AS Beri Dukungan Rp7,7 T untuk Proyek Tambang Mineral Langka di Brasil

- Pendanaan sebesar 465 juta dolar AS (Rp7,7 triliun) ini dialokasikan untuk membantu pengembangan tambang Pela Ema yang terletak di negara bagian Goiás, Brasil.
- Brasil diharapkan bisa menjadi pusat pengolahan dan pemasok penting dalam rantai pasokan mineral kritis global dengan dukungan dari AS.
- Serra Verde memulai produksi komersial di tambangnya sejak 2024 dan menargetkan produksi antara 4.800 hingga 6.500 metrik ton total oksida tanah
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi mengumumkan pendanaan sebesar 465 juta dolar AS (Rp7,7 triliun) untuk proyek tambang mineral langka milik perusahaan Serra Verde di Brasil. Langkah ini menjadi bagian dari strategi AS untuk mengurangi ketergantungan pasokan mineral penting dari China.
Pendanaan tersebut diberikan oleh US International Development Finance Corporation (DFC) guna mendukung pengembangan tambang Pela Ema di Goiás, Brasil. Proyek ini diharapkan memperkuat posisi Brasil sebagai pemasok mineral kritis di pasar global.
1. Dukungan dana untuk pengembangan tambang Pela Ema di Goiás
Pendanaan sebesar 465 juta dolar AS (Rp7,7 triliun) ini dialokasikan untuk membantu pengembangan tambang Pela Ema yang terletak di negara bagian Goiás, Brasil. Dokumen resmi dari DFC yang dirilis pada Agustus 2025 menjelaskan bahwa dana ini tidak hanya untuk meningkatkan fasilitas tambang, tetapi juga mencakup biaya operasional serta refinancing utang pemegang saham yang sudah ada.
"Proyek ini masih dalam beberapa tahap dan proses review sebelum finalisasi. Kami memilih menunggu sampai transaksi benar-benar selesai sebelum memberikan komentar lebih lanjut," kata juru bicara Serra Verde pada Jumat (7/11/2025), dilansir Mining.
2. Peran strategis Brasil dalam rantai pasokan mineral kritis global
Brasil dikenal memiliki cadangan tanah jarang terbesar di luar China, dan dengan dukungan dari AS, negara ini diharapkan bisa menjadi pusat pengolahan dan pemasok penting dalam rantai pasokan mineral kritis global. Mineral seperti neodymium, praseodymium, terbium, dan dysprosium yang ada di deposit Pela Ema sangat dibutuhkan untuk produksi magnet berkinerja tinggi yang digunakan dalam teknologi kendaraan listrik, turbin angin, dan peralatan militer.
Menurut laporan resmi DFC yang juga dikaitkan dengan kebijakan Departemen Luar Negeri AS, pendanaan ini merupakan langkah strategis untuk mengembangkan sumber alternatif mineral penting di Amerika Latin serta mengurangi dominasi China dalam sektor ini.
3. Potensi produksi dan prospek masa depan perusahaan
Serra Verde, yang didukung oleh beberapa investor besar seperti Denham Capital, Vision Blue Resources, dan Energy & Minerals Group, memulai produksi komersial di tambangnya sejak 2024 dan menargetkan produksi antara 4.800 hingga 6.500 metrik ton total oksida tanah jarang pada awal 2027. Fokus perusahaan saat ini adalah memenuhi permintaan yang meningkat untuk bahan yang mendukung energi bersih dan teknologi canggih.
"Produksi tanah jarang Serra Verde mayoritas untuk mendukung teknologi hijau berkelanjutan yang tengah berkembang pesat," kata seorang analis industri, dilansir Bloomberg.
Dukungan finansial dari DFC ini memungkinkan Serra Verde meningkatkan kapasitas produksi serta memperkuat posisinya sebagai pemain utama di pasar global.


















.jpg)
