Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Demam AI Melanda, Nvidia Jadi Perusahaan Terkaya di Dunia

ilustrasi Nvidia
ilustrasi Nvidia (pexels.com/UMA media)
Intinya sih...
  • Chip GPU Nvidia jadi "emas baru" di era kecerdasan buatan, nilai saham melonjak 50%.
  • Nvidia punya mitra besar seperti OpenAI dan Palantir, serta sedang mengembangkan platform komputasi kuantum.
  • Kenaikan tajam saham Nvidia berdampak global, namun ada kekhawatiran akan "gelembung AI" seperti era dotcom.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Perkembangan kecerdasan buatan (AI) bukan cuma mengubah cara orang bekerja, tapi juga mengguncang dunia bisnis global. Salah satu bukti paling nyata datang dari Nvidia, perusahaan asal California yang baru saja dinobatkan sebagai perusahaan paling kaya di dunia dengan valuasi mencapai 5 triliun dolar AS.

Angka itu bukan cuma besar, tapi juga mencetak sejarah baru di dunia teknologi. Dalam waktu kurang dari empat bulan, nilai pasar Nvidia melonjak drastis, dan ini membuktikan betapa dahsyatnya efek “demam AI” yang tengah melanda.

Kalau dulu nama-nama seperti Apple, Microsoft, atau Amazon selalu disebut sebagai raksasa teknologi, sekarang posisi puncak itu diambil alih oleh Nvidia. Semua berawal dari satu hal sederhana: chip mereka jadi bahan bakar utama bagi teknologi AI modern.

Dari sistem ChatGPT sampai proyek AI milik perusahaan besar dunia, hampir semuanya bergantung pada GPU buatan Nvidia. Nah, berikut ini beberapa alasan kenapa Nvidia bisa jadi perusahaan terkaya di dunia berkat tren AI yang gak ada habisnya.

1. Jadi “emas baru” di era kecerdasan buatan

ilustrasi AI (unsplash.com/Igor Omilaev)
ilustrasi AI (unsplash.com/Igor Omilaev)

Kalau dulu minyak disebut sebagai sumber kekayaan utama, di era digital sekarang chip adalah “minyak” baru, dan Nvidia adalah produsen utamanya. Chip GPU milik mereka digunakan hampir di semua sistem AI besar, mulai dari chatbot, kendaraan otonom, sampai pengembangan robot. Seorang analis dari Wedbush, Dan Ives, bahkan menyebut chip Nvidia sebagai “emas baru dunia teknologi”.

Permintaan tinggi ini bikin saham Nvidia naik lebih dari 50% hanya dalam beberapa bulan pertama tahun ini. Investor percaya masa depan teknologi bakal sangat bergantung pada AI, dan Nvidia berada di posisi paling strategis untuk jadi penggerak utamanya.

2. Punya mitra besar di dunia teknologi

ilustrasi OpenAI
ilustrasi OpenAI (commons.wikimedia.org/Jernej Furman from Slovenia)

Nvidia gak bekerja sendirian. Perusahaan ini punya banyak kerja sama dengan raksasa lain di bidang AI seperti OpenAI dan Palantir. Kolaborasi semacam ini gak cuma memperkuat posisi Nvidia di pasar, tapi juga mempercepat inovasi produk mereka.

Selain itu, Nvidia juga sedang mengembangkan platform komputasi kuantum baru, yang bisa memperluas dominasi mereka di dunia komputasi canggih. Jadi bukan cuma soal GPU untuk gaming atau AI, tapi juga investasi jangka panjang di teknologi masa depan.

3. Kenaikan nilai saham yang luar biasa cepat

ilustrasi Nvidia
ilustrasi Nvidia (commons.wikimedia.org/Will Buckner)

Bayangkan aja, hanya dalam waktu kurang dari empat bulan, nilai pasar Nvidia melonjak dari 4 triliun ke 5 triliun dolar AS. Itu artinya perusahaan ini menambah nilai 1 triliun dolar dalam waktu singkat, sesuatu yang bahkan jarang terjadi di dunia saham.

Lonjakan ini terjadi karena banyak investor yakin bahwa tren AI belum akan berhenti dalam waktu dekat. Setiap kali muncul inovasi baru berbasis AI, permintaan GPU (Graphics Processing Unit) pasti naik, dan otomatis nilai Nvidia ikut terdongkrak.

4. Efek domino ke pasar saham global

ilustrasi investasi, pasar saham
ilustrasi investasi, pasar saham (freepik.com/freepik)

Kenaikan tajam saham Nvidia gak hanya berdampak ke perusahaan itu sendiri, tapi juga ke seluruh pasar saham global. Banyak indeks besar seperti S&P 500 ikut mencetak rekor baru karena dorongan sektor teknologi.

Namun, ada sebagian pihak di Wall Street yang mulai waspada. Beberapa analis mengingatkan potensi “gelembung AI” seperti era dotcom di awal 2000-an. Artinya, kalau euforia AI terlalu besar tanpa didukung hasil nyata, harga saham bisa saja turun drastis kapan saja.

5. Alasan kenapa ini bukan “gelembung” biasa

ilustrasi AI
ilustrasi AI (pexels.com/Matheus Bertelli)

Meski ada kekhawatiran soal gelembung, banyak pakar menilai situasi sekarang jauh berbeda dibanding krisis dotcom dulu. Bedanya, perusahaan yang berinvestasi di AI saat ini punya arus kas besar dan model bisnis yang kuat.

Artinya, uang yang mereka keluarkan untuk mengembangkan teknologi AI bukan sekadar ikut tren, tapi memang bagian dari strategi bisnis jangka panjang. Inilah alasan banyak analis percaya kalau “lari”-nya sektor teknologi, khususnya Nvidia, masih jauh dari kata selesai.

Naiknya Nvidia jadi perusahaan terkaya di dunia menandai babak baru dalam sejarah industri teknologi. Dunia sedang menyaksikan bagaimana AI bukan lagi sekadar konsep masa depan, tapi sudah jadi mesin penggerak ekonomi global.

Buat kamu yang ngikutin perkembangan teknologi, fenomena ini jadi bukti betapa besar pengaruh AI dalam mengubah arah bisnis dunia. Bukan gak mungkin, ke depan akan muncul perusahaan baru yang menyalip raksasa lama hanya karena punya satu hal: inovasi AI yang lebih canggih. Kalau Nvidia bisa mencapai puncak karena AI, siapa tahu selanjutnya giliran startup kecil dengan ide besar yang bakal bikin kejutan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Kementerian PU Latih Santri Ponpes Lirboyo Jadi Tenaga Kerja Konstruksi

01 Nov 2025, 06:04 WIBBusiness