Cek Fakta: Bulog Bakal Jual Beras SPHP Premium

- Beras SPHP akan tersedia dalam dua jenis kualitas, medium dan premium.
- Peluncuran beras SPHP premium masih menunggu restu kenaikan margin fee 10 persen dari penyaluran cadangan beras pemerintah.
- Bulog sedang fokus pada penerapan satu HET beras di seluruh Indonesia dan pembangunan infrastruktur pascapanen.
Jakarta, IDN Times - Perum Bulog merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melaksanakan penugasan distribusi beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
Adapun beras SPHP merupakan beras medium yang diolah Bulog dari cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di gudangnya.
Ke depannya, benarkah beras SPHP juga akan tersedia dengan kualitas premium? Begini faktanya.
1. Beras SPHP bakal tersedia dalam dua jenis kualitas

Wacana peluncuran beras SPHP premium itu dilontarkan oleh Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani. Dia mengatakan, selain medium, beras SPHP juga ke depannya akan tersedia dalam kualitas premium.
“Jadi selain SPHP, ada juga beras premium SPHP nanti,” kata Rizal di kantor pusat Perum Bulog, Jakarta, Senin (29/12/20250.
2. Tunggu restu kenaikan margin fee 10 persen

Peluncuran beras SPHP premium masih harus menunggu dua hal yang tengah menjadi fokus Bulog saat ini. Pertama, Bulog sedang berupaya mendapatkan restu kenaikan margin sebesar 10 persen dari penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP).
“Ya nanti kalau udah ada margin fee-nya dipastikan ini,” ujar Rizal.
Rizal mengatakan, selama ini pihaknya hanya mendapatkan margin sebesar Rp50 per kilogram (kg) beras yang sudah disalurkan. Angka tersebut sudah berlaku sejak 2014. Artinya, selama 11 tahun tak ada kenaikan. Menurutnya, angka tersebut sudah tidak ideal, apalagi penugasan yang harus dijalankan Bulog semakin besar.
“Masa sekian dari 2014 sampai 2025, berarti 11 tahun,” tutur Rizal.
Sebagai BUMN yang melaksanakan penugasan pemerintah dalam pengadaan CBP, pihaknya meminta perlakuan yang sama dengan PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero). Rizal mengatakan, Pertamina dan PLN mendapatkan margin sebesar 10 persen dari penugasan yang dilaksanakan.
“Nah awalnya disetujui 7 persen, awalnya 7 persen naik marginnya. Namun kami ngajukan alangkah baiknya, kita disetarakan dengan BUMN yang lain, 10 persen, baik Pertamina maupun PLN,” ucap Rizal.
Rizal mengatakan, jika kenaikan margin itu disetujui, maka pihaknya bisa melaksanakan tugas pengadaan CBP yang targetnya dinaikkan menjadi 4 juta ton pada 2026.
“Bulog diperintahkan untuk menyerap gabah petani menjadi beras sejumlah 4 juta ton. Gitu lho mbak, selama 1 tahun, dari bulan Januari sampai dengan Desember,” tutur Rizal.
3. Tunggu penerapan satu HET beras

Perihal kedua yang menjadi fokus Bulog adalah penerapan satu HET (harga eceran tertinggi) di seluruh Indonesia. Usulan itu hanya diajukan untuk beras yang dijual oleh Bulog. Sehingga, masyarakat di seluruh Indonesia bisa membeli beras Bulog dengan harga yang sama.
Adapun ketentuan HET saat ini, untuk beras medium di Zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi) Rp13.500 per kg, Zona 2 (Sumatra selain Lampung dan Sumsel, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan) Rp14.000 per kg, dan Zona 3 (Maluku dan Papua) Rp15.500 per kg.
Sementara, HET beras premium ialah sebesar Rp14.900 per kg untuk Zona 1, Rp15.400 per kg untuk Zona 2, dan Rp15.800 per kg untuk Zona 3.
Rizal mengatakan, dengan margin yang naik, pihaknya akan bisa menutupi biaya distribusi beras untuk Indonesia bagian timur setelah satu HET berlaku. “Bahkan untuk menutupi biaya pengiriman ke Indonesia Timur,” kata Rizal.
Selain itu, dengan posisi keuangan perusahaan yang akan membaik dengan kenaikan margin fee, harapannya Bulog bisa terus melanjutkan pembangunan infrastruktur pascapanen.
“Selama ini kan Bulog kan kalau sedikit-sedikit mau bangun harus ada bantuan, harus minta dan sebagainya. Nanti enggak usah minta. Sudah dari fee itu sudah ada. Bisa untuk mengembangkan bikin gudang kah, merehab gudang kah, bikin RMU kah,” kata Rizal.
Melihat pernyataan-pernyataan di atas, maka kabar Bulog akan menjual beras SPHP premium itu adalah fakta. Namun, realisasinya masih menunggu dua perihal yang masih menjadi fokus Bulog saat ini.


















