BSI Targetkan Produksi 110 Ribu Ton Tembaga per Tahun

- BSI menyumbang Rp5,31 triliun ke keuangan negara
- Proyek tambang bawah tanah mengandung 8,2 juta ton tembaga
- BSI memiliki lahan seluas 4.000 hektare untuk tambang dan fasilitas penunjang
Banyuwangi, IDN Times – PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), bersiap memulai rekonstruksi tambang bawah tanah (underground) Tembaga Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 2026.
Rencana ini dijalankan setelah studi kelayakan (feasibility study) ketujuh disetujui pemerintah. BSI menargetkan operasi tambang berlangsung lebih dari 30 tahun ke depan.
"Jadi harapannya dengan setelah tujuh bukit copper berproduksi, maka TB Copper akan menyumbang 15 persen dari produksi tembaga di Indonesia," kata Senior Manager Technical Services BSI, Erik Barnas dalam lokakarya media di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (8/11/2025).
1. Kontribusi BSI terhadap keuangan negara

Erik memaparkan, sejak 2016 hingga 2024, PT BSI telah menyumbang Rp5,31 triliun atau sekitar 354 juta dollar Amerika Serikat kepada keuangan negara.
Dari total itu, pajak yang dibayarkan mencapai Rp3,63 triliun atau 242 juta dolar AS, sementara royalti dari penjualan emas mencapai Rp1,68 triliun atau 112 juta dolar.
"Total pembayaran pajak dan royalti dari tahun 2016 hingga 2024. Pajak Rp3,6 Triliun. Royalti (dihitung dari emas yang dijual) Rp1.6 Triliun. Total kontribusi finansial Rp5,3 Triliun," kata dia.
2. Proyek tambang bawah tanah mengandung 8,2 juta ton tembaga

Hasil studi pra-kelayakan menunjukkan, proyek tambang bawah tanah Tujuh Bukit memiliki potensi ekonomi besar. Produksinya diproyeksikan berlangsung panjang dan signifikan secara global.
Pada puncak produksinya, proyek ini akan memproses 24 juta ton bijih per tahun, menghasilkan lebih dari 110 ribu ton tembaga dan 350 ribu ons emas setiap tahun selama lebih dari 30 tahun.
Berdasarkan data Mineral Resources Estimate (MRE) per Maret 2024, proyek ini mengandung 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ons emas. Dampak potensial dari operasi akan dievaluasi dalam proses AMDAL.
"Langkah-langkah mitigasi akan diterapkan untuk setiap potensi dampak sebagaimana disyaratkan oleh peraturan yang berlaku," beber Erik.
Ia menambahkan, BSI berkomitmen memberikan manfaat ekonomi bagi negara dan daerah, termasuk penciptaan lapangan kerja, peluang usaha lokal, serta program pemberdayaan masyarakat.
"Melalui pengendalian pajak dan bukan pajak, penciptaan lapangan kerja bagi penduduk lokal, peluang usaha bagi perusahaan lokal, dan berbagai program pemberdayaan masyarakat," kata dia.
3. Bumi Suksesindo dapat jatah lahan 4000 hektare

Sementara itu, Head of Corporate Communications PT Merdeka Copper Gold Tbk, Tom Malik, menjelaskan, berdasarkan izin usaha pertambangan (IUP), BSI memiliki lahan seluas 4.000 hektare.
Namun, lahan yang telah digunakan baru sekitar 900 hektare.
"IUP-nya Bumi Suksesindo itu sekitar 4.000-an hektare. Saat ini yang sudah terjamah atau digunakan itu 900-an hektar," kata dia.
Ia menegaskan, area tersebut tidak hanya untuk tambang, tetapi juga mencakup fasilitas penunjang, termasuk perumahan karyawan yang bekerja di BSI.
"Maksudnya yang 900 itu? Eh, tidak hanya pit-nya ya, tentunya ada processing plant, untuk perumahan karyawan dan lain-lain. Itu totalnya sekitar 900 hektare," kata dia.


















