55 Ribu Pekerja Sektor Teknologi Dipecat di 2025 Imbas Optimalisasi AI

- Amazon, Microsoft, Salesforce lakukan pemecatan dan gantikan dengan AI
- Sejumlah perusahaan merekrut terlalu banyak pekerja selama pandemik.
Jakarta, IDN Times - Sepanjang 2025, sudah 55 ribu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di sejumlah perusahaan teknologi. Ribuan pemecatan tersebut didorong gencarnya penggunaan artificial intelligence atau akal imitasi (AI) di sejumlah lini perusahaan.
Optimalisasi AI di perusahaan dianggap lebih menguntungkan karena dapat menghemat biaya di tengah tekanan ekonomi global pada tahun ini. Sebab, AI terbukti mampu menggantikan tipe pekerjaan tertentu di perusahaan.
1. Amazon, Microsoft, Salesforce lakukan pemecatan dan gantikan dengan AI

Beberapa bulan terakhir, perusahaan teknologi raksasa sudah melakukan pemecatan massal. Pada Oktober Amazon sudah melakukan pemecatan terbesar dalam sejarah dengan memecat 14 ribu pekerja korporat untuk mengalihkan biaya pada optimalisasi AI.
Dilansir CNBC, Microsoft juga melakukan hal yang sama dengan mengurangi sekitar 15 ribu pekerja pada tahun ini. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu menyebut akan berinvestasi pada era baru perkembangan AI.
Selain itu, Salesforce, IBM dan Crowdstrike, dan Workday ikut melakukan PHK kepada pekerjanya. Perusahaan tersebut mengaku, AI akan menggantikan sejumlah posisi di perusahaannya.
2. Tidak semua pemecatan disebabkan oleh AI

Asisten Profesor di Oxford Internet Institute, Fabian Stephany menyebut, tidak semua PHK disebabkan oleh optimalisasi AI. Ia menilai sejumlah perusahaan juga merekrut terlalu banyak pekerja selama pandemik.
“Terus berlanjutnya pemecatan ini didorong oleh tidak adanya sebuah perspektif jangka panjang pada 2-3 tahun lalu. Mereka sekarang mengalihkan pandangan dan menuding AI sebagai penyebabnya,” ujarnya.
Menurut studi dari Massachussets Institute of Technology, AI sudah mampu mengambil alih 11,7 persen dari pekerja di AS. Dengan ini, perusahaan dapat menghemat 1,2 triliun dolar AS (Rp20.129 triliun) di bidang keuangan, kesehatan, dan layanan profesional lainnya.
3. Amazon pecat 370 pekerja di Luksemburg

Pekan lalu, Amazon sudah berencana memecat sekitar 370 pekerja di kantor pusat Eropa di Luksemburg. Jumlah itu sama dengan 8,5 persen dari seluruh pekerja Amazon di Eropa. Sebelumnya, Amazon berniat memecat hingga 470 pekerja, tapi ditolak oleh Uni Eropa.
Dilansir The Economic Times, keputusan Amazon ini didorong oleh penyesuaian perusahaan dengan kebutuhan bisnis dan strategi di Eropa. Namun, perusahaan asal AS tersebut mengatakan akan memenuhi tanggung jawab kepada pekerja di Luksembourg yang terdampak.



















