Belasan Tahun Menanti, Bulog Bakal Dapat Kenaikan Margin

- Margin Bulog tak pernah naik selama 11 tahun.
- Bulog berpotensi terus merugi dengan nominal margin yang kecil.
- Dorong pelaksanaan tugas lebih optimal.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah akan menaikkan margin untuk Perum Bulog yang melaksanakan tugas pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP). Kenaikan itu akan diketok oleh pemerintah usai rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) pada Senin, (29/12/2025).
Zulhas mengatakan, finalisasinya masih menunggu rekomendasi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Nah, ini nanti kita akan bicarakan dengan BPKP,” kata Zulhas di kantornya, Jakarta.
1. Margin Bulog tak pernah naik selama 11 tahun

Direktur Utama Perum Bulog, Achmad Rizal Ramdhani mengatakan, selama ini Bulog menerima margin dari penugasan CBP sebesar Rp50 per kilogram (kg) beras yang sudah disalurkan.
Selama 11 tahun, terhitung sejak 2014, margin yang diterima Bulog tak pernah naik. Achmad mengatakan, nominal margin yang berlaku saat ini sudah tidak ideal. Pihaknya membutuhkan kenaikan margin agar pelaksanaan mandat stabilisasi pasokan dan harga pangan alias operasi pasar berjalan optimal.
Oleh sebab itu, Bulog mengusulkan agar margin yang diterima perusahaan naik menjadi 10 persen dari harga pembelian beras di gudang Bulog.
“Nah awalnya disetujui 7 persen, awalnya 7 persen naik marginnya. Namun kami ngajukan alangkah baiknya, kita disetarakan dengan BUMN yang lain, 10 persen, baik Pertamina maupun PLN,” tutur Rizal.
2. Bulog berpotensi terus merugi dengan nominal margin yang kecil

Dalam menyalurkan CBP, Bulog harus mengawalinya dengan pengadaan atau pembelian beras/gabah dari petani dengan harga pembelian pemerintah (HPP). Untuk proses pengadaan itu, Bulog mencari modal dari pinjaman bank-bank BUMN.
Setelah melakukan pengadaan, Bulog menyimpan beras itu di gudang sebagai CBP. Usai CBP disalurkan melalui program operasi pasar, bantuan sosial, bantuan pangan, atau bantuan bencana, Bulog baru mendapatkan pembayaran dari pemerintah atas pengadaan CBP.
Selama proses itu berlangsung, Bulog dikenakan bunga atas pinjaman dari bank-bank BUMN. Dengan margin yang kecil, dan pembayaran dari pemerintah yang dilakukan belakangan, serta biaya bunga yang terus menumpuk, Bulog berpotensi mencatatkan kerugian. Di 2025 ini, Bulog berpotensi mencatatkan kerugian hingga Rp900 miliar.
Setelah kenaikan margin direstui, Bulog berpotensi mengantongi keuntungan sebesar Rp2,1 triliun.
“Begitu dinyatakan marginnya naik 10 persen, otomatis itu sudah naik menjadi Rp2,1 triliun,” ujar Rizal.
3. Dorong pelaksanaan tugas lebih optimal

Rizal mengatakan, jika kenaikan margin itu disetujui, maka pihaknya bisa melaksanakan tugas pengadaan CBP yang targetnya dinaikkan menjadi 4 juta ton pada 2026.
“Bulog diperintahkan untuk menyerap gabah petani menjadi beras sejumlah 4 juta ton. Gitu lho mbak, selama 1 tahun, dari bulan Januari sampai dengan Desember,” tutur Rizal.
Di sisi lain, Bulog juga tengah mengusulkan penerapan satu HET (harga eceran tertinggi) di seluruh Indonesia. Usulan itu hanya diajukan untuk beras yang dijual oleh Bulog. Sehingga, masyarakat di seluruh Indonesia bisa membeli beras Bulog dengan harga yang sama.
Adapun ketentuan HET saat ini, untuk beras medium di Zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi) Rp13.500 per kg, Zona 2 (Sumatra selain Lampung dan Sumsel, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan) Rp14.000 per kg, dan Zona 3 (Maluku dan Papua) Rp15.500 per kg.
Sementara, HET beras premium ialah sebesar Rp14.900 per kg untuk Zona 1, Rp15.400 per kg untuk Zona 2, dan Rp15.800 per kg untuk Zona 3.
Rizal mengatakan, dengan margin yang naik, pihaknya akan bisa menutupi biaya distribusi beras untuk Indonesia bagian timur setelah satu HET berlaku.
“Bahkan untuk menutupi biaya pengiriman ke Indonesia Timur,” kata Rizal.
Selain itu, dengan posisi keuangan perusahaan yang akan membaik dengan kenaikan margin fee, harapannya Bulog bisa terus melanjutkan pembangunan infrastruktur pascapanen.
“Selama ini kan Bulog kan kalau sedikit-sedikit mau bangun harus ada bantuan, harus minta dan sebagainya. Nanti enggak usah minta. Sudah dari fee itu sudah ada. Bisa untuk mengembangkan bikin gudang kah, merehab gudang kah, bikin RMU kah,” ujar Rizal.



















