5 Mitos tentang Menabung yang Bisa Bikin Keuanganmu Mandek

- Menabung "sejuta sama dengan dapat sejuta" tidak selalu benar. Uang harus diinvestasikan untuk bertumbuh.
- "Utang adalah sumber masalah" tidak selalu benar. Utang produktif seperti rumah atau modal usaha bisa membantu berkembang.
- "Tunggu waktu yang tepat untuk berinvestasi" mitos lama yang harus ditinggalkan. Berinvestasi secara rutin lebih penting daripada menunggu waktu sempurna.
Banyak orang tumbuh besar dengan berbagai nasihat dan keyakinan lama yang diwariskan turun-temurun. Sebagian mungkin benar, tapi tak sedikit pula yang ternyata hanyalah mitos. Hal ini tidak hanya berlaku dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam hal keuangan dan cara mengelola uang.
Tanpa disadari, masih banyak mitos seputar menabung, berinvestasi, dan mengelola keuangan pribadi yang dipercaya banyak orang hingga kini. Sayangnya, mempercayai mitos-mitos tersebut bisa membuat kita mengambil keputusan finansial yang keliru dan berujung pada kerugian. Karena itu, penting untuk memisahkan fakta dari mitos agar keuangan tetap sehat dan bertumbuh.
1. Menabung "sejuta sama dengan dapat sejuta" tidak selalu benar

Ungkapan klasik ini memang terdengar bijak, tapi dalam dunia modern, sekadar menabung tidak cukup untuk membangun kekayaan.
Menurut pakar keuangan Melanie Musson dari Quote.com, uang yang hanya disimpan tanpa diinvestasikan akan kehilangan nilainya seiring waktu. Ia menegaskan, “Menabung memang penting, tapi uangmu tidak akan bertumbuh tanpa investasi. Lebih tepat jika dikatakan, ‘Uang yang diinvestasikan adalah uang yang menghasilkan.’”
Artinya, jangan hanya berfokus pada menabung — pelajari juga cara membuat uangmu bekerja lewat investasi yang cerdas.
2. "Utang adalah sumber masalah" tidak selalu benar

Banyak orang menganggap utang adalah sumber masalah keuangan. Padahal, tidak semua utang bersifat negatif.
Musson menjelaskan, “Jika utang digunakan untuk aset produktif seperti rumah atau modal usaha, justru itu bisa membantu kamu berkembang.”
Misalnya, kredit rumah atau pinjaman usaha yang bisa mendukung pemasukan di masa depan. Kuncinya ada pada pengelolaan yang bijak dan tujuan penggunaan yang jelas.
3. "Tunggu waktu yang tepat untuk berinvestasi" mitos lama yang harus ditinggalkan

Banyak orang takut memulai investasi karena merasa pasar sedang tidak stabil. Padahal, seperti kata pepatah finansial, “Bukan tentang timing the market, tapi time in the market.”
Semakin lama uangmu diinvestasikan, semakin besar peluang mendapatkan pertumbuhan melalui efek compounding. Musson menyarankan untuk berinvestasi secara rutin, bukan menunggu waktu sempurna yang mungkin tak pernah datang.
4. "Menabung itu sama dengan hidup menderita" tdak selalu benar

Siapa bilang menabung berarti harus berhenti menikmati hidup? Mitos ini sering membuat orang salah kaprah dan akhirnya menyerah untuk menabung.
Menurut Vivian Tu, pendiri Your Rich BFF, menabung seharusnya bukan tentang menahan diri secara ekstrem, tapi tentang meningkatkan pendapatan.
“Lebih mudah minta kenaikan gaji Rp10 juta daripada memotong pengeluaran sebesar itu,” ujarnya.
Menabung dengan bijak berarti tetap menikmati hidup, sambil terus mencari cara menambah penghasilan.
5. "Kalau tidak belajar keuangan sejak muda, sudah terlambat" tidak benar

Banyak orang merasa minder karena baru mulai belajar finansial di usia dewasa. Padahal, seperti kata Vivian Tu dalam bukunya Rich AF, tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar keuangan.
Ia menekankan, semua orang bisa membangun kebiasaan finansial yang sehat, asalkan mau belajar. Kini ada banyak sumber gratis seperti buku, podcast, atau kanal edukasi finansial di media sosial yang bisa membantu kamu mulai dari nol.
Mitos keuangan sering kali terdengar masuk akal, tapi jika dipercaya mentah-mentah, bisa bikin kamu kehilangan peluang besar. Kuncinya sederhana: pahami uangmu, kelola dengan cerdas, dan jangan takut untuk berinvestasi.
Belajar finansial tidak harus membosankan, justru dengan pengetahuan yang tepat, kamu bisa menikmati hidup sekaligus menyiapkan masa depan yang aman dan sejahtera.


















