Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Strategi Ampuh Investor Hadapi  Krisis Ekonomi

Ilustrasi grafik (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi grafik (IDN Times/Arief Rahmat)
Intinya sih...
  • Diversifikasi investasi ke berbagai instrumen saham dan industri dapat mengurangi risiko kerugian.
  • Pada saat krisis ekonomi, investor sebaiknya tidak panik dan menjual aset, karena pasar akan pulih seiring waktu.
  • Disarankan untuk mempersiapkan dana darurat yang bersifat likuid dan memanfaatkan peluang investasi yang muncul pada saat krisis.

Jakarta, IDN Times - PT BNI Sekuritas menekankan pentingnya pembelajaran bagi para investor dan calon investor dalam menghadapi dampak ketidakpastian geopolitik.

Terlebih, masalah Tensi politik, perubahan regulasi, sengketa perdagangan, dan ketegangan antarnegara dapat menciptakan ketidakstabilan di pasar keuangan.

Berikut beberapa tips yang dapat membantu investor mengelola investasi saat terjadi krisis ekonomi. 

1. Diversifikasi portofolio investasi

ilustrasi obligasi (unsplash.com/Viacheslav Bublyk)
ilustrasi obligasi (unsplash.com/Viacheslav Bublyk)

Salah satu kunci utama dalam menghadapi krisis adalah diversifikasi.

Saat krisis ekonomi ataupun tidak, investor sebaiknya menaruh investasi di berbagai instrumen saham dan pelbagai industri.

Diversifikasi diharapkan dapat mengatasi kerugian yang terjadi apabila salah satu instrumen atau industri tidak dalam performa terbaiknya.

Diversifikasi membantu mengurangi risiko karena tidak semua aset akan terpengaruh secara negatif pada saat yang sama.

2. Fokus pada investasi jangka panjang

ilustrasi emas (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi emas (IDN Times/Aditya Pratama)

Saat terjadi krisis ekonomi, kemungkinan besar beberapa sektor industri akan turun nilai sahamnya.

Investor diharapkan untuk tidak panik dan terkena godaan menjual aset. Sebab, pasar akan pulih seiring waktu.

Setelah krisis ekonomi 1997-1998, pemulihan pasar saham di Indonesia berlangsung secara bertahap. Pada awal 2000-an, IHSG mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang stabil.

IHSG kembali mencapai level pra-krisis pada pertengahan dekade 2000-an dan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2007, IHSG mencapai rekor tertinggi baru yang melampaui level sebelum krisis.

3. Siapkan dana darurat

ilustrasi menghitung uang(pexels.com/Karolina Kaboompics)
ilustrasi menghitung uang(pexels.com/Karolina Kaboompics)

Selain berinvestasi, investor disarankan mempersiapkan dana darurat yang bersifat likuid seperti contoh uang tunai.

Hal ini berguna untuk berjaga-jaga apabila krisis terjadi. Dana tersebut dapat menjadi bantalan finansial jika terjadi penurunan pendapatan atau kehilangan pekerjaan.

Alhasil, investor tidak harus secara gegabah menjual aset investasi di saat nilai mereka sedang rendah.

4. Manfaatkan kesempatan dalam krisis

ilustrasi saham syariah (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi saham syariah (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain bersiap mempertahankan nilai investasi yang dimiliki, pada saat krisis investor juga memiliki peluang investasi yang mungkin tidak selalu muncul pada waktu normal.

Misalnya, aset berkualitas yang dijual dengan harga lebih rendah daripada biasanya. Investor dapat menggunakan dana darurat untuk mempertimbangkan membeli aset yang undervalued.

Namun, jangan terburu-buru memutuskan dan pastikan untuk melakukan riset menyeluruh dan konsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us