Bank Dunia Prediksi Defisit APBN Melebar, Purbaya: Sering Meleset

- Besaran defisit tergantung kemampuan kendalikan belanja
- Pemerintah tengah lakukan pembenahan DJBC dan DJP
- Bank Dunia proyeksi pertumbuhan ekonomi RI mentok 5 persen hingga 2027
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa merespons laporan Bank Dunia (World Bank) yang memproyeksikan pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 2027 dapat mencapai 2,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Purbaya menilai proyeksi tersebut belum tentu terjadi. Ia juga menilai Bank Dunia kerap meleset dalam membuat perkiraan. Bendahara Negara itu pun meminta agar publik tidak terlalu percaya pada proyeksi lembaga keuangan internasional tersebut.
“Jadi saya suruh menanggapi Bank Dunia? Ya suka-suka mereka. Mau memprediksi boleh, tidak memprediksi juga tidak apa-apa. Tapi selama ini juga sering meleset,” kata Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTA, Kamis (18/12/2025).
1. Besaran defisit tergantung kemampuan kendalikan belanja

Menurut Purbaya, besaran defisit APBN sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dalam mengendalikan belanja negara dan meningkatkan pendapatan. Dengan perbaikan yang dilakukan di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) serta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), ia optimistis penerimaan negara akan terus meningkat.
“Defisit itu tergantung bagaimana kita mengelola belanja dan penerimaan. Kalau perbaikan terus dilakukan, defisit bisa dikendalikan,” ujar Purbaya.
2. Pemerintah tengah lakukan pembenahan DJBC dan DJP

Ia menambahkan, pemerintah tengah melakukan pembenahan di DJP dan DJBC untuk meningkatkan penerimaan negara, salah satunya melalui penerapan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor kepabeanan.
“Di Bea Cukai sudah mulai diterapkan AI di lapangan. Dari perbaikan ini saja, potensi tambahan penerimaan minimal Rp1 triliun. Ke depan, kebocoran di Bea Cukai akan terus ditekan,” jelasnya.
Selain meningkatkan penerimaan, Purbaya menegaskan pemerintah juga menjaga disiplin belanja negara agar tetap terkendali. Dengan langkah tersebut, ia optimistis defisit APBN akan tetap berada pada level yang berkesinambungan.
“Defisit bisa melebar atau tidak, tergantung kebutuhan. Tapi kami pastikan tetap dalam batas yang aman,” kata Purbaya.
3. Bank Dunia proyeksi pertumbuhan ekonomi RI mentok 5 persen hingga 2027

Selain itu, dalam laporan Indonesia Economic Prospects (IEP), Bank Dunia juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5 persen pada periode 2025–2026, sebelum meningkat ke level 5,2 persen pada 2027.
Proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan estimasi dalam IEP edisi Juni 2025, yang sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,7 persen pada 2025, 4,8 persen pada 2026, dan 5 persen pada 2027.
Bank Dunia menilai pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia tetap solid, dengan realisasi pertumbuhan tahunan sebesar 5,0 persen selama tiga kuartal pertama 2025. Kinerja tersebut didukung oleh investasi yang kuat serta kontribusi ekspor neto yang signifikan, meskipun bersifat sementara.


















