Gak Cuma Fokus Cuan, Pengusaha Muda Kini Peduli Keberlanjutan Sosial

- Pengusaha muda Indonesia semakin peduli terhadap keberlanjutan sosial dalam bisnis mereka.
- Faktor motivasi normatif dan instrumental memengaruhi kesediaan pengusaha muda untuk menerapkan keberlanjutan sosial.
- Penelitian dilakukan terhadap 187 pengusaha muda Gen Y dan Gen Z di Indonesia untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhi kesediaan mereka dalam mengadopsi praktik social sustainability.
Jakarta, IDN Times - Dalam beberapa tahun terakhir, pengusaha muda Indonesia semakin banyak yang menunjukkan kepeduliannya terhadap keberlanjutan sosial (sustainability social) dalam menjalankan bisnisnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menunjukkan, 54 persen pelaku usaha dari kalangan Gen Y dan Gen Z menempatkan aspek sosial, seperti kesejahteraan komunitas, pemberdayaan tenaga kerja lokal, dan praktik bisnis yang inklusif sebagai pertimbangan utama dalam strategi bisnis mereka.
Sementara itu, Survei Katadata Insight Center pada 2023 juga mencatat, 7 dari 10 pengusaha muda percaya bahwa bisnis mereka harus memberi kontribusi nyata bagi masyarakat. Misalnya, melalui pemberdayaan UMKM lokal, pengurangan kesenjangan sosial, atau menciptakan lapangan kerja yang layak.
Tren itupun sejalan dengan laporan Deloitte Global Millennial and Gen Z Survey 2023 yang mengungkapkan, lebih dari 60 persen generasi muda di seluruh dunia menilai pentingnya perusahaan memiliki dampak sosial yang positif dan bukan hanya fokus pada keuntungan semata.
Hal ini menunjukkan adanya perubahan paradigma di kalangan generasi muda yang mulai menempatkan keberlanjutan sosial sebagai fondasi penting bagi pertumbuhan usaha mereka.
1. Faktor yang memengaruhi pergeseran paradigma pengusaha muda

Terkait hal tersebut, peneliti senior sekaligus Kepala Program Studi Doktoral Manajemen dan Kewirausahaan Universitas Prasetiya Mulya dan Sherlywati selaku mahasiswa doktoral Universitas Prasetiya Mulya turut melakukan penelitian.
Hal itu dilakukan guna mencari tahu seberapa termotivasinya pengusaha muda Indonesia dari Generasi Y atau Millennial (kelahiran 1977-1994) dan Generasi Z (kelahiran 1995-2012) untuk memasukkan social sustainability atau keberlanjutan sosial dalam bisnis mereka.
Hasilnya, mereka menemukan faktor motivasi normatif (komitmen moral dan etis) dan instrumental (reputasi dan inovasi bisnis) sangat memengaruhi kesediaan para pengusaha muda untuk menerapkan keberlanjutan sosial dalam bisnisnya.
"Generasi muda bukan hanya pelaku bisnis masa kini, tetapi juga agen perubahan yang dapat mendorong transformasi menuju praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab. Oleh karena itu, penting bagi pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan institusi pendidikan, untuk mendukung semangat ini melalui kebijakan dan program yang relevan," kata Elliot dalam pernyataan resminya, Jumat (22/8/2025).
2. Faktor paling dominan

Sementara itu, Sherlywati menjelaskan, motivasi normatif menjadi faktor paling dominan yang mencerminkan dorongan intrinsik seperti kewajiban etis untuk bertindak benar dan orientasi jangka panjang.
Sebaliknya, faktor relasional atau tekanan eksternal (konsumen, media, atau regulasi pemerintah) tidak terbukti signifikan.
"Temuan kami menunjukkan bahwa wirausaha muda Indonesia digerakkan oleh motivasi intrinsik yang kuat untuk menerapkan keberlanjutan sosial ke dalam bisnis mereka, bukan sekadar mengikuti tren atau tekanan eksternal. Ini membuka peluang besar bagi terciptanya ekosistem bisnis yang lebih inklusif, di mana perusahaan tidak lagi hanya kejar untung, tapi juga menjadi katalisator pemberdayaan masyarakat yang nyata dan tahan lama. Dampaknya adalah masa depan bisnis Indonesia yang lebih adil dan berkembang bersama," tutur Sherlywati.
3. Metode penelitian

Penelitian berjudul "Willingness to Embed Social Sustainability: A Case of Gen Y and Gen Z Entrepreneurs in Indonesia" dilakukan dengan melakukan survei terhadap 187 responden pengusaha muda Gen Y dan Gen Z di Indonesia.
Penelitian dilakukan dengan menguji tiga jenis motivator yaitu Instrumental motivators, Normative motivators, Relational motivators untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhi kesediaan mereka dalam mengadopsi praktik social sustainability.
Penelitian ini pun telah dipublikasikan dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (JMK), Vol. 25, No. 1, Maret 2023. Dengan temuan yang ada, penelitian Elliot Simangunsong dan Sherlywati diharapkan memberikan kontribusi penting bagi pengembangan kewirausahaan berkelanjutan di Indonesia.
Dengan menyoroti peran Gen Y dan Gen Z sebagai jembatan antara kepentingan ekonomi dan sosial, studi ini membuka jalan bagi pembuatan kerangka strategi bisnis yang mengintegrasikan dimensi sosial, seperti komitmen moral, inovasi berkelanjutan, dan pemberdayaan komunitas.
"Hasilnya diharapkan menjadi acuan bagi pembuat kebijakan, akademisi, dan pelaku bisnis untuk menciptakan wirausaha muda yang kompetitif sekaligus berdampak positif bagi masyarakat," ujar Elliot.