- Pelopor Saham AS & ETF: akses ke 650 saham dan ETF populer, termasuk Google, Apple, dan Microsoft.
- Saham fraksional asli: kepemilikan riil atas nama pribadi investor (bukan CFD) dengan hak atas dividen.
- Perdagangan 24 jam (Senin–Sabtu) untuk Saham AS & ETF—yang pertama di Indonesia.
- Rating 4.8 di Google Play Store.
- Leverage hingga 4× untuk saham AS & ETF.
- USD Yield hingga 4,13%.
- Options: 650+ underlying, 10 strike, expiry hingga 1 tahun, termasuk 0DTE.
- Pro Features: advanced order, take profit, dan stop loss, plus akses web trading berbasis TradingView gratis untuk analisis teknikal yang lebih presisi.
5 Rekomendasi Aplikasi Saham Aman dan Terpercaya 2025

Tahun 2025 menjadi waktu yang penuh peluang bagi para trader dan investor. Walaupun sempat diterpa isu tarif serta kebijakan makro yang berpotensi menekan pasar, bursa Amerika Serikat (AS) dan Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang solid. Hingga 3 September 2025, S&P 500 mencatat kenaikan 8,68% sejak awal tahun, sementara IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) melonjak 10,86%. Namun, jika menilik performa lima tahun terakhir, pasar saham AS masih jauh lebih unggul: S&P 500 tumbuh +83,4% dibandingkan IHSG +50,5%, menandakan konsistensi reli Wall Street dalam jangka panjang.
Lonjakan tahun ini terutama didorong oleh saham-saham teknologi dan AI seperti Nvidia (NVDA), Meta (META), Microsoft (MSFT), serta Google (GOOG) yang semuanya tumbuh dua digit—Nvidia bahkan melesat lebih dari 25%. Meski kinerja year-to-date menunjukkan momentum yang kuat, daya tahan pasar sangat dipengaruhi oleh kedalaman likuiditas. Di sinilah perbedaannya sangat mencolok: kapitalisasi gabungan 50 emiten terbesar Indonesia sekitar US$405 miliar, masih lebih kecil dari kapitalisasi Nvidia saja yang telah melampaui US$4 triliun (Companies Market Cap). Skala yang berbeda ini berdampak langsung pada kemudahan eksekusi dan daya tarik dana global.
Dari sisi kebijakan, sentimen positif juga diperkuat oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps pada 17 September 2025—dari kisaran 4,25%–4,50%—dengan probabilitas sekitar 89,7% (CME FedWatch Tool, data 3 September 2025). Pemangkasan suku bunga ini umumnya menjadi katalis bagi aktivitas bisnis dan peningkatan valuasi aset berisiko, sehingga memberi ruang bagi investor untuk memanfaatkan momentum yang ada. Dalam kondisi pasar yang dinamis, kebutuhan akan aplikasi saham dengan fitur unggulan seperti perdagangan real-time, notifikasi harga, akses data pasar, biaya transaksi rendah, serta kemudahan pemantauan portofolio menjadi semakin penting. Pilihan aplikasi saham di Indonesia pun semakin beragam, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Pembahasan berikut akan membandingkan lima aplikasi saham terbaik agar pembaca dapat mempertimbangkan fitur, biaya, dan keamanan sebelum menentukan aplikasi yang paling sesuai dengan tujuan dan gaya investasi mereka.
1. Pluang

Pluang kian memantapkan posisinya sebagai salah satu aplikasi saham terbaik di Indonesia. Bertumpu pada ekosistem multi-aset yang luas dan basis lebih dari 12 juta pengguna, aplikasi ini menawarkan pengalaman investasi digital yang aman, berizin dan diawasi Bappebti dan OJK.
Lewat satu aplikasi, pengguna dapat mengakses 1.000+ produk investasi—mulai dari crypto, saham & ETF Amerika Serikat (AS), emas, reksa dana, hingga crypto futures dan options saham AS—dengan struktur biaya yang kompetitif. Berikut fitur dan keunggulannya:
Dari sisi keamanan, Pluang beroperasi melalui PT PG Berjangka untuk saham AS, ETF, dan Options. PT PG Berjangka berizin dan diawasi oleh OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek
Catatan Risiko
Meski berada dalam pengawasan regulator, produk saham AS, ETF, dan options tetap memiliki risiko: harga dapat berfluktuasi, nilai options bisa menyusut saat jatuh tempo, dan penggunaan leverage meningkatkan eksposur risiko.
2. Semesta (Semesta Online Trading)

