Supercar vs Hypercar: Di Mana Batasnya?

- Supercar: simbol performa, kemewahan, dan status
- Hypercar: performa ekstrem dan teknologi canggih
- Perbedaan filosofis: supercar untuk digunakan di jalan raya, hypercar sebagai laboratorium berjalan
Ada dua istilah dalam dunia otomotif yang sering membuat bingung, yakni supercar dan hypercar. Kedua istilah ini sering dipakai bergantian, terutama ketika membicarakan mobil-mobil mewah berperforma tinggi. Namun, apakah sebenarnya ada batas antara supercar dan hypercar?
Supercar sudah lama dikenal sebagai simbol performa, kemewahan, dan status. Ferrari, Lamborghini, hingga Porsche punya deretan model yang bisa disebut supercar. Namun dalam dua dekade terakhir, muncul istilah baru yaitu hypercar, yang disebut-sebut sebagai level di atas supercar.
Lantas, apa saja perbedaan antara supercar dan hypercar?
1. Supercar: standar performa tinggi sejak lama

Supercar merujuk pada mobil dengan performa tinggi, desain eksotis, dan teknologi yang jauh melampaui mobil biasa. Contohnya adalah Ferrari 488 GTB, Lamborghini Huracán, atau McLaren 720S. Supercar biasanya memiliki tenaga mulai dari 500–800 hp, kecepatan puncak lebih dari 300 km/jam, dan akselerasi 0–100 km/jam di bawah 4 detik.
Selain performa, supercar juga punya aura lifestyle. Banyak orang membeli supercar bukan hanya untuk kencang di jalan, tetapi juga untuk gaya hidup dan prestise. Itulah mengapa desain, material interior, dan eksklusivitas merek juga menjadi faktor utama yang membuat sebuah mobil disebut supercar.
2. Hypercar: batas ekstrem performa dan inovasi

Hypercar adalah istilah yang dipakai untuk mobil dengan performa paling ekstrem dan teknologi paling canggih. Jika supercar adalah mobil sport papan atas, maka hypercar bisa dibilang “raja di atas raja”. Contoh klasik hypercar adalah Bugatti Veyron, Bugatti Chiron, McLaren P1, Porsche 918 Spyder, hingga Ferrari LaFerrari.
Hypercar biasanya punya tenaga di atas 1.000 hp, menggunakan teknologi mutakhir seperti hybrid system, aerodinamika aktif, dan material super ringan berbasis serat karbon. Selain itu, hypercar diproduksi sangat terbatas, hanya beberapa ratus unit di seluruh dunia, sehingga nilainya jauh lebih tinggi. Harga hypercar bisa berkali-kali lipat lebih mahal dari supercar, dengan banderol mulai dari belasan hingga puluhan juta dolar.
3. Perbedaan filosofis antara keduanya

Perbedaan supercar dan hypercar tidak hanya soal angka tenaga atau kecepatan, tetapi juga filosofi pengembangannya. Supercar dibuat untuk menjadi mobil sport yang masih bisa digunakan di jalan raya dengan rasa eksklusif, meskipun tetap tidak praktis untuk harian. Sementara hypercar adalah laboratorium berjalan—mobil yang menunjukkan kemampuan teknologi tertinggi sebuah pabrikan, biasanya sebagai “showcase” inovasi yang kelak bisa menurun ke mobil biasa.
Selain itu, hypercar lebih sering diposisikan sebagai karya koleksi, sedangkan supercar lebih “terjangkau” dan bisa ditemui di garasi para kolektor kaya di seluruh dunia. Perbandingan ini membuat batas antara keduanya lebih ke konsensus komunitas otomotif daripada definisi resmi.
Pada akhirnya, supercar dan hypercar sama-sama mewakili puncak impian dunia otomotif. Supercar adalah standar tinggi performa dan gaya hidup, sementara hypercar adalah bentuk ekstrem yang mendorong batas teknologi. Jadi, meskipun tidak ada definisi resmi, mudahnya bisa dikatakan: semua hypercar adalah supercar, tapi tidak semua supercar bisa disebut hypercar.