Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Siap Produksi Baterai EV Tembus 1.000 km!

Ilustrasi baterai mobil listrik (byd.com)
Ilustrasi baterai mobil listrik (byd.com)
Intinya sih...
  • Baterai 60 Ah+ adalah baterai dengan kapasitas besar yang mampu melipatgandakan jarak tempuh mobil listrik, membuka peluang baru bagi pasar EV.
  • Teknologi all-solid-state menggunakan elektrolit padat untuk stabilitas termal dan keamanan lebih baik, serta peningkatan efisiensi produksi.
  • Tantangan menuju produksi massal meliputi pasokan material elektrolit padat, uji integrasi ke kendaraan, biaya produksi awal, dan kompetisi antarindustri baterai.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Industri kendaraan listrik global kembali bergemuruh setelah China mengumumkan selesainya lini produksi baterai all-solid-state kelas 60 Ah+, teknologi yang digadang-gadang mampu melipatgandakan jarak tempuh mobil listrik. Terobosan ini membuka peluang baru bagi pasar EV, terutama bagi konsumen yang selama ini ragu karena keterbatasan jarak dan durasi pengisian daya.

Baterai dengan kapasitas besar ini tengah diuji dalam tahap produksi skala kecil dan diproyeksikan siap masuk produksi massal dalam beberapa tahun ke depan. Jika berhasil diintegrasikan ke mobil listrik komersial, teknologi ini diperkirakan mampu membawa kendaraan melaju hingga lebih dari 1.000 km dalam sekali pengisian daya—dua kali lipat dari rata-rata jarak tempuh mobil listrik saat ini.

1. Apa yang dimaksud baterai 60 Ah+?

ilustrasi baterai mobil listrik (unsplash.com/Markus Spiske)
ilustrasi baterai mobil listrik (unsplash.com/Markus Spiske)

Istilah “60 Ah+” mengacu pada kapasitas satu sel baterai dalam satuan ampere-jam (Ah), yang menggambarkan seberapa lama sel dapat memasok arus listrik sebelum habis. Secara sederhana, semakin besar angka Ah, semakin besar pula energi yang tersimpan dalam sel baterai tersebut. Saat beberapa sel berkapasitas tinggi dirangkai menjadi satu paket baterai, jumlah energi total meningkat, sehingga jarak tempuh kendaraan pun ikut bertambah.

Saat ini, banyak mobil listrik hanya mampu menempuh sekitar 400–500 km dalam sekali pengisian. Namun, dengan sel 60 Ah+, potensi jarak tempuhnya bisa menembus 1.000 km karena energi yang tersimpan jauh lebih besar. Angka ini akan menjadi lompatan besar bagi perkembangan mobil listrik, terutama di negara-negara dengan infrastruktur pengisian daya yang masih terbatas.

2. Keunggulan teknologi all-solid-state

ilustrasi kualitas baterai mobil listrik (unsplash.com/Priscilla Du Preez 🇨🇦)
ilustrasi kualitas baterai mobil listrik (unsplash.com/Priscilla Du Preez 🇨🇦)

Tidak seperti baterai lithium-ion konvensional yang menggunakan elektrolit cair, baterai all-solid-state memakai elektrolit padat. Material padat ini menawarkan stabilitas termal dan keamanan lebih baik karena tidak mudah terbakar, bahkan dapat menahan suhu ekstrem hingga 300–400 °C. Artinya, risiko korsleting, kebocoran, atau ledakan dapat ditekan secara signifikan.

Selain itu, kepadatan energi baterai solid-state jauh lebih tinggi, sehingga ukuran paket baterai dapat lebih ringkas tanpa mengorbankan kapasitas. Teknologi ini juga memungkinkan peningkatan efisiensi produksi, terutama melalui metode manufaktur anoda kering yang menyederhanakan proses pencampuran, pelapisan, dan penggilingan dalam satu tahapan.

3. Tantangan menuju produksi massal

Ilustrasi pabrik mobil (freepik.com/usertrmk)
Ilustrasi pabrik mobil (freepik.com/usertrmk)

Meski potensinya besar, perjalanan menuju komersialisasi masih panjang. Produsen harus memastikan pasokan material elektrolit padat tetap stabil dan terjangkau, sekaligus membuktikan ketahanan baterai ini dalam penggunaan jangka panjang di dunia nyata. Uji integrasi ke kendaraan direncanakan dilakukan lebih dulu sebelum produksi massal bertahap dimulai antara 2027 hingga 2030.

Selain itu, biaya produksi awal kemungkinan masih tinggi dibandingkan baterai lithium-ion biasa. Skalabilitas pabrik, perkembangan teknologi manufaktur, serta kompetisi antarindustri baterai akan sangat menentukan apakah solid-state benar-benar bisa menjadi standar baru kendaraan listrik di masa depan.

Namun apa pun tantangannya, langkah ini menandai fase penting dalam evolusi otomotif global—di mana mobil listrik semakin mendekati efisiensi, keamanan, dan jarak tempuh ideal yang diimpikan banyak orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

China Siap Produksi Baterai EV Tembus 1.000 km!

26 Nov 2025, 08:08 WIBAutomotive