BPS: Neraca Perdagangan 2021 Tertinggi dalam 15 Tahun!

Jakarta, IDN Times - Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan di 2021 ini, yakni sebesar 35,34 miliar dolar AS. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono mengatakan surplus neraca perdagangan tersebut merupakan nilai tertinggi dalam 15 tahun terakhir.
"Tertinggi sejak 15 tahun terakhir. Jadi surplus tertinggi sebelumnya terjadi pada 2006, yaitu sekitar 39,37 miliar dolar AS. Jadi 15 tahun terakhir," ucap Margo dalam konferensi pers virtual, Senin (17/1/2022).
1. Kinerja ekspor sepanjang 2021

Sepanjang 2021, nilai ekspor Indonesia mencapai 231,54 miliar dolar AS. Nilai itu tumbuh 41,88 persen secara year on year (yoy).
Jika dilihat dari sektornya, nilai ekspor migas pada 2021 mencapai 12,27 miliar dolar AS, tumbuh 48,78 persen secara yoy. Kemudian, ekspor sektor pertanian mencapai 4,23 miliar dolar AS, tumbuh 2,86 persen secara yoy.
Adapun ekspor dari sektor industri pengolahan mencapai 177,12 miliar dolar AS, tumbuh 35,11 persen (yoy). Lalu, ekspor dari sektor tambang dan lainnya senilai 37,92 miliar dolar AS, tumbuh 92,15 persen (yoy).
2. Kinerja impor sepanjang 2021

Pada 2021, nilai impor mencapai 196,2 miliar dolar AS. Nilai tersebut tumbuh 38,59 persen dibandingkan 2020 yang hanya sebesar 141,57 miliar dolar AS.
Menurut penggunaan barang, impor sepanjang 2021 ini didominasi oleh bahan baku/penolog dengan nilai 147,38 miliar dolar AS, tumbuh 42,8 persen (yoy). Lalu, impor barang modal sebesar 28,63 miliar dolar AS, tumbuh 20,77 persen (yoy). Adapun impor barang konsumsi mencapai 20,18 miliar dolar AS, tumbuh 37,73 persen (yoy).
3. Surplus neraca perdagangan dalam 6 tahun terakhir

Pada 2020 lalu, Indonesia juga mencatat surplus neraca perdagangan sebesar 21,62 miliar dolar AS. Namun, pada 2019 neraca perdagangan Indonesia defisit sebesar 3,59 dolar AS. Begitu juga dengan 2018 yang defisit 8,7 miliar dolar AS.
Lalu, pada 2017 Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar 11,84 miliar dolar AS, dan 2016 juga surplus sebesar 9,48 miliar dolar AS.