10 Negara Penyumbang Utang Terbesar di Dunia, AS dan China Memimpin

- Amerika Serikat ($58,8 triliun): Utang pemerintah AS mencapai $31,8 triliun, memengaruhi stabilitas ekonomi global.
- China ($26,1 triliun): Utang didorong oleh pinjaman pemerintah untuk pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi yang pesat.
- Jepang ($11,1 triliun): Rasio utang terhadap PDB tertinggi di dunia, digunakan untuk mendukung perekonomian yang stagnan.
Kalau bicara soal utang, ternyata bukan cuma individu saja yang punya kewajiban finansial. Negara pun sama, bahkan skalanya jauh lebih besar. Data terbaru menunjukkan kalau total utang global non-rumah tangga sudah tembus 150 triliun dlar pada kuartal pertama 2025.
Angka ini lebih tinggi dari estimasi Produk Domestik Bruto (PDB) global 2024 yang berada di sekitar 111 triliun dolar. Jadi bisa dibilang, utang dunia saat ini sudah melampaui nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan dalam setahun.
Lonjakan utang ini gak lepas dari banyak faktor. Mulai dari kebutuhan belanja pascapandemi, peningkatan anggaran pertahanan karena ketegangan geopolitik, sampai upaya pemerintah memacu pertumbuhan ekonomi dengan stimulus fiskal.
Tapi, siapa saja negara yang menyumbang porsi utang terbesar? Mari kita bahas 10 negara penyumbang utang terbanyak di dunia, di mana Amerika Serikat dan China ada di urutan teratas.
1. Amerika Serikat (58,8 triliun dolar)

Amerika Serikat memegang posisi nomor satu dengan total utang mencapai 58,8 triliun dolar atau sekitar 39 persen dari total utang global. Sebagian besar utang ini berasal dari pemerintah, yaitu sebesar 31,8 triliun dolar.
Sisanya datang dari lembaga keuangan (18,1 triliun dolar) dan perusahaan non-keuangan (8,7 triliun dolar). Dengan angka sebesar ini, jelas terlihat bagaimana kebijakan fiskal dan moneter AS punya pengaruh besar terhadap stabilitas ekonomi global.
2. China (26,1 triliun dolar)

China berada di posisi kedua dengan utang sebesar 26,1 triliun dolar. Sama seperti AS, sebagian besar utangnya juga didorong oleh pinjaman pemerintah.
Kebijakan fiskal agresif untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan menopang pertumbuhan ekonomi jadi faktor utama kenapa angka utangnya begitu tinggi. Meski begitu, China masih dianggap mampu mengelola beban ini karena ekonominya yang terus berkembang pesat.
3. Jepang (11,1 triliun dolar)

Di posisi ketiga ada Jepang dengan utang 11,1 triliun dolar. Negara ini memang terkenal punya salah satu rasio utang terhadap PDB tertinggi di dunia. Sebagian besar berasal dari utang pemerintah, yang selama beberapa dekade digunakan untuk mendukung perekonomian agar tetap stabil meski pertumbuhannya cenderung stagnan.
4. Prancis (6,5 triliun dolar)

Prancis menjadi penyumbang utang terbesar di Eropa dengan total 6,5 triliun dolar. Kebijakan sosial yang cukup luas, ditambah beban subsidi dan layanan publik, membuat negara ini bergantung pada pembiayaan lewat utang. Hal ini juga yang bikin Eropa harus berhati-hati dalam menjaga keberlanjutan fiskalnya.
5. Inggris (6,3 triliun dolar)

Inggris menyusul di posisi kelima dengan utang 6,3 triliun dolar. Peningkatan beban utang di negara ini banyak dipengaruhi oleh dampak Brexit, pandemi, serta kebutuhan belanja pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi. Posisi Inggris di pasar global bikin angka utang ini punya dampak besar juga ke Eropa.
6. Jerman (4,7 triliun dolar)

Jerman, sebagai salah satu ekonomi terbesar di Eropa, memiliki total utang 4,7 triliun dolar. Walaupun besar, utang Jerman sering dianggap lebih terkendali karena ekonominya yang kuat, basis industrinya kokoh, dan manajemen fiskalnya relatif lebih disiplin dibandingkan negara Eropa lain. Selain itu, reputasi Jerman sebagai motor ekonomi Uni Eropa membuat pasar keuangan lebih percaya terhadap kemampuan mereka melunasi utang.
7. Kanada (4,3 triliun dolar)

Kanada mencatat total utang 4,3 triliun dolar. Sama halnya dengan negara maju lainnya, belanja pemerintah untuk kesehatan, pendidikan, dan dukungan fiskal pasca pandemi jadi faktor utama naiknya utang di negara ini. Kondisi ini menunjukkan bahwa kebijakan fiskal Kanada masih cukup ekspansif demi menjaga daya beli masyarakat.
8. Italia (3,8 triliun dolar)

Italia punya total utang 3,8 triliun dolar. Rasio utang terhadap PDB di negara ini tergolong tinggi, bahkan menjadi salah satu yang paling diperhatikan di zona euro. Stabilitas ekonomi Italia sering jadi sorotan karena utangnya yang besar berbanding dengan pertumbuhan ekonominya yang lambat.
9. Brasil (3,1 triliun dolar)

Brasil adalah satu dari sedikit negara emerging market yang masuk dalam daftar ini, dengan utang sebesar 3,1 triliun dolar. Utang pemerintah dan korporasi menjadi penyumbang utama. Fluktuasi ekonomi dan kebutuhan pembiayaan proyek nasional turut mendorong peningkatan utang.
10. Belanda dan Korea Selatan (2,5 triliun dolar)

Di posisi terakhir ada dua negara dengan jumlah utang sama, yaitu 2,5 triliun dolar: Belanda dan Korea Selatan. Belanda meski ukurannya kecil, punya sektor keuangan dan perdagangan yang sangat kuat sehingga menimbulkan utang tinggi. Sementara Korea Selatan banyak mengandalkan pembiayaan untuk mendukung teknologi dan industrinya yang maju.
Kalau dilihat dari daftar ini, jelas terlihat kalau sebagian besar utang dunia ditanggung oleh negara maju. Meski begitu, ada juga negara berkembang seperti Brasil yang masuk ke daftar.
Besarnya beban utang bisa jadi pisau bermata dua: di satu sisi mendukung pertumbuhan ekonomi, tapi di sisi lain bisa menimbulkan risiko kalau tidak dikelola dengan baik. Jadi, memahami tren utang global ini penting banget buat kamu yang ingin tahu bagaimana kondisi ekonomi dunia bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari, mulai dari harga barang sampai peluang kerja.