Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bank Sentral Selandia Baru Kerek Suku Bunga Menjadi 3 Persen

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, ketika mengumumkan kasus COVID-19 di Selandia Baru. (Instagram.com/jacindaardern)

Jakarta, IDN Times - Bank sentral Selandia Baru telah mengumumkan kenaikan suku bunga ketujuh berturut-turut sejak awal tahun 2022 untuk menjinakkan inflasi yang terus melonjak. Kenaikan suku bunga acuan ke level tertinggi yakni 3 persen sejak 2015 mengisyaratkan pengetatan yang lebih agresif dari bank sentral.

Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) pada Rabu (17/8/2022) menaikkan suku bunga resmi yang artinya berdampak kepada penentuan tingkat bunga pinjaman antar bank komersial sebesar setengah basis point menjadi 3 persen.

1. RBNZ perkirakan suku bunga acuan akan mencapai 4 persen

Ilustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam sebuah pernyataan yang mengisyaratkan niat hawkish untuk beberapa bulan mendatang, RBNZ menyatakan pihaknya memperkirakan suku bunga acuan akan mencapai 4 persen pada awal tahun depan atau naik dari prediksi sebelumnya sebesar 3,7 persen. Bank sentral mengatakan pihaknya juga memperkirakan suku bunga akan mencapai puncaknya di atas 4 persen dan tetap pada level itu hingga 2024.

"Langkah tepat untuk terus memperketat kondisi moneter sebagai upaya untuk menjaga stabilitas harga," tulis Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) seperti dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (18/8/2022).

2. Target inflasi Selandia Baru di kisaran 1-3 persen per tahun

Gubernur Bank Sentral Selandia Baru, Adrian Orr, saat menyampaikan kebijakan moneter pada November 2020 (twitter.com/ReserveBankofNZ)

RBNZ menambahkan anggota komite juga sepakat bahwa kondisi moneter perlu terus diperketat sampai mereka yakin ada cukup upaya pengendalian terkait dengan pengeluaran untuk membawa inflasi kembali ke kisaran target 1-3 persen per tahun.

Kenaikan suku bunga terbaru terjadi setelah RBNZ pada bulan Juli menaikkan suku bunga acuan sebesar setengah poin persentase mengikuti kenaikan yang sama pada bulan April dan Mei.

3. Indeks harga konsumen Selandia Baru naik 7,3 persen

Gubernur Bank Sentral Selandia Baru, Adrian Orr, saat menyampaikan laporan stabilitas keuangan pada Mei 2020 (twitter.com/ReserveBankofNZ)

Indeks harga konsumen Selandia Baru naik 7,3 persen pada kuartal kedua secara year on year (YoY) membawa inflasi ke level tertinggi selama 32 tahun.

RBNZ telah menjadi salah satu bank sentral paling agresif dalam upaya mengendalikan inflasi. Langkah agresif tersebut dibuktikan dengan upaya cepat menaikkan suku bunga acuan dari rekor terendah 0,25 persen sejak Oktober tahun lalu.

Setelah mengungguli sebagian besar negara selama pandemi, ekonomi Selandia Baru secara tak terduga menyusut 0,2 persen selama kuartal pertama di tengah lonjakan kasus COVID-19.

Share
Topics
Editorial Team
Hafit Yudi Suprobo
EditorHafit Yudi Suprobo
Follow Us