Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BBM Nonsubsidi Deflasi 2 Bulan Berturut-Turut

default-image.png
Default Image IDN
Intinya sih...
  • Deflasi bensin dan tarif angkutan udara seiring penurunan harga BBM nonsubsidi
  • Inflasi Oktober 2024 mencapai 0,08 persen, mengakhiri tren deflasi sejak Mei 2024

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi telah mengalami deflasi selama 2 bulan berturut-turut. Deflasi ini terjadi sejalan dengan kebijakan PT Pertamina (Persero) yang menurunkan harga BBM nonsubsidi.

"Untuk komoditas bensin sudah mengalami deflasi selama 2 bulan berturut-turut. Hal ini seiring dengan penyesuaian harga BBM dan subsidi yang dilakukan oleh Pertamina dan sejalan dengan tren penurunan harga minyak di pasar global," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferesi pers, Jumat (1/11/2024).

1. Komoditas dominan pendorong deflasi pada kelompok transportasi

Frepik

Komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok transportasi adalah bensin dan tarif angkutan udara dengan andil masing-masing 0,06 persen dan 0,01 persen. 

Sebagai informasi, Pertamina memang menurunkan harga nonsubsidi pada September dan Oktober 2024. Harga BBM nonsubsidi yang turun mencakup Pertamax, Pertamax Green, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

2. Inflasi Oktober capai 0,08 persen

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti Konferensi Pers Data Inflasi Oktober. (Dok/Istimewa).

Kemudian Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2024 mencatatkan inflasi 0,08 persen secara bulanan atau month to month (MtM). IHK akhirnya mencatatkan inflasi setelah terjadi deflasi selama lima bulan beruntun atau sejak Mei hingga September 2024.

Amalia menyampaikan, pada Oktober ini terjadi kenaikan IHK dari 105,93 pada September 2024 menjadi 106,01 pada Oktober 2024.

"Secara tahunan terjadi inflasi sebesar 1,71 persen dan secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 0,82 persen. Inflasi Oktober 2024 ini mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024,” kata Amalia. 

3. BPS catat ada 28 provinsi alami inflasi

ilustrasi permintaan barang meningkat akibat inflasi (Freepik.com/ilixe48)

Di sisi lain, BPS mencatat sebanyak 28 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi Oktober 2024. Rinciannya, inflasi tertinggi terjadi di Maluku sebesar 0,65 persen, Nusa Tenggara Timur 0,26 persen, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat sebesar 0,21 persen, Lampung inflasinya 0,20 persen, Jawa Tengah 0,19 persen, dan Kalimantan Utara sebesar 0,17 persen.

"Sebanyak 28 dari 38 provinsi di Indonesia menglamai inflasi, sedangkan 10 provinsi lainnya mengalami deflasi. Inflais tertinggi terjadi di Maluku yakni 0,65 persen, sementara deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara 1,05 persen," kata Amalia. 

Untuk inflasi terendah terjadi diJawa Barat sebesar 0,02 persen, Bali 0,07 persen. Sementara, deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara 1,05 persen, Gorontalo 0,57 persen, Kepulauan Babel 0,18 persen, dan Kalimantan Timur 0,16 persen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us