Danantara Ungkap Rencana Bangun 17 Kilang Modular Olah Impor Minyak AS

- Desain kilang disesuaikan dengan karakteristik minyak mentah negara pemasok
- Lokasi pembangunan 17 kilang modular masih dalam tahap kajian dengan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)
- Rencana pembelian energi hingga 15 miliar dolar AS mencakup LPG, BBM, dan crude oil
Jakarta, IDN Times - Daya Anagata Nusantara (Danantara) mengungkapkan rencana pembangunan 17 kilang minyak modular yang merupakan bagian dari kerja sama energi dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Menurut informasi yang beredar, proyek dengan nilai 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp130,4 triliun itu bakal dirancang untuk mengolah minyak mentah (crude oil) dari AS.
"Mengenai investasi di refinery ini ya memang itu adalah salah satu komitmen kerja sama yang ingin dilakukan bersama-sama dengan perusahaan Amerika karena kalau kita lihat salah satu di dalam kesepakatan itu kan kita akan melakukan import dari crude oil ya ke Indonesia," ujar Rosan di Gedung Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Selasa (29/7/2025).
1. Desain kilang disesuaikan dengan karakteristik minyak mentah negara pemasok

Lebih lanjut Rosan menjelaskan, desain kilang yang nantinya dibangun bersama AS bakal disesuaikan dengan karakteristik minyak mentah negara pemasok atau dalam hal ini dari AS.
Refinery baru ini pun menjadi krusial lantaran adanya pergeseran impor minyak yang awalnya dari Nigeria dan Arab Saudi menjadi ke Negeri Paman Sam.
"Refinery itu harus sesuai dengan karakteristik dari setiap crude oil yang diimpor ini dan tentunya kalau ini dari Amerika ya investasinya juga kita sesuaikan refinery-nya juga dari karakteristik crude oil dari negara tersebut," kata Rosan.
Rosan menambahkan, rencana itu tidak akan membebani keuangan negara karena merupakan bagian dari strategi bisnis bersama dengan AS
2. Lokasi pembangunan kilang modular

Sementara terkait lokasi pembangunan 17 kilang modular, Rosan menyampaikan masih dalam tahap kajian dengan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
Satu hal pasti, Rosan bilang proyek ini bisa dibangun di Indonesia atau luar negeri sesuai hasil kajian bisnis yang dilakukan pihaknya dan juga Kementerian ESDM.
"Ini kan semua sedang berproses ya dan memang tentunya kita akan lihat dari segi paling pertama itu efisiensinya. Untuk lebih dekat dengan bukan hanya demand-nya, tetapi juga dengan sources-sourcesnya. Kita masih coba diskusikan awal bersama-sama dengan Kementerian ESDM juga, lokasi-lokasiny karena kembali lagi ini kan Small Modular ya. Bisa di Indonesia, bisa juga potensi kita lihat di luar," tutur Rosan.
3. Rencana pembelian energi hingga 15 miliar dolar AS

Sebelumnya diberitakan, dalam proposal yang diajukan Indonesia ke AS, salah satu poin utama adalah rencana pembelian energi dari AS senilai sekitar 15 miliar dolar AS. Itu mencakup liquefied petroleum gas (LPG), bahan bakar minyak (BBM), dan minyak mentah (crude oil).
Angka tersebut disampaikan pemerintah masih sesuai dengan angka yang dibahas sebelumnya dalam proses negosiasi, dan tidak mengalami perubahan meskipun kesepakatan tarif dagang telah dicapai.