Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aksi Warner Bros Akuisisi Netflix 72 Miliar Dolar Gegerkan Wall Street

ilustrasi Warner Bros.
ilustrasi Warner Bros. (wbd.com)
Intinya sih...
  • Analis Wall Street terkejut dengan kemungkinan kesepakatan yang sangat rendah
  • Pertentangan politik muncul karena konsentrasi pasar yang tinggi
  • Netflix melakukan akuisisi untuk memperkuat portofolio intelektual global Warner Bros.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Kesepakatan Netflix untuk membeli aset studio dan layanan streaming milik Warner Bros. Discovery senilai 72 miliar dolar AS memicu perdebatan besar di kalangan analis Wall Street. Langkah ini mempersatukan studio film dan TV Warner Bros., HBO, serta HBO Max dengan platform streaming terbesar di dunia.

Akuisisi tersebut juga langsung mengubah peta persaingan industri hiburan global. Sejumlah analis terkejut karena skenario ini dinilai sangat kecil kemungkinannya terjadi sebelum pengumuman resmi dibuat.

1. Analis Wall Street akui kemungkinan kesepakatan sangat rendah

Papan jalan Wall Street
Papan jalan Wall Street (unsplash.com/Chenyu Guan)

Citi analis Jason Bazinet termasuk pihak yang paling terkejut dengan hasil akhir proses akuisisi. Ia mengatakan kepada Yahoo Finance bahwa skenario Netflix mengambil alih WBD bahkan hampir tidak masuk dalam perkiraan dasarnya. Bazinet menyatakan, “Ini adalah hasil dengan kemungkinan terendah. Sebenarnya, kami hanya memberi peluang 5 persen bahwa transaksi ini akan terlaksana.”

Sebelum ini, perkiraan Bazinet adalah konsolidasi di antara tiga streamer berskala kecil—HBO Max, Paramount+, dan Peacock—bukan langkah agresif dari pemimpin pasar untuk mengakuisisi pesaing besar.

Ia menambahkan, “Kami memberi kemungkinan yang sangat kecil bahwa pemimpin industri justru akan menjadi lebih besar.” Namun hasil yang tidak terduga ini kini bertemu dengan realitas politik yang sensitif.

2. Pertentangan politik menguat saat konsentrasi pasar jadi sorotan

Netflix dan Warner Bros.
Netflix dan Warner Bros. (X.com/netlfix)

Data dari JustWatch menunjukkan kombinasi Netflix dan WBD akan menguasai sekitar sepertiga aktivitas streaming di AS. Tingkat konsentrasi ini memicu kritik keras dari berbagai pihak.

Senator AS Elizabeth Warren menilai kesepakatan tersebut berpotensi merugikan konsumen. Melalui pernyataan yang dibagikan kepada Yahoo Finance, ia mengatakan, “Kesepakatan ini terlihat seperti mimpi buruk antimonopoli ... mengancam memaksa masyarakat membayar harga langganan lebih tinggi dan mempunyai lebih sedikit pilihan mengenai apa dan bagaimana mereka menonton, sekaligus berisiko bagi pekerja Amerika.” Ia juga mendesak Departemen Kehakiman untuk melakukan peninjauan yang adil tanpa “jual beli pengaruh dan suap.”

Netflix diperkirakan akan menangkis kritik tersebut dengan argumen bahwa pasar hiburan tidak bisa didefinisikan hanya dari layanan streaming berlangganan. Perusahaan menilai pengguna kini menghabiskan waktu di berbagai platform—termasuk YouTube, streaming berbasis iklan, gim, dan video sosial.

Co-CEO Netflix, Ted Sarandos, menegaskan keyakinan perusahaan “Kami sangat yakin dengan proses regulasi. Kesepakatan ini pro-konsumen, pro-inovasi, pro-pekerja, pro-kreator, dan pro-pertumbuhan.”

Bazinet menambahkan bahwa Netflix kemungkinan juga akan menekankan rencana mengoperasikan kedua aplikasi direct-to-consumer secara terpisah, serta membuka peluang bundling diskon bagi pelanggan HBO Max dan Netflix.

3. IP global Warner Bros jadi alasan strategis di balik langkah Netflix

ilustrasi Warner Bros.
ilustrasi Warner Bros. (wbd.com)

Sejumlah analis di Wall Street menilai alasan utama Netflix melakukan akuisisi ini adalah untuk memperkuat portofolio intelektual (IP). Bazinet menjelaskan bahwa Netflix selama ini mencari IP yang dapat menjangkau pasar global.

Ia mengatakan Warner Bros. membawa “IP fenomenal” yang dapat bergerak lintas platform dan negara, termasuk Harry Potter, Game of Thrones, The Sopranos, The Lord of the Rings, Friends, dan The Big Bang Theory.

William Blair menyebut kombinasi Netflix–WBD sebagai “streaming powerhouse.” Needham analis Laura Martin menilai hanya ada satu Warner Bros., dan akuisisi ini mencegah pesaing lain mencapai skala besar dengan cepat.

Namun investor tetap perlu mempertimbangkan risiko jangka pendek. William Blair menyoroti rencana Netflix untuk menghasilkan penghematan biaya 2–3 miliar dolar AS per tahun pada tahun ketiga dan memprediksi transaksi ini akan meningkatkan GAAP EPS pada tahun kedua.

Oppenheimer analis Jason Helfstein juga mencatat tantangan eksekusi, risiko politik, dan proses persetujuan panjang sebagai hambatan besar. Ia menulis, “Kami percaya ada risiko regulasi yang sangat nyata untuk kesepakatan ini.” Reaksi pasar pun mencerminkan kekhawatiran tersebut. Saham Netflix ditutup turun hampir 3 persen pada hari pengumuman, Jumat (5/12/2025).

Bazinet memperingatkan bahwa transaksi ini memperlebar jarak antara pemain besar dan streamer berskala kecil, yang bisa semakin menarik perhatian regulator. Namun Martin dari Needham mengatakan sebagian investor mungkin melihat valuasi terlalu pendek karena, menurutnya, “Netflix membayar terlalu mahal hanya jika dilihat dalam jangka 1–3 tahun, tetapi ini adalah aset yang mendefinisikan kembali Netflix untuk dua dekade ke depan.”

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Saingi Netflix, Paramount Tawarkan Rp1.809 T Akuisisi Warner Bros

09 Des 2025, 13:14 WIBBusiness