Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bisnis di Negara Bagian Terkaya India Terdampak Pembatasan COVID-19

Perdana Menteri India Narendra Modi saat Hari Kemerdekaan India pada 15 Agustus 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi

Jakarta, IDN Times – Berbagai bisnis, termasuk pengecer, restoran, dan bioskop di negara bagian terkaya di India mengalami gangguan setelah pihak berwenang negara itu menerapkan pembatasan ketat baru untuk mengekang kebangkitan kasus COVID-19 pada minggu lalu.

Negara bagian barat Maharashtra, tempat ibu kota keuangan India, Mumbai berada, telah menjadi wilayah terparah yang terdampak pandemik tersebut. Wilayah itu memiliki sekitar seperempat dari 13,5 juta kasus di negara itu.

1. Pembatasan ketat jadi pukulan telak bagi bisnis yang baru pulih

Seorang polisi berjaga di perbatasan saat permberlakuan 'lockdown' oleh pemerintah sebagai upaya mencegah penyebaran virus COVID-19, di New Delhi, India, Senin (23/3). ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi

Minggu lalu, pemerintah daerah menutup restoran, bar, gym, teater, dan toko-toko dengan kategori nonesensial setelah kasus virus corona kembali melonjak. Hal itu pun menjadi pukulan telak bagi bisnis yang baru saja pulih dari penguncian nasional tahun lalu.

Misalnya saja bioskop di Maharashtra, yang harus ditutup kembali. Padahal bisnis baru saja dibuka kembali pada November setelah ditutup selama lebih dari delapan bulan tahun lalu. Hal ini membuat asosiasi pemilik bioskop mengatakan mereka mungkin tidak akan pernah pulih dari kerugian dan terpaksa tutup seterusnya.

“Ini adalah paku terakhir di peti mati,” kata Sharad Doshi, wakil presiden Asosiasi Pemilik Bioskop dan Peserta Pameran India. “Kami tidak punya pilihan selain binasa.”

Menurut Channel News Asia, Doshi dan pemilik bisnis lainnya telah meminta pemerintah untuk memberikan dukungan melalui keringanan pajak dan subsidi sewa guna mencegah krisis memburuk.

2. India negara kedua di dunia dengan kasus COVID-19 terbanyak

Tenaga kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) mengambil tes swab dari pekerja pabrik tepung, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di desa Moriya pinggiran kota Ahmedabad, India, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave)

India melaporkan 168.912 infeksi baru pada Senin (12/4/2021), membuat total kasusnya mencapai 13,53 juta kasus, menurut data Reuters. Ini berarti kasus India telah mengalahkan Brasil dan kini menduduki peringkat kedua negara yang memiliki kasus terbanyak di belakang Amerika Serikat (AS).

Saat ini diperkirakan baru hampir 4 persen dari lebih dari 1,3 miliar orang di India yang telah divaksinasi. Berdasarkan hal ini, para ahli mengatakan krisis COVID-19 di negara itu masih panjang.

3. Maharashtra sumbang hampir 15 persen PDB India

Tenaga kesehatan beristirahat sebelum penguburan korban COVID-19 di pemakaman di New Delhi, India ( ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi)

Maharashtra, salah satu negara bagian paling urban dan paling maju di India, menyumbang hampir 15 persen dari produk domestik bruto (PDB) India dan sangat penting untuk pemulihan ekonominya.

Konfederasi Semua Pedagang India memperkirakan pedagang di Maharashtra akan kehilangan sekitar 1 triliun rupee (13,34 miliar dolar AS) akibat penguncian (lockdown) selama sebulan. Negara bagian itu juga melaporkan angka kematian akibat COVID-19 paling banyak di India.

“Satu bulan (lockdown) setara dengan sekitar 5 miliar dolar AS pendapatan untuk pengecer hanya dari Maharashtra,” kata Kumar Rajagopalan, CEO Asosiasi Pengecer India. “Kami berbicara tentang 1,2 juta toko dan 5 juta pekerjaan.”

Di sisi lain, Riyaaz Amlani, yang mengelola hampir 60 restoran populer di 15 kota di India, mengatakan penutupan tersebut akan menyebabkan lebih banyak orang kehilangan pekerjaan. Itu juga akan menimbulkan beban tambahan pada restoran yang telah mengambil utang untuk memulai kembali bisnis mereka setelah membakar modal selama lockdown tahun lalu, karena harus menanggung biaya bunga.

“Jadi ada krisis serius yang membayangi,” katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us