Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BTN Targetkan Bangun 150 Ribu Rumah Rendah Emisi Hingga 2029

WhatsApp Image 2025-06-22 at 19.43.33 (1).jpeg
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memperkuat kolaborasi dengan United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI) guna mempercepat implementasi program Rumah Rendah Emisi. (Dok/Istimewa).
Intinya sih...
  • BTN dan UNEP FI kolaborasi untuk program Rumah Rendah Emisi
  • Bank BTN targetkan pembangunan 10 ribu rumah rendah emisi hingga 2029
  • Sebanyak 68 persen debitur KPR berada di usia produktif

Jakarta, IDN Times - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memperkuat kolaborasi dengan United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI) demi mempercepat implementasi program Rumah Rendah Emisi (RRE) di Indonesia. Langkah strategis ini menjadi bagian dari dukungan BTN terhadap program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yaitu pembangunan perumahan nasional dan pengembangan ekonomi hijau.

UNEP FI merupakan inisiatif di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berfokus pada pengembangan keuangan berkelanjutan secara global.

1. Sektor perumahan memiliki peran strategis capai net zero emission

Rumah subsidi kosong di Permata Mutiara Maja (IDN Times/Muhamad Iqbal)
Rumah subsidi kosong di Permata Mutiara Maja (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Direktur Manajemen Risiko BTN, Setiyo Wibowo, menjelaskan sektor perumahan memiliki peran strategis dalam pencapaian target net zero emission (NZE) Indonesia pada 2060, sekaligus memperluas akses masyarakat terhadap hunian layak yang ramah lingkungan. BTN, ditegaskannya, berkomitmen menjadi pelopor pembiayaan hijau di sektor perumahan.

"BTN berperan sebagai jembatan antara kebutuhan hunian rakyat dan agenda keberlanjutan global. Kolaborasi dengan UNEP FI akan mempercepat transisi keuangan Indonesia menuju ekonomi hijau dari sektor perumahan," ujar Setiyo dalam keterangannya dikutip, Senin (23/6/2025).

2. Bank BTN targetkan pembangunan 10 ribu rumah rendah emisi

ilustrasi rumah subsidi pemerintah (dok. Kemenkeu)
ilustrasi rumah subsidi pemerintah (dok. Kemenkeu)

BTN menargetkan pembangunan 10 ribu unit rumah rendah emisi sebagai bagian dari peta jalan jangka panjang pembangunan 150 ribu unit hingga 2029. Pada tahap awal 2025, rumah rendah emisi didefinisikan sebagai hunian yang menggunakan minimal 15 persen material ramah lingkungan. Pada 2029, komposisi material ramah lingkungan tersebut ditargetkan meningkat menjadi 30 persen.

Jika target 150 ribu unit tercapai, implementasi rumah rendah emisi diperkirakan dapat mengurangi sekitar 2,2 juta kilogram limbah plastik dan 2.425 ton emisi karbon, setara dengan menanam sekitar 110 ribu pohon.

"Inisiatif ini bukan hanya soal rumah, tetapi tentang masa depan bumi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Mengacu data akhir 2024, BTN telah bekerja sama dengan delapan pengembang untuk membangun sebanyak 1.198 unit rumah rendah emisi di berbagai wilayah Indonesia," ujar Setiyo.

3. Sebanyak 68 persen debitur KPR berada di usia produktif

Penyaluran rumah subsidi, Selasa (6/5/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)
Penyaluran rumah subsidi, Selasa (6/5/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Menurutnya, BTN tidak hanya menjalankan misi penting dalam menyediakan perumahan yang terjangkau sesuai dengan program Perumahan Nasional Presiden Prabowo Subianto, tetapi juga mampu menjaga keberlanjutan bisnis melalui imbal hasil yang stabil.

Dia menjelaskan, sekitar 70 persen dari total portofolio kredit BTN merupakan kredit konsumer. Dari angka tersebut, sekitar 90 persen adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah.

"KPR Subsidi BTN bukan hanya solusi atas tantangan kepemilikan rumah layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, tetapi juga menjadi motor penggerak utama bisnis kami. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sosial dan profitabilitas dapat berjalan beriringan," ujar Setiyo.

Penyaluran KPR Subsidi oleh BTN, dijelaskan Setiyo, memiliki dampak sosial yang nyata. Produk ini berperan sebagai instrumen inklusi keuangan bagi keluarga berpenghasilan rendah. Dari total debitur KPR BTN, sekitar 61 persen tinggal di daerah pinggiran dan luar kota. Sementara itu, 68 persen berasal dari kelompok usia produktif (30–60 tahun), dan 31 persen merupakan perempuan. Data ini mencerminkan komitmen BTN dalam mendorong pembiayaan yang inklusif dan berkeadilan gender.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us