Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AHY Jelaskan Alasan Alat Berat Tak Langsung Dipakai di Ponpes Sidoarjo

Screenshot_2025-10-06-21-19-24-60_6012fa4d4ddec268fc5c7112cbb265e7.jpg
Tim SAR saat mengevakuasi korban Pondok Pesantren Al Khoziny. (Dok. Basarnas)
Intinya sih...
  • Alat berat tidak langsung digunakan untuk evakuasi korbanMenurut AHY, penggunaan alat berat bisa memperburuk kondisi struktur bangunan dan berisiko menyebabkan reruntuhan baru.
  • Evakuasi korban masih berlanjutProses evakuasi korban yang masih tertimbun di lokasi Ponpes Al Khoziny telah beralih ke tahap evakuasi setelah beberapa hari proses pencarian.
  • Penertiban bangunan publik diperlukanAHY mendorong penertiban bangunan publik sebagai respons atas tragedi runtuhnya bangunan di Ponpes Al Khoziny untuk memastikan keselamatan struktural fasilitas publik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono, buka suara soal alat berat tak langsung digunakan dalam proses evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.

Dia mengatakan, sejak awal insiden terjadi, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah menyiapkan dan menempatkan alat berat di sekitar lokasi kejadian. Namun, penggunaannya tidak langsung dilakukan.

"Kemarin saya ikuti berhari-hari itu ketika sudah ambruk, alat berat sudah siap, Kementerian PU sudah mendeploy, menggelar alat-alat berat di sekeliling lokasi insiden tetapi tidak bisa segera digunakan," katanya di Kemenko IPK, Jakarta, Senin (6/10/2025).

1. Alat berat berisiko timbulkan reruntuhan baru

WhatsApp Image 2025-10-05 at 13.21.56 (1).jpeg
Petugas terlihat membongkar puing-puing pondok pesantren Al-Khoziny yang ambruk. (Dok. BNPB)

Menurutnya, keputusan untuk tidak segera menurunkan alat berat diambil berdasarkan perhitungan dan asumsi masih ada korban yang berpotensi selamat di bawah puing-puing bangunan.

"Karena dengan asumsi dan dengan perhitungan masih ada yang hidup, masih ada yang bisa diselamatkan," sebutnya.

Pria yang akrab disapa AHY itu menjelaskan penggunaan alat berat dinilai bisa memperburuk kondisi struktur yang sudah rapuh, sehingga berisiko menyebabkan bagian lain bangunan ikut roboh.

"Kalau alat berat sudah masuk itu bisa semakin merobohkan bangunan yang sudah ada. Jadi memperkecil kemungkinan survival-nya, survival rate-nya atau keselamatannya bisa lebih kecil lagi kalau terlalu dipaksakan dengan alat berat tersebut," paparnya.

2. Evakuasi berlanjut hingga tahap pencarian korban

(Dokumentasi BNPB)
Tim satuan tugas gabungan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo. (Dokumentasi BNPB)

AHY menyampaikan setelah beberapa hari proses berlangsung, upaya di lokasi telah beralih ke tahap evakuasi korban yang masih tertimbun. Pemerintah terus bekerja untuk mengevakuasi seluruh korban dari reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny.

"Setelah sekian hari tentunya bisa dikatakan kita sudah pada tahap evakuasi korban yang masih tertimbun," beber dia.

3. Minta penertiban bangunan usai tragedi ponpes

20251001_115710.jpg
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia Agus Harimurti Yudhoyono meluncurkan aplikasi All Indonesia (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

AHY sebelumnya mendorong penertiban bangunan publik sebagai respons atas tragedi runtuhnya bangunan di Ponpes Al Khoziny.

Dia menegaskan pentingnya memastikan fasilitas seperti bangunan sekolah, pondok pesantren, rumah sakit, dan infrastruktur lainnya, dibangun sesuai standar konstruksi agar aman dan kuat secara struktural.

"Jadi, saya tentunya ingin ke depan bersama-sama dengan semua kalangan, Kementerian PU, tentu juga dengan semua pemerintah di daerah berusaha agar menertibkan," katanya kepada jurnalis di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/10/2025).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us

Latest in Business

See More

SBY Ungkap Alasan Dulu Bawa RI Keluar dari OPEC

06 Okt 2025, 22:48 WIBBusiness