Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Banyak Orang Berobat ke Luar Negeri, Apa Kabar Industri Kesehatan RI?

Siloam Hospitals Laboan Bajo (IDN Times/Uni Lubis)
Siloam Hospitals Laboan Bajo (IDN Times/Uni Lubis)

Jakarta, IDN Times - Devisa negara senilai enam miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp100 triliun terbuang dari Indonesia dan dinikmati negara lain. Hal itu sebagai imbas dari minimnya jumlah dokter spesialis di rumah sakit di Indonesia dan membuat masyarakat justru berobat ke luar negeri.

Kondisi tersebut mendapat sorotan dari Presiden Komisaris PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), John Riady. Dia mengatakan, dokter-dokter spesialis di Indonesia secara kualitas tidak kalah.

Selain itu, banyak juga yang telah melampaui kolega-koleganya di luar negeri lantaran terbiasa menghadapi persoalan kesehatan yang lebih kompleks dan berat di dalam negeri.

"Hanya saja, keberadaan dokter-dokter spesialis masih berpusat di Jakarta. Semakin jauh dari kota besar, kualitas dan jumlah dokter semakin berkurang,” kata John dalam pernyataannya, Senin (17/10/2022).

1. Banyak masyarakat kelas atas berobat ke luar negeri

ilustrasi berobat ke dokter (freepik.com/Jcomp)
ilustrasi berobat ke dokter (freepik.com/Jcomp)

Kondisi tersebut lantas membuat masyarakat kelas atas, yang punya duit berlebih memilih berobat ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang.

Tak heran jika kemudian Presiden Joko "Jokowi" Widodo khawatir atas fenomena tersebut dan membuat adanya uang keluar dari dalam negeri hingga enam miliar dolar AS.

"Karena masyarakat memandang di dalam negeri, entah rumah sakitnya, entah tenaga kesehatan, dan alat kesehatannya belum siap atau lebih baik berobat ke luar daripada di dalam negeri," ujar John.

2. Jumlah dokter saat ini di Indonesia

ilustrasi dokter (freepik.com/jcomp)
ilustrasi dokter (freepik.com/jcomp)

John pun mengungkapkan, jumlah dokter di Indonesia saat ini hanya 81.011 orang dengan persebaran terbanyak di Pulau Jawa, terutama Jabodetabek. Rasio itu hanya mencapai 0,3 per 1.000 orang.

"Lemahnya industri kesehatan di Indonesia justru telah menguntungkan negara-negara tetangga yang memiliki industri jasa kesehatan lebih maju. Persoalannya, dari sisi supply layanan kesehatan secara nasional dinilai sangat kurang, terutama dari segi kuantitas, Indonesia hanya memiliki rasio ranjang 1,33 per 1.000 orang," tutur John.

Padahal, sambung John, sektor kesehatan merupakan salah satu tulang punggung pemasukan ekonomi nasional. Apalagi terdapat kebutuhan yang meningkat seiring antisipasi merebaknya wabah di masa depan maupun pertumbuhan pendapatan masyarakat.

Indonesia diyakini John memiliki pasar yang besar untuk industri kesehatan, sementara itu sekitar 600 ribu masyarakat Indonesia justru pergi ke luar negeri untuk berobat.

“Ke depan tren masyakarat terhadap kesehatan makin meningkat. Bahkan hidup sehat sekarang sudah menjadi gaya hidup,” kata John.

3. Investasi Lippo Group di industri kesehatan

Siloam Hospitals Asri (siloamhospitals.com)
Siloam Hospitals Asri (siloamhospitals.com)

Sadar dengan hal tersebut, Lippo Group pun berinvestasi di industri kesehatan dalam negeri dengan bermula pada pendirian RS Siloam di Lippo Karawaci pada 1992 silam.

Siloam pun banyak menempatkan dokter-dokter spesialis di daerah dan meningkatkan kualitasnya menjadi standar internasional seperti Siloam Labuan Bajo International Medical Centre (LIMC).

“Agar dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat setempat dan para wisatawan mancanegara untuk mendukung pemulihan pariwisata dan mendongkrak jumlah wisatawan ke Labuan Bajo pada masa mendatang,” ucap John.

Secara statistik, Siloam memiliki 40 rumah sakit di 27 provinsi. Tidak hanya itu, Lippo Group juga terus berupaya mengisi ruang kosong produksi dokter-dokter spesialis yang mumpuni.

“Secara jangka panjang, problem ini perlu diselesaikan dengan menggenjot perguruan tinggi menghasilkan para dokter, hal inilah yang diampu oleh Fakultas Kedokteran UPH. Selain itu, bisa diambil kebijakan untuk menarik pulang para diaspora dokter yang praktik di berbagai rumah sakit di luar negeri,” beber John.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us