Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Di Bawah Target, Realisasi Penarikan Utang 2023 Turun 41,5 Persen

Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN November (IDN Times/Triyan)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan penarikan utang baru atau pembiayaan utang sebesar Rp407 triliun selama 2023. Realisasi ini turun 41,5 persen dibandingkan tahun 2022.

Realisasi pembiayaan utang tersebut di bawah target pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yang ditetapkan sebesar Rp696,3 triliun maupun target pada Perpres 75/2023 yang ditetapkan sebesar Rp421,2 triliun.

"Ini berarti kita hanya merealisasikan 58,4 persen dari APBN awal atau 96,6 persen dari Perpres 75/2023," ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Selasa (2/1/2024).

1. Penerbitan SBN turun 53,1 persen

Realisasi pembiayaan utang 2023. (Dok/Youtube Kemenkeu RI)

Bendahara negara merinci, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang 2023 tercatat telah terealisasi sebesar Rp308,7 triliun, turun 53,1 persen dibandingkan periode 2022.  

Sebelumnya, pemerintah pun menargetkan penerbitan SBN lebih tinggi, yaitu sebesar Rp712,9 triliun dalam APBN dan kemudian diturunkan menjadi Rp437,8 triliun dalam Perpres 75/2023.

"Tahun 2022 SBN neto diterbitkan Rp658,8 triliun jadi dalam hal ini APBN 2023 ditutup dengan turun secara drastis penerbitan SBN neto sebesar 53 persen dropnya," jelasnya. 

Pinjaman realisasinya Rp98,2 triliun atau naik Rp98,2 triliun dalam hal ini dibandingkan target APBN yang minus Rp16,6 triliun.

"Jadi secara overall SBN neto tadi tapi pinjaman neto agak naik, total pembiayaan kita turunnya 41,5 persen," ungkapnya. 

2. Pembiayaan utang turun sejalan dengan konsolidasi fiskal

APBN 2023 catatkan defisit Rp347,6 triliun. (Dok/Youtube Kemenkeu RI

Sri Mulyani menyampaikan pembiayaan utang 2023 dapat diturunkan sejalan dengan konsolidasi fiskal dan pulihnya ekonomi nasional. Menurutnya, pembiayaan APBN aman dalam mendukung kesinambungan dan konsolidasi fiskal dengan bauran pembiayaan utang maupun non utang yang optimal.

"Di tengah dinamika global dan volatilitas pasar keuangan, yield SBN terkendlaid an cost of fund dapat dijaga," tegasnya.

3. Defisit APBN 2023 capai Rp347,6 triliun

ilustrasi pendapatan per kapita (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, APBN 2023 mencatat defisit Rp347,6 triliun atau 1,65 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Realisasi ini turun hingga 24,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyampaikan realisasi defisit APBN ini lebih rendah dari yang ditargetkan dalam APBN awal sebesar Rp598,2 triliun dan Perpres 75/2023 sebesar Rp479,9 triliun. 

"Defisit tadinya 2,84 persen terhadap PDB, kemudian di revisi melalui Perpres 75/2023 sebesar 2,27 persen, ternyata realisasinya 1,65 persen terhadap PDB," ungkapnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us