Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Banyak Startup PHK Karyawan, Merah Putih Fund Bisa Bantu Pendanaan?

Ilustrasi karyawan perusahaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Merah Putih Fund didorong untuk dapat menjadi juru selamat bagi perusahaan rintisan (startup) yang diterpa badai pemutusan hubungan kerja (PHK). Startup mau tak mau melakukan PHK demi menghemat bahan bakar perusahaan.

Badan usaha yang memberikan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke startup ini, memiliki investor awal yang berasal dari badan usaha milik negara (BUMN), yakni Mandiri Capital Indonesia, MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, BRI Ventures, dan BNI VenturesMPF.

"Kalau benar ada fund-nya, harusnya iya bisa menggunakan Merah Putih Fund. Tapi kita tidak tahun apakah fund ini ada dananya dan berapa besar," kata Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi kepada IDN Times, Senin (6/6/2022).

1. Harus ada perhatian dari pemerintah terhadap startup

Ilustrasi Presiden Jokowi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia menjelaskan gelombang PHK akan terjadi, baik dalam skala kecil maupun skala besar. Oleh karena itu perlu ada perhatian dari pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate. 

"Perlu ada upaya dari Presiden Jokowi dan Menkominfo untuk menyelamatkan startup. Sebab, pengembangan startup kan menjadi bagian dari janji kampanye," tuturnya.

2. Startup juga harus melakukan efisiensi

ilustrasi anggaran (IDN Times/Aditya Pratama)

Startup juga dituntut untuk melakukan efisiensi, bahkan kalau perlu melakukan konsolidasi dengan startup lainnya.

"Startup harus melakukan efisiensi. Bisa juga konsolidasi dengan startup lain," ujarnya.

3. Startup harus selektif melakukan bakar uang

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Heru mengingatkan agar pelaku startup tidak sembarangan bakar uang, termasuk dengan jor-joran memberikan gaji tinggi demi mencitrakan perusahaan sebagai startup bergengsi.

"Kalau mendapat pendanaan besar tidak masalah, tapi kalau pendanaan tidak besar, jadi pemborosan," jelas Heru.

Dia berpendapat perusahaan rintisan terkadang menggelontorkan dana hanya untuk mengesankan perusahaannya setara dengan perusahaan teknologi raksasa.

"Memberikan kesan perusahaan mereka berkelas seperti Google atau Facebook, agar investor percaya," tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hana Adi Perdana
EditorHana Adi Perdana
Follow Us