Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Danantara Bakal Investasi Sektor Mineral Kritis di Amerika Serikat

WhatsApp Image 2025-07-01 at 18.53.52.jpeg
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (IDN Times/Triyan)
Intinya sih...
  • Kerja sama dengan AS sesuai dengan visi keterbukaan Indonesia terhadap mitra global.
  • Danantara targetkan keuntungan 7,5 persen dari setiap investasi yang dilakukan.
  • Danantara jadi SWF terbesar ke-6 di dunia dengan nilai aset mencapai 1.000 miliar dolar AS.

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan Badan Pengelola Investasi Danantara tengah menjajaki kerja sama dengan lembaga keuangan pembangunan milik pemerintah Amerika Serikat, yaitu U.S. International Development Finance Corporation (DFC), untuk investasi di sektor mineral kritis.

"Sudah ada pembicaraan antara Danantara dan Development Finance Corporation untuk membiayai investasi ekosistem di bidang mineral kritis. Artinya, Indonesia terbuka terhadap investasi dari mana pun, termasuk dari Amerika Serikat," ujar Airlangga dikutip, Jumat (25/7/2025).

1. Kerja sama dengan AS sesuai dengan visi keterbukaan

WhatsApp Image 2025-06-30 at 11.30.03.jpeg
Wisma Danantara Indonesia (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Namun demikian, Airlangga tidak menjelaskan detail berapa nilai investasi yang akan dilakukan di AS. Namun ia memastikan nisiatif kerja sama dengan Amerika Serikat ini sejalan dengan visi keterbukaan Indonesia terhadap mitra global, sebagaimana juga tercermin dalam kerja sama dengan Uni Eropa melalui perusahaan Prancis seperti Eramet.

"Itu juga kemarin diminta oleh Uni Eropa, di mana mereka mendapatkan akses melalui perusahaan milik pemerintah Prancis, misalnya seperti Eramet. Hal ini serupa dengan Amerika Serikat melalui Freeport-nya," jelas dia.

2. Danantara targetkan keuntungan 7,5 persen dari setiap investasi yang dilakukan

Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Perkasa Roeslani. (IDN Times/Trio Hamdani)
Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Perkasa Roeslani. (IDN Times/Trio Hamdani)

Sebelumnya, Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani, mengatakan pihaknya menargetkan keuntungan atau return di atas 7,5 persen terhadap investasi yang dilakukan badan tersebut.

"Kita ingin return kita di atas cost of capital kita, kami harapkan bisa di atas 7,5 persen," kata Rosan dikutip dari akun Instagram-nya @rosanroeslani, Rabu (23/7/2025).

Rosan mengatakan hal tersebut dalam agenda konsinyering Danantara dengan Komisi XI DPR RI pada Senin, (21/7) Rosan mengungkapkan, Danantara ditargetkan Presiden Prabowo Subianto mengejar keuntungan dari investasi sebesar 7,5 persen.

"Kepada Presiden boleh dibilang setiap minggu saya dipanggil, dan bukan hanya sekali dua kali, setiap minggu untuk melaporkan perkembangan dari Danantara ini. Bapak Presiden bilang, return minimum 7,5 persen," ucap Rosan

3. Danantara jadi SWF terbesar ke-6 di dunia

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Adapun investasi Danantara ditujukan kepada sektor kesehatan, hilirisasi, dan sebagainya yang memberikan keuntungan dan dampak positif pada ekonomi Indonesia.

"Kami investasi tentunya di berbagai bidang, naik itu di bidang kesehatan, industri, kesehatan, renewable energy, hilirisasi, dan juga ke dalam investasi-investasi lainnya," ujar dia.

Rosan mengatakan, saat ini Danantara telah menjadi lembaga pengelola dana abadi alias sovereign wealth fund (SWF) terbesar keenam di dunia.

Prabowo sendiri sebelumnya mengatakan, nilai aset yang dikelola Danantara telah mencapai 1.000 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau setara Rp16.307 triliun (kurs Rp16.307 per dolar AS).

"Sovereign wealth fund kita menjadi keenam terbesar di dunia sesudah Norwegia, UEA, China, dan lain-lain. Ini adalah dana yang harus kita kelola, kita investasikan dan kita jaga secara baik, benar, dan juga mengikuti azas peraturan perundang-undangan yang ada," ucap Rosan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us