DJPPR Targetkan Penjualan SBR Tembus Rp20 Triliun

- DJPPT Kemenkeu menargetkan penjualan SBR013 mencapai Rp15 triliun hingga Rp20 triliun
- Kesadaran masyarakat untuk berinvestasi meningkat cukup tinggi selama pandemi, dengan pertumbuhan 30% tahun ini
- Kemenkeu mematok target penerbitan SBN ritel berkisar Rp140 triliun-Rp160 triliun, namun ada tantangan dari faktor global yang dapat mempengaruhi investasi masyarakat
Jakarta, IDN Times - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) membidik target indikatif dari penjualan saving bond ritel (SBR) SBR013 mencapai Rp15 triliun hingga Rp20 triliun.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, pada saat awal penerbitan SBR013, pemerintah mematok target penjualan awal sebesar Rp15 triliun. Namun, jika minat masyarakat tinggi, maka tidak menutup kemungkinan pemerintah akan menambah kuota SBR013.
"Kami akan memperhatikan juga minat dari masyarakat, kalau memang tinggi minatnya, kami punya spare alokasi untuk bisa di-upsize hingga Rp20 triliun. Jadi mungkin target antara Rp15 triliun-Rp20 triliun," ujar Deni kepada wartawan dalam acara Peluncuran SBR013 di Jakarta, Senin (10/6/2024).
1. Sejak pandemik, tingkat kesadaran masyarakat untuk investasi meningkat

Deni menjelaskan tingkat kesadaran masyarakat untuk berinvestasi meningkat cukup tinggi untuk menyiapkan kantong (duit tambahan) yang digunakan untuk mengisi dana darurat tujuannya untuk mengantispasi berbagai kondisi yang tak terduga.
"Bisa kita lihat selama pandemi kesadaran masyarakat untuk investasi juga besar dan untuk di SBN ritel rata-rata pertumbuhan 30 persen tahun ini," jelasnya.
Untuk tahun 2023, penjualan total SBN ritel tembus Rp147,4 triliun dan ini merupakan yang pertama kalinya penjualan SBR bisa tembus ratusan triliun. Hal ini tak terlepas dari strategi pemerintah yang menerbitkan surat utang dengan 2 tenor dalam sekali penerbitan.
"Ini buat apa sih buat masyarakat jadi banyak dan terbukti strategi ini berhasil dan tahun lalu bisa menerbitkan Rp147 triliun. Artinya rata-rata meningkat sekitar 38 persen," ucapnya.
2. Tahun ini pemerintah bidik target penjualan SBN ritel capai Rp140-Rp160 triliun

Sementara itu, pada 2024, Kemenkeu mematok target penerbitan SBN ritel berkisar Rp140 triliun-Rp160 triliun. Kendati demikian, dia juga mengungkap tantangan untuk penerbitan SBN ritel.
Contohnya, dari faktor global, Kemenkeu mencermati potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang dapat mempengaruhi kemampuan investasi masyarakat.
"Karena itu akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia, meskipun ekonomi Indonesia masih diprediksi bisa tumbuh di atas 5 persen. Tapi ini tentu menjadi sesuatu yang kami cermati, perlambatan ekonomi akan mempengaruhi alokasi investasi masyarakat," Jelas Deni.
Diketahui, Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) masih menahan suku bunga di kisaran 5,25 persen-5,5 persen Sementara itu, suku bunga Bank Indonesia (BI) ada di level 6.25 persen.
3. DJPPR optimistis SBR013 tenor 2 dan 4 tahun bakal diminati masyarakat
.jpg)
Peluncuran SBR013 pun berbarengan dengan mulainya tahun ajaran baru, Deni pun menilai akan ada risiko dana investasi masyarakat tertahan karena untuk membayar kebutuhan uang sekolah.
Meski begitu, Deni tetap optimistis bahwa penjualan SBR013 masih akan mendapatkan antusiasme tinggi dari masyarakat.
"SBR013, secara pattern, meskipun terbit di bulan Juni-Juli, minat masyarakat tetap tinggi. Artinya masyarakat sudah bisa mulai menentukan mana kebutuhan uang sekolah, dan lain-lain. Sejauh ini respons masyarakat masih cukup baik," pungkas Deni.
Adapun, DJPPR Kemenkeu resmi meluncurkan SBN ritel Savings Bond Ritel seri SBR013 pada hari ini, Senin (10/6/2024) pukul 09.00 WIB. Kuota penawaran awal ditetapkan sebesar Rp15 triliun.
Perlu diketahui, DJPPR Kemenkeu meluncurkan SBR013 dalam dua tenor yakni SBR013-T2 tenor 2 tahun dengan kupon 6,45 persen, dan SBR013-T4 tenor 4 tahun dengan kupon 6,60 persen per tahun.