ASDP Raup Laba Bersih Rp447,31 Miliar pada 2024, Susut 30 Persen

Jakarta, IDN Times - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatatkan laba bersih sebesar Rp447,31 miliar sepanjang 2024 silam. Capaian tersebut menurun 30 persen dibandingkan periode 2023 yang mencapai Rp636,54 miliar.
Meski begitu, Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, menegaskan, laba tersebut tetap mencerminkan ketahanan bisnis ASDP di tengah tekanan eksternal dan dinamika industri. Laba bersih 2024 mencapai 61 persen dari target perusahaan, menunjukkan pengelolaan bisnis yang tetap sehat dan berdaya tahan.
"Periode 2024 bukan tahun yang mudah. Perusahaan menghadapi tekanan pelemahan nilai tukar rupiah, stagnasi tarif penyeberangan, dan dinamika perilaku pengguna jasa yang menuntut kecepatan serta digitalisasi. Namun, kami tetap mampu mencatat pertumbuhan pendapatan dan menjaga keberlangsungan operasional secara optimal," kata Heru, Senin (14/7/2025).
1. Pendapatan ASDP tembus Rp5,02 triliun

Di sisi lain, ASDP berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp5,02 triliun sepanjang tahun lalu. Heru menjelaskan, pencapaian tersebut merupakan tonggak penting buat ASDP.
"Pendapatan ASDP pada 2024 telah melampaui sebelum pandemi 2019 yang sebesar Rp3,33 triliun. Bahkan naik dua persen dibandingkan dengan pendapatan 2023 yang sebesar Rp4,92 triliun," kata Heru.
2. Penumpang mencapai 6,12 juta

Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari layanan penyeberangan baik komersial maupun perintis. Total, produksi penumpang tercatat sebanyak 6,12 juta orang, kendaraan roda dua dan tiga 3,88 juta unit, roda empat atau lebih 4,31 juta unit, serta barang yang diangkut mencapai 1,16 juta ton.
Meski beberapa komponen mengalami penurunan volume, tetapi efisiensi dan manajemen beban operasi yang ketat mampu menopang profitabilitas perusahaan.
ASDP juga mencatat efisiensi operasional yang baik, tercermin dari rasio operasional sebesar 67 persen. Hal tersebut meningkat dari 2023 yang berada di angka 65 persen. Demikian juga dengan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), tercatat sebesar 89 persen, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya, tetapi tetap terkendali berkat pengendalian terhadap beban pokok usaha.
"Langkah efisiensi dan digitalisasi proses bisnis menjadi kunci kami dalam menjaga performa perusahaan di tengah tekanan biaya operasional," kata Heru.
Fokus pengendalian keuangan menjadi instrumen penting dalam menjaga stabilitas keuangan di tengah tekanan eksternal. Rasio likuiditas ASDP juga menunjukkan kondisi keuangan yang sehat, ditunjukkan oleh kemampuan penuh perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini turut didukung dengan capaian EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) positif yang mencapai Rp1,14 triliun.
3. ASDP raih rating idAA+

Di sisi lain, pengakuan atas kinerja keuangan ASDP juga datang dari lembaga pemeringkat terkemuka. Pada 2024, ASDP meraih rating idAA+/Stable dari PEFINDO, mencerminkan kondisi keuangan yang sangat sehat dan solid untuk kategori BUMN.
Tak hanya itu, Kantor Akuntan Publik yang mengaudit laporan keuangan ASDP memberikan peringkat AA++ atau dinyatakan "sehat", memperkuat legitimasi perusahaan berada pada jalur yang benar dalam pengelolaan keuangan dan operasional.
Pencapaian ini sekaligus menandai, strategi transformasi bisnis yang dilakukan ASDP dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan hasil nyata. Digitalisasi layanan, efisiensi biaya, serta tata kelola disiplin menjadi fondasi penting untuk menjawab tantangan industri transportasi di masa mendatang.
"Kami membangun ekosistem kerja yang bersih dan terbuka, karena percaya keberhasilan jangka panjang hanya bisa dicapai melalui tata kelola sehat,. Ke depan, kami juga akan terus memperkuat peran sebagai penyedia layanan penyeberangan andal, efisien, dan adaptif terhadap perubahan. Dengan fondasi yang kuat, ASDP siap melangkah menuju pertumbuhan berkelanjutan," tutur Heru.