Bank Emas Diluncurkan, Dirut BSI: Layanan Investasi Emas Terstruktur

- Bank emas resmi diluncurkan pada 25 Februari lalu oleh Bank Syariah Indonesia (BSI).
- BSI dan PT Pegadaian ditunjuk sebagai lembaga penyedia layanan bullion bank atau bank emas.
- Berdasarkan kajian McKinsey, jumlah emas batangan di Indonesia diproyeksikan sebesar 321 ton yang dapat dimonetisasi.
Jakarta, IDN Times - Bank Syariah Indonesia (BSI) menilai Indonesia memiliki peluang besar dalam pengelolaan dan investasi emas, sejak Presiden Prabowo Subianto meluncurkan bank emas atau bullion bank pada 26 Februari 2025.
Adapun PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) ditunjuk menjadi dua lembaga yang menyediakan layanan bullion bank atau bank emas.
Direktur Utama (Dirut) Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi megatakan BSI menjadi bank yang memiliki fasilitas bullion bank, menawarkan fleksibilitas tinggi dalam pengelolaan dan penyimpanan emas.
Keputusan pemerintah menunjuk kedua institusi ini memberikan visibilitas yang lebih tinggi bagi pengembangan bisnis emas di Indonesia, dengan potensi pertumbuhan yang signifikan dalam jangka panjang.
"Dengan dukungan dari BSI, masyarakat dapat menikmati layanan investasi emas yang lebih terstruktur dan aman, yang akan mendorong sektor ini tumbuh lebih tinggi," kata Hery dalam agenda buka bersama dengan pemimpin redaksi, Jumat (7/3/2025).
1. Ada 1.800 ton emas beredar di masyarakat

Menurut Hery saat ini ada sekitar 1.800 ton emas diperkirakan beredar di masyarakat Indonesia.
"Setengah dari jumlah tersebut berasal dari hasil pertambangan, sementara setengah lainnya berasal dari perhiasan dan emas batangan. Dengan adanya fasilitas bullion bank dari BSI, masyarakat kini memiliki cara yang lebih mudah untuk mengelola investasi emas mereka," ungkapnya.
2. Peluang kembangkan alternatif bisnis

Sebelumnya, Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan, emas menjadi komoditas yang akan terus dikembangkan perseroan sebagai new game changer di industri perbankan syariah.
“Hal tersebut didasari potensi dan peluang pengembangan alternatif bisnis yang memberikan nilai investasi bagi masyarakat. Diresmikannya BSI sebagai salah satu entitas yang menjalankan bisnis bank emas berpotensi memberikan manfaat untuk masyarakat, industri, dan pertumbuhan perekonomian nasional melalui optimalisasi ekosistem ekonomi syariah,” ujarnya.
3. Peluang kembangkan pasar emas di Indonesia masih besar

Peluang untuk mengembangkan pasar emas Indonesia juga sangat besar, karena permintaan emas per kapita Indonesia masih terendah di Asia Tenggara, 0,16 gram per orang.
"Di sisi lain, mengacu kajian McKinsey, emas yang beredar di masyarakat Indonesia mencapai 1.800 ton, dari sektor hulu ke hilir," ucap Anton.
Lebih lanjut, Anton mengatakan, jumlah emas batangan diproyeksikan sebesar 321 Ton yang merupakan aset yang dapat dimonetisasi. Jumlah ini berpotensi untuk terus meningkat mengingat Indonesia memiliki potensi cadangan emas Indonesia nomor 6 terbesar di dunia setara dengan 2.600 ton.
"Indonesia termasuk dalam negara top 10 produsen emas global yang memproduksi sekitar 100 ton emas pada 2020," tegasnta.
Menurut Anton, melalui usaha bank emas, BSI dapat menangkap nilai ekonomi di seluruh rantai pasok emas, memonetisasi aset emas yang kurang produktif, dan tentunya memberikan kemudahan alternatif investasi syariah.