Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gaji Fresh Graduate di Indonesia: Sudah Realistiskah?

ilustrasi uang tunai (pexels.com/MART PRODUCTION)

Lulus kuliah dan masuk ke dunia kerja adalah fase yang penuh tantangan. Banyak fresh graduate yang berharap mendapatkan gaji tinggi setelah bertahun-tahun belajar. Namun, realita di lapangan sering kali jauh dari ekspektasi yang dibayangkan.

Banyak yang merasa gaji awal terlalu rendah dibandingkan biaya hidup yang terus naik. Perusahaan pun punya alasan sendiri dalam menentukan gaji bagi lulusan baru. Lalu, apakah gaji fresh graduate di Indonesia sudah sesuai atau masih kurang? Berikut empat alasan yang bisa menjelaskan situasi ini.

1. Persaingan kerja yang ketat

ilustrasi bekerja di bidang IT (unsplash.com/ThisisEngineering)

Setiap tahunnya, ribuan mahasiswa lulus dan bersaing di pasar kerja. Perusahaan punya banyak pilihan dalam merekrut tenaga kerja, sehingga posisi tawar fresh graduate cenderung lebih lemah. Akibatnya, gaji yang ditawarkan sering kali standar atau bahkan di bawah ekspektasi.

Selain itu, banyak perusahaan yang lebih mengutamakan kandidat dengan pengalaman kerja. Fresh graduate dianggap masih butuh banyak pembelajaran sebelum bisa memberikan kontribusi maksimal. Hal ini membuat gaji awal yang diberikan relatif rendah dibandingkan mereka yang sudah berpengalaman.

2. Standar perusahaan yang beragam

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/George Milton)

Tidak semua perusahaan memiliki standar gaji yang sama untuk fresh graduate. Perusahaan besar atau multinasional biasanya menawarkan gaji lebih tinggi karena anggaran mereka lebih besar. Sementara itu, perusahaan kecil atau rintisan (startup) cenderung memberikan gaji yang lebih rendah.

Selain faktor ukuran perusahaan, industri juga berpengaruh terhadap besaran gaji. Sektor teknologi dan keuangan biasanya memberikan kompensasi lebih tinggi dibandingkan industri kreatif atau sosial. Oleh karena itu, gaji fresh graduate bisa sangat bervariasi tergantung tempat kerja yang dipilih.

3. Minimnya keahlian praktis

ilustrasi pria memegang kamera (pexels.com/Kyle Loftus)

Banyak lulusan baru yang belum memiliki keahlian praktis yang sesuai dengan kebutuhan industri. Selama kuliah, fokus utama sering kali lebih ke teori dibandingkan praktik. Akibatnya, banyak fresh graduate yang perlu waktu untuk beradaptasi di dunia kerja.

Perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pelatihan dan pembimbingan bagi karyawan baru. Karena itu, gaji awal sering kali dibuat lebih rendah untuk menyesuaikan dengan investasi yang diberikan. Jika ingin mendapatkan gaji lebih tinggi, fresh graduate perlu mengasah keterampilan praktis sejak dini.

4. Biaya hidup yang terus meningkat

Ilustrasi Pasar yang ramai (pexels.com/ Pew Nguyen)

Salah satu alasan utama mengapa gaji fresh graduate terasa kurang adalah meningkatnya biaya hidup. Harga makanan, transportasi, dan tempat tinggal terus naik setiap tahun. Namun, kenaikan gaji bagi lulusan baru tidak selalu mengikuti laju inflasi.

Hal ini membuat banyak fresh graduate merasa gaji yang diterima belum cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Beberapa bahkan harus mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang baru memulai karier.

Gaji fresh graduate di Indonesia masih menjadi perdebatan yang panjang. Di satu sisi, ada alasan logis mengapa gaji awal tidak terlalu tinggi. Namun, di sisi lain, kenaikan biaya hidup membuat fresh graduate merasa perlu pendapatan lebih besar.

Bagi yang baru lulus, memahami kondisi ini bisa membantu dalam merencanakan karier dengan lebih baik. Mengasah keterampilan, memilih industri yang tepat, dan terus belajar bisa menjadi kunci untuk mendapatkan gaji yang lebih layak. Dunia kerja penuh tantangan, tapi dengan strategi yang tepat, jalan menuju kesuksesan tetap terbuka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us