobil, barulah dia belajar menyetir.

3. Takut dengan kondisi jalan yang makin ramai

ilustrasi pasangan di mobil (pexels.com/mentatdgt)
ilustrasi pasangan di mobil (pexels.com/mentatdgt)

Sebenarnya, dia tidak punya trauma khusus seperti dalam poin pertama. Hanya saja, menyaksikan padatnya kendaraan di jalan raya dan banyaknya pengendara yang ugal-ugalan membuatnya gentar juga.

Saat ini, orang yang telah amat berhati-hati dalam berkendara pun belum tentu selamat kalau orang lain mengemudi dengan sesuka hati. Daripada mengemudi dengan rasa takut, dia memilih menjadi penumpang saja.

4. Layanan transportasi umum makin baik

ilustrasi naik kendaraan umum (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi naik kendaraan umum (pexels.com/cottonbro)

Di zaman sekarang, hendak bepergian tinggal memilih ingin naik apa. Tak punya kendaraan pribadi pun bukan masalah. Selain angkutan massal, taksi dan ojek online sangat mudah diakses dan biayanya terjangkau.

Terlebih setelah seseorang lelah bekerja seharian. Rasanya lebih nyaman naik kendaraan umum daripada menginjak pedal gas dan rem di tengah kemacetan yang panjang. Bahkan kalau bisa memiliki sopir pribadi, mengapa tidak?

5. Mobilitasnya terbilang rendah

ilustrasi bekerja dari rumah (pexels.com/Taryn Elliott)
ilustrasi bekerja dari rumah (pexels.com/Taryn Elliott)

Saat ini, bekerja dari rumah telah menjadi pilihan banyak orang. Ini tentu sangat mengurangi kebutuhan mereka untuk bepergian. Dengan mobilitas yang rendah, rasanya malah sayang bila hendak membeli mobil.

Mobil itu pasti hanya akan lebih sering berada di garasi. Padahal, tetap dibutuhkan biaya perawatan rutin dan malah bisa gampang rusak saking jarangnya digunakan. Lebih baik uangnya ditabung untuk membeli rumah atau berinvestasi.

Tidak bisa menyetir bukanlah akhir dunia, kok. Sejauh seseorang masih dapat mempertahankan kemandiriannya dan gak lantas merepotkan semua orang di sekitarnya, itu sama sekali bukan masalah. 

Jadi, bila pun pasanganmu gak bisa menyetir dan tidak berani untuk belajar, kamu tak perlu langsung ilfil, ya! Mungkin memang tidak semua orang cocok berada di balik kemudi. Masalah kecil begini tak perlu dibesar-besarkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us