Dukung Ekonomi Digital, PT IIF Salurkan Pembiayaan Rp3,1 Triliun

- PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) salurkan pembiayaan Rp3,1 triliun hingga 2024 untuk sektor telekomunikasi dan informasi demi pengembangan ekonomi digital Indonesia.
- IIF bekerja sama dengan Smartfren dan Smartel dalam penandatanganan perjanjian kredit sindikasi senilai Rp10 triliun, untuk memperluas jangkauan layanan telekomunikasi di seluruh Indonesia.
- Pembangunan infrastruktur TI membantu mengurangi kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan serta menjadi fondasi utama pertumbuhan ekonomi digital.
Jakarta, IDN Times – PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp3,1 triliun hingga akhir 2024 untuk pembangunan sektor telekomunikasi dan informasi (TI), guna memperkuat pengembangan ekonomi digital Indonesia.
Chief Investment Officer IIF, M. Ramadhan Harahap menyampaikan, pembiayaan tersebut mencakup berbagai sektor, mulai dari pembangunan kabel serat optik bawah laut yang menghubungkan Jakarta dan Singapura, hingga pembangunan menara BTS (Base Transceiver Station).
"Pembangunan data center hingga satelit telah kami dukung demi memperkuat konektivitas digital dan memperluas jangkauan layanan telekomunikasi di seluruh Indonesia," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (15/4/2025).
1. IIF bekerja sama dengan Smartfren terkait kredit sindikasi dengan nilai Rp10 triliun

Ia menjelaskan, saat ini IIF bekerja sama dengan PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) dan PT Smart Telecom (Smartel) dalam penandatanganan perjanjian kredit sindikasi dengan nilai total sebesar Rp10 triliun pada 14 November 2024. Sebagai salah satu lead arranger, IIF mendapatkan porsi penyaluran kredit sebesar Rp500 miliar.
Idhan menambahkan, pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi membantu mengurangi kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan.
"Dengan akses internet yang lebih luas, masyarakat di daerah terpencil dapat mengakses pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi yang lebih luas," tegasnya.
2. Laju ekonomi digital diperkirakan tembus 360 miliar dolar AS hingga 2030

Menurutnya, dalam era transformasi digital saat ini, infrastruktur telekomunikasi dan informasi menjadi fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi berbasis digital.
Laporan e-Conomy SEA 2024 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company memperkirakan bahwa nilai transaksi kotor (Gross Merchandise Value/GMV) seluruh aktivitas ekonomi digital di Indonesia tumbuh dari 80 miliar dolar AS pada 2023 menjadi 90 miliar dolar AS pada 2024.
Laju pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga 2030, dengan nilai yang dapat mencapai 360 miliar dolar AS (setara Rp5.680 triliun).
3. PT IIF menyalurkan pembiayaan infrastruktur secara komersial

PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional.
Saat ini kepemilikan IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari World Bank, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang sepenuhnya dimiliki oleh KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).