Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Elon Musk Kembali Kerja 24 Jam usai X Alami Gangguan Global

Elon Musk (x.com/Elon Musk)
Elon Musk (x.com/Elon Musk)
Intinya sih...
  • Elon Musk kembali bekerja 24 jam sehari di X, Tesla, dan SpaceX setelah gangguan besar di platform X.
  • Gangguan di platform X mencapai puncaknya dengan lebih dari 25.800 laporan kerusakan dari berbagai negara, namun laporan menurun drastis menjelang siang.
  • Musk mengungkapkan persoalan serius dalam sistem operasional X yang membutuhkan perbaikan besar agar kejadian serupa tidak terulang, serta akan mengurangi aktivitasnya di bidang pemerintahan.

Jakarta, IDN Times – Miliarder Elon Musk menyatakan dirinya akan kembali bekerja 24 jam sehari di X, Tesla, dan SpaceX. Keputusan itu diumumkan usai platform X mengalami gangguan besar yang berdampak secara global. Gangguan tersebut memicu lebih dari 25 ribu laporan kerusakan dari berbagai negara.

Dalam unggahan di platform X, Musk menulis pernyataan langsung soal keputusannya itu.

“Kembali menghabiskan waktu 24 jam di tempat kerja dan tidur di ruang konferensi/server/pabrik,” tulis Musk.

“Saya harus sangat fokus pada X/xAI dan Tesla (ditambah peluncuran Starship minggu depan), karena kami sedang meluncurkan teknologi penting,” lanjutnya, dikutip dari Fox Business, Minggu (25/5/2025).

1. Gangguan X sebabkan ribuan laporan dari Amerika hingga India

Postingan foto Elon Musk di X (28/10/2024).  (x.com/Elon Musk)
Postingan foto Elon Musk di X (28/10/2024). (x.com/Elon Musk)

Dilansir dari Economic Times, gangguan di platform X mencapai puncaknya sekitar pukul 08.51 pagi waktu setempat dengan lebih dari 25.800 laporan di Amerika Serikat (AS). Masalah juga terjadi di berbagai negara seperti Jerman, Spanyol, Prancis, India, Kanada, Australia, dan Inggris. Laporan gangguan baru menurun drastis menjelang siang.

Pada pukul 11.26 pagi waktu setempat, laporan kerusakan yang masuk tercatat kurang dari 500. Kondisi ini menunjukkan bahwa layanan X sebagian besar telah kembali normal. Gangguan tersebut mulai terjadi pada Kamis sore waktu AS.

Sebelumnya, sebuah kebakaran terjadi di pusat data Oregon pada pagi hari yang sama. Namun, belum ada konfirmasi resmi apakah kebakaran itu menjadi penyebab langsung gangguan sistem.

2. Musk akui sistem redundansi gagal dan butuh perbaikan besar

ilustrasi aplikasi X milik Elon Musk (pexels.com/UMA Media)
ilustrasi aplikasi X milik Elon Musk (pexels.com/UMA Media)

Musk mengungkapkan bahwa gangguan itu menunjukkan adanya persoalan serius dalam sistem operasional X. Ia menyatakan bahwa mekanisme cadangan yang seharusnya aktif saat krisis ternyata gagal berfungsi. Menurutnya, perbaikan besar perlu segera dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang.

“Seperti yang terlihat dari masalah waktu aktif minggu ini, perbaikan operasional besar perlu dilakukan. Redundansi failover seharusnya berfungsi, tetapi tidak,” kata Musk dikutip dari The Times of India, Minggu (25/5/2025).

Pernyataan tersebut menyoroti lemahnya sistem cadangan di platform X yang semestinya dapat mencegah gangguan meluas.

3. Musk kurangi urusan politik dan akan fokus penuh ke bisnis

Dukungan Elon Musk terhadap Donald Trump. (x.com/Elon Musk)
Dukungan Elon Musk terhadap Donald Trump. (x.com/Elon Musk)

Selain kembali kerja penuh di perusahaannya, Musk juga mengisyaratkan akan mengurangi aktivitasnya di bidang pemerintahan. Ia sebelumnya menjabat sebagai pegawai khusus di Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) selama 130 hari dalam setahun. Kini, ia menyebut akan membatasi waktunya di sana menjadi satu hingga dua hari per minggu.

“Saya bersedia membantu satu hingga dua hari per minggu, datang ke D.C. dua minggu sekali selama satu hingga tiga hari—selama presiden masih menginginkan saya di sana,” kata Musk dalam pernyataan di Gedung Putih.

Ia menggambarkan 100 hari pertamanya di DOGE sebagai masa paling intens, dengan menyebut bahwa pemerintahan baru mirip dengan startup. DOGE telah mengklaim berhasil menghemat 160 miliar dolar AS (sekitar Rp2,6 kuadriliun) dan menargetkan pemotongan anggaran sebesar 2 triliun dolar AS (sekitar Rp32 kuadriliun) melalui pemecatan pegawai federal dan pembatalan kontrak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us