Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

ASEAN Tekankan Pentingnya Upaya Inklusif dan Kolaboratif Sektor Swasta

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam ASEAN Business and Investment Summit 2023 Plenary Session yang mengangkat tema “Aligning ASEAN’s Private Sector Priorities to the Global Agenda”, Minggu (3/9). (Dok. Golkar)

Jakarta, IDN Times - Perekonomian ASEAN menunjukkan kinerja positif dalam satu dekade terakhir dengan  pertumbuhan rata-rata 4%-5%. Di dunia, kawasan ASEAN merupakan perekonomian terbesar  ke-5, eksportir terbesar ke-4, dan pada 2022 lalu bahkan menjadi tujuan foreign direct  investment (FDI) terbesar ke-2. 

Perekonomian ASEAN mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 5,7% pada 2022 yang  didorong oleh tingkat konsumsi domestik, perdagangan, dan investasi yang tinggi. Industri  seperti elektronik, kendaraan listrik, dan ekonomi digital, mengalami peningkatan investasi pada tahun lalu, dengan total arus masuk FDI tumbuh sebesar 5,5%. 

“Saat ini, kami adalah salah satu dari sedikit titik terang untuk pertumbuhan ekonomi,  meskipun perjalanan ke depan masih diselimuti ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi global  diperkirakan akan melambat di tahun-tahun mendatang. Sudah ada tanda-tanda  melambatnya kinerja ekonomi negara-negara utama ASEAN, meningkatnya inflasi pangan,  dan berlanjutnya ketidakpastian pasar akibat fragmentasi geopolitik,” jelas Menteri  Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam ASEAN Business and  Investment Summit 2023 Plenary Session yang mengangkat tema “Aligning ASEAN’s Private  Sector Priorities to the Global Agenda”, Minggu (3/9). 

1. Indonesia mengambil inisiatif untuk merespons dengan hal ini

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam ASEAN Business and Investment Summit 2023 Plenary Session yang mengangkat tema “Aligning ASEAN’s Private Sector Priorities to the Global Agenda”, Minggu (3/9). (Dok. Golkar)

Berdasarkan tema Kepemimpinan ASEAN Indonesia pada 2023, yaitu “ASEAN Matters:  Epicentrum of Growth”, Indonesia mengambil inisiatif untuk merespons hal tersebut. Inisiatifnya  antara lain memperkuat integrasi pasar regional melalui peningkatan Free Trade Agreement ASEAN-Australia-Selandia Baru, memperkenalkan Transaksi Mata Uang Lokal dan interoperabilitas pembayaran digital, serta mempromosikan ASEAN Industry Project Based  Initiative. 

“Selanjutnya, kami akan memulai fase baru digitalisasi dengan diluncurkannya Perjanjian  Kerangka Ekonomi Digital ASEAN, yang akan meningkatkan nilai ekonomi digital di ASEAN  tahun 2030 hingga dua kali lipat. Kami juga mempercepat agenda ekonomi berkelanjutan  melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik regional,” tutur Menko Airlangga. 

2. Upaya inklusif dan kolaboratif dari sektor swasta

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam ASEAN Business and Investment Summit 2023 Plenary Session yang mengangkat tema “Aligning ASEAN’s Private Sector Priorities to the Global Agenda”, Minggu (3/9). (Dok. Golkar)

Kerja sama ASEAN bukan hanya upaya sektor publik, tetapi juga yang menjadi kunci adalah  upaya inklusif dan kolaboratif dari sektor swasta dalam berbagai agenda dan inisiatif ASEAN. Proyek ASEAN juga tidak berdiri dalam ruang hampa, sebab dipengaruhi dinamika global sehingga memerlukan peran aktif dari sektor publik ASEAN maupun sektor swasta. Mengingat  hal ini, ada tiga bidang prioritas yang dapat dikontribusikan oleh sektor swasta ASEAN terhadap agenda global. 

“Pertama, kita memerlukan suara sektor swasta yang lebih besar untuk menyoroti dan  mengurangi risiko serta biaya fragmentasi rantai pasokan global dan regional yang didorong  oleh geopolitik. Sektor publik dan swasta perlu bekerja sama, termasuk dengan mitra dan  platform lain, untuk menegakkan arsitektur perdagangan dan ekonomi multilateral yang  terbuka, inklusif, tidak diskriminatif, dan berbasis aturan,” ujar Menko Airlangga. 

Kedua, kata Menko Airlangga, diperlukan sektor swasta yang secara aktif memanfaatkan  peluang pertumbuhan baru. Sektor swasta ASEAN harus bekerja sama dengan dewan bisnis  lainnya untuk menjajaki potensi kolaborasi. Sektor swasta ASEAN juga harus menerapkan  model bisnis inklusif, memaksimalkan hubungan pembangunan ekonomi lokal termasuk  dengan UMKM. 

Terakhir, sektor swasta ASEAN perlu memanfaatkan sumber daya, jaringan, teknologi, dan  keahlian sektor swasta untuk menemukan solusi terhadap tantangan sosio-ekonomi dan  perubahan iklim di kawasan ini. Inovasi, difusi dan adopsi teknologi juga perlu didukung dan  dipercepat untuk meningkatkan ketahanan perekonomian daerah dan kesejahteraan  masyarakat. 

3. Berkontribusi aktif dalam mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam ASEAN Business and Investment Summit 2023 Plenary Session yang mengangkat tema “Aligning ASEAN’s Private Sector Priorities to the Global Agenda”, Minggu (3/9). (Dok. Golkar)

ASEAN juga perlu mengoptimalkan kontribusi inovasi dan teknologi untuk meningkatkan  perekonomian kawasan dan mengatasi tantangan sosio-ekonomi yang sudah maupun akan  terjadi. Hal tersebut selaras dengan tema ABIS tahun ini, yaitu “ASEAN Centrality: Innovating towards Greater Inclusivity”. 

“Saya ingin mengimbau kepada sektor swasta ASEAN dan komunitas bisnis secara lebih luas,  untuk berkontribusi aktif dalam mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025.  Terutama untuk ABAC harus bisa membuat ASEAN lebih kuat dengan menguatkan juga  perdagangan dan kolaborasi antarnegara anggota ASEAN,” pungkas Menko Airlangga. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ezri Tri Suro
EditorEzri Tri Suro
Follow Us