Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

ASEAN Sepakat Buka Aliran Data Lintas Batas Tahun Depan

PHOTO-2025-10-26-13-17-25.jpeg
ASEAN Economic Community Council (AECC) Meeting yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada Jumat, (24/10/2025). (dok. Kemenko Perekonomian)
Intinya sih...
  • DEFA adalah perjanjian regional pertama dalam ekonomi digital ASEAN yang mencakup berbagai ketentuan strategis.
  • Perundingan DEFA telah melalui 14 putaran pembahasan intensif dan diselesaikan pada Oktober 2025.
  • DEFA diperkirakan akan memberikan kontribusi hingga Rp6 ribu triliun pada ekonomi ASEAN, sejalan dengan Strategi Nasional Ekonomi Digital 2030 Indonesia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Negara-negara ASEAN sepakat menyelesaikan dan menandatangani Digital Economy Framework Agreement (DEFA) secara penuh pada 2026 mendatang.

Kesepakatan itu diumumkan dalam the 2nd Special ASEAN Economic Community Council (AECC) Meeting yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat, (24/10/2025).

1. Perjanjian regional pertama dalam ekonomi digital

Ilustrasi ASEAN. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)
Ilustrasi ASEAN. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

DEFA merupakan perjanjian regional pertama yang komprehensif di bidang ekonomi digital. DEFA akan menjadi dasar bagi terbentuknya ekosistem digital yang modern dan terintegrasi di kawasan ASEAN.

DEFA merupakan inisiatif utama di bawah Bandar Seri Begawan Roadmap (BSBR), yang diadopsi pada 2021 sebagai agenda transformasi digital ASEAN untuk mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemik COVID-19.

DEFA mencakup sejumlah ketentuan strategis yang mencerminkan pendekatan maju ASEAN terhadap ekonomi digital, antara lain:

1. Arus data lintas batas (Cross-Border Data Flows);

2. Pembayaran elektronik (Electronic Payments);

3. Perlindungan data pribadi (Personal Data Protection);

4. Identitas digital (Digital Identities);

5. Mobilitas talenta digital (Talent Mobility Cooperation);

6. Kerja sama di bidang teknologi baru seperti Kecerdasan Artifisial (AI);

7. Kebijakan persaingan usaha(CompetitionPolicy);

8. Keamanan daring dan siber (Online Safety & Cybersecurity); serta

9. Perlindungan kode sumber (Source Code Protection).

2. Sudah melalui 14 kali perundingan

Ilustrasi ekonomi digital (freepik.com)
Ilustrasi ekonomi digital (freepik.com)

Sejak diluncurkan pada 3 September 2023, perundingan DEFA telah melalui 14 putaran pembahasan intensif, yang difasilitasi Thailand sebagai Ketua Komite Perunding (Negotiating Committee) untuk DEFA, dengan kontribusi aktif seluruh negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia.

Perundingan ke-14 digelar pada 7-10 Oktober 2025 lalu di Jakarta. Pada perundingan ke-14, diselesaikan Priority Economic Deliverables (PEDs) ASEAN di 2025.

3. Bakal berkontribusi hingga Rp6 ribu triliun pada ekonomi ASEAN

ilustrasi rupiah (unsplash.com/Mufid Majnun)
ilustrasi rupiah (unsplash.com/Mufid Majnun)

DEFA diperkirakan akan memberikan kontribusi hingga 366 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp6.071 triliun (kurs Rp16.590 per dolar AS) terhadap produk domestik bruto (PDB) ASEAN pada 2030. Angka itu setara dengan 40 persen dari total potensi ekonomi digital di ASEAN.

Bagi Indonesia, perjanjian itu sejalan dengan pelaksanaan Strategi Nasional Ekonomi Digital 2030, yang mencakup penguatan infrastruktur digital seperti jaringan 5G dan pusat data, pengembangan sumber daya manusia di bidang digital, transformasi UMKM, serta penguatan regulasi keamanan siber.

Melalui DEFA, Indonesia dapat memperluas akses pasar bagi pelaku UMKM, menarik lebih banyak investasi di sektor teknologi tinggi, memperkuat kedaulatan data nasional, dan membangun ekosistem digital yang inklusif serta berdaya saing.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us

Latest in Business

See More

Tak Cukup Menabung, Begini Strategi Mencapai Upper Class di 2030

26 Okt 2025, 16:41 WIBBusiness