Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Airbnb Prediksi Penurunan Permintaan Perjalanan di AS

Ilustrasi Airbnb (unsplash.com/Oberon Copeland @veryinformed.com)
Ilustrasi Airbnb (unsplash.com/Oberon Copeland @veryinformed.com)
Intinya sih...
  • Airbnb memperingatkan penurunan permintaan perjalanan di AS akibat pendapatan kuartal kedua yang rendah, dipicu oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan.
  • Penurunan saham Airbnb lebih dari 5 persen setelah pengumuman ini, disusul dengan penurunan permintaan serupa oleh Delta Airlines dan Hilton.
  • Proyeksi pendapatan kuartal kedua Airbnb sebesar 2,99-3,05 miliar dolar AS, di bawah proyeksi analis. Permintaan dari Kanada ke AS menurun signifikan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Airbnb memperingatkan adanya penurunan permintaan perjalanan di Amerika Serikat (AS), menyusul proyeksi pendapatan kuartal kedua yang tak memenuhi harapan pasar. Hal ini mencerminkan tekanan ekonomi yang mulai terasa dalam sektor pariwisata, terutama akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan.

Reaksi cepat pasar terlihat dari penurunan saham Airbnb lebih dari 5 persen usai pengumuman tersebut pada Kamis (1/5/2025). Tren penurunan ini tak hanya dialami Airbnb. Maskapai Delta Airlines dan jaringan hotel Hilton juga melaporkan penurunan permintaan serupa. Kondisi tersebut menegaskan perlambatan ekonomi yang berdampak langsung pada sektor perjalanan dan pariwisata.

“Konsumen saat ini lebih selektif dalam membelanjakan uangnya untuk liburan,” ujar seorang analis industri.

1. Pendapatan di bawah ekspektasi pasar

Airbnb memperkirakan pendapatan kuartal kedua 2025 berada di kisaran 2,99-3,05 miliar dolar AS (Rp49,5-50,5 triliun). Titik tengah estimasi ini masih berada di bawah proyeksi analis sebesar 3,04 miliar dolar AS (Rp50,3 triliun). Pasar AS, yang menyumbang sekitar 30 persen dari total pemesanan Airbnb, menjadi titik lemah utama dalam laporan ini.

Permintaan dari wisatawan Kanada ke AS mengalami penurunan signifikan, terutama menjelang akhir kuartal pertama. Selain itu, pola pemesanan menunjukkan tamu cenderung memesan mendekati tanggal check-in.

“Kami melihat konsumen memesan lebih dekat dengan tanggal keberangkatan, yang menandakan kehati-hatian dalam pengeluaran,” kata Ellie Mertz, Chief Financial Officer Airbnb.

Meski terjadi pertumbuhan 11 persen di luar Amerika Utara, peningkatan itu belum mampu menutupi lemahnya pasar domestik. Pemesanan oleh tamu Kanada ke Meksiko meningkat 27 persen pada Maret 2025, namun kontribusinya terhadap total pendapatan global masih terbatas.

2. Dampak kebijakan tarif terhadap sektor pariwisata

Kebijakan tarif yang tidak stabil dari pemerintahan Presiden Donald Trump memicu kekhawatiran inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini langsung berdampak pada keputusan perjalanan konsumen. Delta Airlines melaporkan bahwa permintaan di pasar AS hampir terhenti, sedangkan Hilton menyebut wisatawan cenderung menunda rencana perjalanan.

Airbnb mencatat pola serupa, khususnya dalam pemesanan domestik di AS. Penundaan perjalanan juga terjadi di sektor korporat dan pemerintahan karena pemangkasan anggaran.

“Perjalanan merupakan pengeluaran diskresioner pertama yang dikurangi saat ekonomi tidak menentu,” kata Tom Fitzgerald, analis dari TD Cowen.

Di sisi keuangan, Airbnb memperkirakan tarif harian rata-rata akan tetap datar pada kuartal kedua. Margin laba inti pun diprediksi sedikit menurun akibat meningkatnya biaya operasional. Hal ini menjadi perhatian utama bagi investor yang menyoroti efisiensi dan profitabilitas perusahaan.

3. Strategi Airbnb hadapi ketidakpastian

Untuk menjaga daya saing, Airbnb berencana menginvestasikan 200 hingga 250 juta dolar AS (Rp3,3-4,14 triliun) pada 2025 guna memperkuat teknologi dan inovasi platform. Inisiatif ini mencakup pengembangan produk baru serta diversifikasi aliran pendapatan. Perusahaan juga akan mengumumkan lini bisnis baru pada Senin (13/5/2025).

Airbnb mulai menerapkan kebijakan transparansi harga sejak April 2025, menampilkan total biaya termasuk pajak dan pembersihan.

“Langkah ini meningkatkan kepercayaan konsumen dan menurunkan biaya pembersihan di hampir 300 ribu listing,” ujar Mertz dalam wawancara dengan The Irish Times.

Perusahaan juga menyoroti peluang pertumbuhan di pasar internasional seperti Amerika Latin dan Asia Pasifik. Selain itu, tren perjalanan solo menjadi fokus baru. Airbnb melaporkan peningkatan 90 persen pemesanan solo untuk musim semi 2025, mencerminkan perubahan pola wisatawan global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us