Daftar BUMN yang Dimerger Erick Thohir selama 5 Tahun Menjabat

- Erick Thohir lantang dalam melakukan merger BUMN selama 5 tahun menjabat, termasuk merger BSI dan Pelindo.
- Merger BSI diresmikan oleh OJK pada 27 Januari 2021, dengan Bank Mandiri menjadi pemegang saham terbesar.
Jakarta, IDN Times - Jabatan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN di Kabinet Indonesia Maju akan segera berakhir dalam dua hari.
Selama menjabat, Erick Thohir lantang dalam menyuarakan bersih-bersih BUMN, dan juga efisiensi. Penggabungan atau merger menjadi salah satu gebrakannya selama lima tahun menjabat. Tercatat, ada enam kali merger yang dilakukan Erick Thohir sejak menjabat dari tahun 2019-2024.
1. BSI

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) merupakan merger pertama yang dilakukan Erick saat menjadi Menteri BUMN. BSI merupakan gabungan dari BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri (BSM), dan BNI Syariah. Merger itu terlaksana pada 27 Januari 2021.
Penggabungan BSI diresmikan berdasarkan izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK), melalui surat Nomor SR-3/PB.1/2021. Bank Mandiri menjadi pemegang saham terbesar BSI, yakni 51,47 persen.
Kemudian, BNI menjadi pemegang saham mayoritas kedua, dengan porsi 23,24 persen, dan BRI ketiga yakni 15,38 persen. Sisanya, 9,91 persen saham BSI dipegang oleh masyarakat.
Selama 3 tahun merger, BSI berhasil mencatatkan peningkatan jumlah cabang hingga nasabah. Saat ini, BSI telah melayani lebih dari 20 juta nasabah, dan masuk dalam jajaran Top 10 Global Islamic Bank dari sisi kapitalisasi pasar, seiring dengan meningkatnya harga saham emiten yang melesat. Adapun kapitalisasi pasar BSI menyentuh Rp131,47 triliun pada 13 Maret 2024.
2. Pelindo

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo juga merupakan BUMN hasil merger di masa kepemimpinan Erick Thohir.
Pelindo resmi merger pada 1 Oktober 2021 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2021 tentang Penggabungan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia IV ke Dalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II.
Seperti nama regulasinya, Pelindo merupakan gabungan dari Pelindo I, II, III, dan IV, di mana Pelindo II menjadi pemimpinnya.
Usai digabungkan, Pelindo menjadi holding 13 perusahaan jasa maritim, logistik, sampai penyedia ekosistem digital informasi. Setelah 3 tahun merger, aset perusahaan melesat, bahkan tembus Rp123 triliun.
3. BUMN sektor pangan

Merger ketiga yang direalisasi Erick Thohir adalah peleburan BUMN sektor pangan. Pada 2 Desember 2021, ada enam BUMN pangan yang dilebur menjadi tiga perusahaan.
Pertama, PT Bhanda Ghara Reksa atau BGR Logistics yang bergerak di bidang logistik dan pergudangan dilebur ke PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).
Kedua, PT Perikanan Nusantara (Perinus) digabung ke PT Perikanan Indonesia (Perindo). Ketiga, PT Pertani dilebur ke PT Sang Hyang Seri.
Melalui peleburan itu, pemerintah ingin meningkatkan inklusivitas hingga melakukan pemberdayaan nelayan, petani, dan peternak.
4. BUMN sektor kehutanan

Pada 1 Agustus 2022, Erick Thohir menggabungkan anak usaha Perum Perhutani ke dalam dua subholding. Dikutip dari situs resmi Perhutani, Jumat (18/10/2024), PT Inhutani II dan III bergabung ke dalam PT Inhutani I, sementara PT Inhutani IV dan PT Perhutani Anugerah digabungkan ke dalam PT Inhutani V.
Aksi itu disahkan dengan legal merger yang ditetapkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Setelah dimerger, Inhutani I, II dan III akan fokus pada bisnis kayu dengan produk kayu bulat, kayu olahan (raw sawn timber, plywood, barecore), biomassa, dan pengembangan proyek nature based solutions atau perdagangan karbon (carbon trade).
Kemudian, Inhutani IV, V, dan Perhutani Anugerah Kimia fokus pada produk hasil hutan bukan kayu berupa gondorukem, terpentin dan derivatnya.
5. Merger 13 anak usaha PTPN

Merger BUMN terakhir sebelum masa jabatan Erick Thohir berakhir adalah PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Kedua operator bandara itu dimerger menjadi PT Angkasa Pura Indonesia (API). Kini, API juga telah menjadi anak usaha Holding BUMN aviasi dan pariwisata, InJourney.
Dengan bergabungnya kedua operator bandara tersebut, maka Indonesia memiliki perusahaan operator bandara terbesar kelima di Indonesia. API kini mengelola 37 bandara yang telah bersatu menjadi satu sistem pelayanan.
Merger tersebut berhasil dilakukan usai pemangkasan prosedur, dari 1.400 prosedur menjadi 96 prosedur. Begitu juga proses birokrasi berhasil dipangkas.
Merger tersebut ditargetkan bisa membantu mencapai target jumlah penumpang bandara sebesar 170 juta orang sepanjang 2024.
6. Angkasa Pura

Merger BUMN terakhir sebelum masa jabatan Erick Thohir berakhir adalah PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Kedua operator bandara itu dimerger menjadi PT Angkasa Pura Indonesia (API). Kini, API juga telah menjadi anak usaha Holding BUMN aviasi dan pariwisata, InJourney.
Dengan bergabungnya kedua operator bandara tersebut, maka Indonesia memiliki perusahaan operator bandara terbesar kelima di Indonesia. API kini mengelola 37 bandara yang telah bersatu menjadi satu sistem pelayanan.
Merger tersebut berhasil dilakukan usai pemangkasan prosedur, dari 1.400 prosedur menjadi 96 prosedur. Begitu juga proses birokrasi berhasil dipangkas.
Merger tersebut ditargetkan bisa membantu mencapai target jumlah penumpang bandara sebesar 170 juta orang sepanjang 2024.