Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ciri-Ciri Ban Mobil Sudah Gak Layak Dipakai, Bisa Pecah di Jalan!

Ilustrasi ban mobil (Pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi ban mobil (Pexels/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Ban mobil memiliki masa kedaluwarsa dan perlu diperhatikan sebelum arus balik mudik
  • Indikator usia, jarak tempuh, dan tapak ban menentukan kapan ban harus diganti
  • Kerusakan fisik seperti benjolan, retakan, atau robekan menjadi tanda ban sudah tidak aman digunakan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setelah menjalani perjalanan mudik yang panjang dan melelahkan, banyak pemilik kendaraan langsung bersiap untuk arus balik. Namun, salah satu hal penting yang sering luput dari perhatian adalah kondisi ban mobil. Padahal, ban memegang peranan krusial dalam menjaga kestabilan, kenyamanan, dan keselamatan selama berkendara jarak jauh.

Kondisi jalan yang padat, panas, dan penuh tantangan saat mudik bisa mempercepat keausan ban. Jika ban mobil sudah tidak layak digunakan, risiko pecah ban, tergelincir, hingga kecelakaan bisa meningkat drastis.

So, penting bagi pengendara untuk mengenali ciri-ciri ban yang harus segera diganti sebelum kembali menempuh perjalanan jauh saat arus balik.

1. Ban sudah menempuh jarak lebih dari 40 ribu km

Ilustrasi ban mobil (pexels/Mike Bird)
Ilustrasi ban mobil (pexels/Mike Bird)

Salah satu indikator paling umum bahwa ban mobil sudah tidak layak digunakan adalah usia dan jarak tempuhnya. Ban mobil yang telah menempuh lebih dari 40.000 KM umumnya sudah mengalami penurunan performa signifikan, terutama dari sisi daya cengkeram dan daya tahan terhadap suhu panas di jalanan. Ini penting untuk diperhatikan terutama saat arus balik mudik, di mana kondisi jalan yang panjang dan padat bisa memicu keausan lebih cepat.

Selain jarak tempuh, umur ban juga harus diperhitungkan. Ban yang sudah berumur lebih dari 5 tahun, meskipun jarang dipakai, bisa mengalami keretakan mikroskopik pada kompon karetnya akibat oksidasi. Ini bisa menyebabkan ban mudah pecah atau bocor tiba-tiba saat melaju dalam kecepatan tinggi. Maka dari itu, selalu periksa kode produksi pada dinding ban, yang menunjukkan minggu dan tahun pembuatan ban.

2. Tapak ban tipis sudah tipis

Ilustrasi ban mobil (Pexels/cottonbro studio)
Ilustrasi ban mobil (Pexels/cottonbro studio)

Tapak ban atau tread adalah elemen penting yang menentukan seberapa baik ban mencengkeram permukaan jalan. Setelah digunakan dalam jarak tempuh 30.000–40.000 KM, umumnya tapak ban mulai menipis, terutama jika sering digunakan dalam kondisi berat atau sering melewati jalanan bergelombang dan panas.

Tanda-tanda tapak ban sudah tidak layak adalah ketika indikator TWI (Tread Wear Indicator) sudah sejajar dengan permukaan ban. Ini artinya kedalaman alur ban sudah mencapai batas minimal. Ban yang gundul sangat berisiko tergelincir saat hujan atau melewati jalan licin karena tidak mampu membuang air dengan optimal. Dalam kondisi arus balik, risiko kecelakaan meningkat akibat pengereman yang tidak maksimal atau aquaplaning.

Ban juga bisa aus secara tidak merata—misalnya hanya bagian tengah atau sisi luar dalam saja yang habis—yang biasanya disebabkan oleh tekanan angin tidak sesuai atau masalah pada kaki-kaki mobil. Jika ini terjadi, meski tapaknya belum sepenuhnya habis, ban tetap dianggap tidak aman.

3. Tanda kerusakan fisik dan biaya penggantian ban

Ilustrasi ban mobil (pexels/Javier Balseiro)
Ilustrasi ban mobil (pexels/Javier Balseiro)

Kerusakan fisik seperti benjolan pada dinding ban, retakan, atau robekan adalah ciri nyata bahwa ban sudah harus diganti. Benjolan biasanya disebabkan oleh kawat baja di dalam struktur ban yang putus akibat benturan keras, misalnya saat menghantam lubang. Retakan halus pada dinding ban bisa menjadi titik lemah yang sewaktu-waktu menyebabkan ban meledak—sangat berbahaya di jalan tol atau saat menyalip kendaraan lain.

Ban yang sudah mengalami kerusakan semacam ini tidak boleh digunakan lagi, terutama untuk perjalanan jauh seperti arus balik mudik. Penggantian ban sebaiknya dilakukan satu set (empat buah) agar traksi dan stabilitas kendaraan tetap terjaga. Harga penggantian ban mobil berkisar antara Rp3 juta hingga Rp5 juta per set, tergantung merek dan ukuran ban.

Meskipun mengganti ban membutuhkan biaya, namun dibandingkan dengan risiko keselamatan jiwa, investasi ini sangat layak dilakukan. Sebelum melakukan perjalanan jauh, pastikan untuk mengecek semua ban, termasuk ban cadangan. Jika perlu, lakukan spooring dan balancing agar perjalanan mudik Anda aman, nyaman, dan bebas dari kendala di jalan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us