Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Meningkat, Perusahaan Minyak Keluhkan Konflik di Timur Tengah

Ilustrasi kilang minyak. (unsplash.com/mos design)
Intinya sih...
  • Harga minyak bakal terus meningkat konflik
  • Harga minyak di AS saat ini tertinggi dalam lima bulan terakhir
  • Konflik semakin meluas, AS ikut ikut perang?

Jakarta, IDN Times – Perusahaan minyak Shell mengeluh dengan konflik Israel dan Iran yang baru-baru ini terjadi. Chief Executive Officer (CEO) Shell, Wael Sawan, mengatakan pihaknya kini meningkatkan kehati-hatian saat melakukan pengiriman minyak melalui Timur Tengah.

"Meningkatnya ketegangan selama beberapa hari terakhir telah menambah ketidakpastian yang sudah signifikan di kawasan tersebut. Kami sangat berhati-hati, misalnya, dalam pengiriman barang kami di kawasan ini, hanya untuk memastikan bahwa kami tidak mengambil risiko yang tidak perlu,” kata Sawan dalam sebuah konferensi industri di Tokyo, Kamis (19/6/2025), dilansir dari Al Jazeera.

Sawan mengatakan permasalahan elektronik telah mengganggu sistem navigasi kapal komersial saat melintas di wilayah tersebut. Ia juga memperingatkan bahwa gangguan apa pun di Selat Hormuz akan menimbulkan konsekuensi besar.

“Selat Hormuz pada akhirnya adalah jalur urat nadi aliran energi dunia. Jika jalur urat nadi itu tersumbat, apa pun alasannya, dampaknya akan sangat besar terhadap perdagangan global,” ungkapnya.

1. Harga minyak bakal terus meningkat konflik

Kilang minyak di Haifa, Israel. (commons.wikimedia.org/RonAlmog, free license)

Pakar Perminyakan di Universitas Houston, Ramanan Krishnamoorti, mengatakan bahwa eskalasi konflik lebih lanjut antara Israel dan Iran dapat menyebabkan harga minyak dan gas naik secara signifikan. Iran diketahui menyumbang sekitar 3 persen dari produksi minyak global.

Krishnamoorti juga melihat bahwa Iran akan menegaskan kendali atas jalur tanker melalui Selat Hormuz, yakni rute perdagangan yang memfasilitasi pengangkutan sekitar 20 persen pasokan minyak global.

"Jika kita melihat adanya pembatasan di Selat Hormuz, kita akan melihat kenaikan harga minyak yang besar, dan itu akan berdampak pada semua hal di Amerika Serikat (AS)," kata Krishnamoorti, yang dikutip oleh ABC News.

Harga minyak dapat melonjak dari level saat ini sekitar 73 dolar AS per barel hingga 120 dolar AS jika konflik Israel-Iran merusak infrastruktur minyak Iran atau menghalangi lewatnya beberapa kapal tanker minyak di Selat Hormuz. Skenario itu akan mengakibatkan kenaikan harga minyak lebih dari 60 persen dan menyebabkan kenaikan harga gas secara proporsional.

2. Harga minyak di AS saat ini tertinggi dalam lima bulan terakhir

Ilustrasi kapal laut. (unsplash.com/Chris Pagan)

Pada Rabu, harga minyak AS melonjak mendekati level tertinggi dalam lima bulan terakhir. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS, yang jadi patokan utama harga minyak, telah melonjak lebih dari 20 persen pada bulan ini.

”Minyak Brent mendekati 77 dolar AS per barel setelah ditutup sedikit lebih tinggi pada Rabu, dan West Texas Intermediate berada di atas 75 dolar AS,” lapor Bloomberg, Kamis.

Media tersebut menambahkan bahwa kekhawatiran utama memang berada di Selat Hormuz. Namun, sejauh ini tidak ada tanda-tanda bahwa Teheran berusaha mengganggu pengiriman melalui jalur air sempit di pintu masuk Teluk Persia itu.

3. Konflik semakin meluas, AS ikut ikut perang?

Presiden AS, Donald Trump. (commons.wikimedia.org/Gage Skidmore, free license)

Kekhawatiran terkait harga minyak turut bergantung pada keputusan AS untuk ikut terlibat dalam perang bersama Israel untuk melawan Iran.

Pejabat senior AS tengah mempersiapkan kemungkinan serangan terhadap Iran dalam beberapa hari mendatang. Namun, situasinya masih terus berkembang dan dapat berubah.

”Saya mungkin melakukannya, saya mungkin tidak melakukannya. Maksud saya, tidak seorang pun tahu apa yang akan saya lakukan," kata Presiden AS, Donald Trump, pada Rabu dikutip dari TRT World.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berterima kasih kepada Trump karena berada di pihaknya. Ia berterima kasih atas dukungan AS dalam mempertahankan langit Israel.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump, teman baik negara Israel," kata Netanyahu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us