Semesta Online Trading adalah platform perdagangan saham dari PT Semesta Indovest Sekuritas. Bisa diakses lewat mobile maupun desktop, aplikasi ini memudahkan investor untuk bertransaksi sekaligus memantau pergerakan pasar. Semesta menyediakan akses ke lebih dari 1.000 saham IDX, lengkap dengan fitur AMO (After Market Order), alert, serta monitoring portofolio. Platform ini cocok untuk investor maupun trader yang ingin mengelola portofolio saham BEI dengan data pasar yang komprehensif.
Catatan Risiko:
Meski berizin dan diawasi regulator, investor tetap harus sadar risiko fluktuasi harga saham. Jangan lupa juga untuk meninjau biaya transaksi serta ketentuan pajak sebelum bertransaksi.
3. eToro

Kalau kamu ingin merasakan sensasi investasi global, eToro bisa jadi pilihan. Platform ini mendukung akses ke lebih dari 3.000 saham global dan ETF, termasuk fractional shares yang memungkinkan investor membeli saham besar dengan modal kecil. Dengan antarmuka web dan mobile yang sederhana, eToro juga dilengkapi ekosistem social investing yang memudahkan penggunanya belajar langsung dari komunitas investor global.
Catatan Risiko:
eToro memang diatur di beberapa yurisdiksi, tetapi hingga kini belum memiliki izin dari OJK. Artinya, investor Indonesia berpotensi menghadapi kendala hukum maupun pajak ketika bertransaksi di platform ini.
4. Robinhood

Robinhood dikenal sebagai platform yang meramaikan tren trading di Amerika. Aplikasi ini menyediakan akses ke lebih dari 3.000 saham dan ETF AS dengan dukungan fractional shares, sekaligus menghadirkan produk options dalam satu ekosistem. Robinhood juga menawarkan fitur extended-hours atau 24-Hour Market, dengan pengalaman trading yang bisa diakses melalui web maupun mobile secara ringkas.
Catatan Risiko:
Sama seperti eToro, Robinhood juga belum berizin di OJK. Investor Indonesia perlu memperhatikan potensi kendala hukum dan pajak ketika bertransaksi melalui platform ini.
5. Mandiri Sekuritas (Growin’)

Bagi investor yang ingin lebih lokal, ada Growin’ dari Mandiri Sekuritas. Platform ini mendukung penuh perdagangan saham Indonesia, sekaligus menyediakan akses ke reksa dana dan obligasi dalam satu ekosistem digital. Growin’ dapat diakses melalui aplikasi mobile, web, maupun terintegrasi dengan Livin’ by Mandiri. Salah satu fitur andalannya adalah Trade Now, Pay Later yang memungkinkan pengguna meminjam hingga 2,8 kali dari net cash dan 1,81 kali dari nilai portofolio. Selain itu, Growin’ juga menyediakan data pasar real-time, riset di aplikasi, serta tampilan Pro View untuk trader aktif.
Catatan Risiko:
Investasi saham memiliki risiko fluktuasi harga pasar, sementara penggunaan fasilitas marjin Trade Now, Pay Later juga menimbulkan kewajiban pembiayaan. Investor perlu memahami syarat, ketentuan, serta profil risiko sebelum menggunakan fitur tersebut.
Tips Memilih Aplikasi Saham
Sebelum memutuskan, pastikan aplikasi yang kamu pilih beroperasi melalui perusahaan sekuritas berizin dan diawasi OJK. Pertimbangkan juga biaya transaksi beli/jual, minimum setoran RDN, dan fitur yang sesuai dengan kebutuhanmu. Keamanan data serta dana juga harus jadi prioritas, begitu pula pemanfaatan materi edukasi yang biasanya tersedia di dalam aplikasi untuk membantu pemahaman pasar. Terakhir, sesuaikan pilihan dengan profil risiko dan tujuan investasi, apakah lebih condong ke dividen, pertumbuhan, atau trading aktif.
Dalam dinamika pasar 2025 yang penuh momentum dan semakin cepatnya adopsi teknologi finansial, setiap aplikasi saham hadir dengan proposisi nilai yang berbeda—mulai dari ragam produk, keunggulan fitur, hingga struktur biaya yang ditawarkan. Investor perlu membandingkan berbagai aspek tersebut secara cermat, serta memastikan aspek kepatuhan regulasi, khususnya untuk aplikasi global yang belum mengantongi izin resmi dari regulator.
Sepanjang 2025, Pluang terlihat menonjol sebagai salah satu aplikasi saham terdepan berkat akses ke 650+ Saham AS dan ETF, USD Yield hingga 4,13%, serta options dengan 650+ underlying—ditopang rating tinggi di Google Play Store (saat ini tercatat 4,8/5). Dari sisi keamanan, Pluang berizin dan diawasi OJK dan Bappebti.
Pada akhirnya, pemilihan aplikasi terbaik sangat bergantung pada tujuan dan profil risiko setiap investor. Pastikan untuk memanfaatkan materi edukasi sebelum mencoba fitur berisiko tinggi seperti leverage dan options, perhatikan biaya serta implikasi pajak, dan pilih aplikasi yang benar-benar sesuai dengan strategi investasi yang dijalankan.