Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Serangan Siber Guncang JRL, Produksi dan Penjualan Terdampak

Ilustrasi Land Rover electric (landrover.com)
Ilustrasi Land Rover electric (landrover.com)
Intinya sih...
  • Pelaku diduga dilakukan kelompok peretas besar
    • Sumber internal menyebutkan bahwa serangan siber ini kemungkinan dilakukan oleh kelompok peretas ternama.
    • Nama yang paling banyak disebut adalah Scattered Spider, LAPSUS$, dan Shiny Hunters.
    • JLR belum mengumumkan secara resmi kelompok mana yang berada di balik serangan ini.
    • Berdampak besar pada pabrik dan karyawan
      • Pabrik terbesar JLR di Solihull, Inggris, mengalami dampak langsung dari serangan ini.
      • Akibatnya, sekitar 33.000 karyawan pabrik harus dirumahkan setidaknya sampai Selasa
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Serangan siber kembali mengguncang industri otomotif dunia. Kali ini, giliran Jaguar Land Rover (JLR), perusahaan otomotif asal Inggris, yang harus menanggung dampaknya. Sistem ritel dan produksi mereka mengalami gangguan serius setelah jaringan internalnya diretas.

Menurut laporan dari Cybernews, JLR kini tengah berupaya memulihkan aplikasi global mereka secara bertahap. Perusahaan menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada data pelanggan yang berhasil dicuri. Namun, serangan ini cukup parah hingga menyebabkan kelumpuhan proses operasional, mulai dari pendaftaran mobil baru, pendataan pemasok, hingga aktivitas di pabrik utama. Situasi ini membuat puluhan ribu karyawan terpaksa dirumahkan sementara.

1. Pelaku diduga dilakukan kelompok peretas besar

Ilustrasi Hacker Peretas (pixels.com/Tima Miroshnichenko)
Ilustrasi Hacker Peretas (pixels.com/Tima Miroshnichenko)

Sumber internal menyebutkan bahwa serangan siber ini kemungkinan dilakukan oleh kelompok peretas ternama. Nama yang paling banyak disebut adalah Scattered Spider, kelompok ransomware yang sempat meretas jaringan ritel Marks & Spencer pada April lalu. Selain itu, ada pula kelompok LAPSUS$ yang dikenal sering melancarkan serangan besar ke lebih dari 700 organisasi di seluruh dunia.

Kelompok lain yang tak kalah berbahaya adalah Shiny Hunters, yang belakangan lebih dikenal dengan sebutan UNC6240. Pada Juni lalu, mereka mengaku bertanggung jawab atas serangan yang memengaruhi perusahaan keamanan siber global seperti Palo Alto Networks, Cloudflare, hingga Zscaler. Meski begitu, JLR belum mengumumkan secara resmi kelompok mana yang berada di balik serangan ini.

2. Berdampak besar pada pabrik dan karyawan

Ilustrasi pabrik mobil. (unsplash.com/carlos aranda)
Ilustrasi pabrik mobil. (unsplash.com/carlos aranda)

Salah satu pabrik terbesar JLR yang berlokasi di Solihull, Inggris, mengalami dampak langsung dari serangan ini. Sistem internal yang digunakan untuk pendataan suku cadang dan pendaftaran kendaraan baru lumpuh total. Akibatnya, sekitar 33.000 karyawan pabrik harus dirumahkan setidaknya sampai Selasa, 9 September waktu setempat.

Dengan status sebagai salah satu operator otomotif terbesar di Inggris, JLR menghadapi tantangan berat. Selain risiko finansial yang signifikan, gangguan ini juga dapat merusak rantai pasok yang sudah kompleks. Jika pemulihan tidak segera dilakukan, potensi kerugian jangka panjang bisa semakin besar, baik dari sisi produksi maupun kepercayaan pelanggan.

3. Industri otomotif rentan serangan digital

ilustrasi seorang hacker (https://unsplash.com/@kommumikation)
ilustrasi seorang hacker (https://unsplash.com/@kommumikation)

Pakar keamanan siber menilai insiden ini sebagai peringatan keras bagi seluruh industri otomotif. Ryan Sherstobitof, Chief Threat Intelligence Officer SecurityScorecard, menegaskan bahwa serangan terhadap JLR menunjukkan kerentanan sistem manufaktur modern. Sistem digital yang sangat terintegrasi memang memudahkan operasional, tetapi di sisi lain juga membuka celah besar bagi peretas untuk melumpuhkan seluruh aktivitas perusahaan.

Serangan ini menjadi bukti nyata bahwa sektor otomotif tidak lagi kebal dari ancaman digital. Justru, semakin canggih dan terhubungnya teknologi dalam rantai pasok membuat mereka menjadi target empuk bagi kelompok peretas internasional. Oleh karena itu, urgensi untuk memperkuat sistem keamanan digital menjadi semakin mendesak bagi para pelaku industri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

China Berencana Larang Mobil dengan Gagang Pintu Tersembunyi

09 Sep 2025, 16:14 WIBAutomotive