Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Saham Turun, Nvidia Tegaskan Keunggulan Teknologinya Dibanding Pesaing

logo Nvidia (pexels.com/UMA media)
logo Nvidia (pexels.com/UMA media)
Intinya sih...
  • Meta menggoyang saham Nvidia lewat pembicaraan dengan Google.
  • Google memperkuat TPU sebagai opsi AI di pusat data.
  • Nvidia mengandalkan ekosistem luas untuk menahan kompetisi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Nvidia menyebut teknologinya tetap satu langkah di depan seluruh pemain industri. Pernyataan itu muncul pada Selasa (26/11/2025), sebagai jawaban atas kekhawatiran Wall Street bahwa dominasi perusahaan di infrastruktur kecerdasan buatan (AI) terdesak oleh cip AI buatan Google.

Unggahan resmi perusahaan di X menegaskan hubungan baik mereka dengan Google sekaligus menyoroti rekam jejak teknologi internal.

“Kami senang dengan kesuksesan Google — mereka telah membuat kemajuan besar dalam AI dan kami terus memasok ke Google,” tulis Nvidia, dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan bahwa Nvidia berada satu generasi di depan industri dan menjadi satu-satunya platform yang mendukung setiap model AI di berbagai lingkungan komputasi.

Dalam penjelasan yang sama, perusahaan menyebut generasi Blackwell menawarkan kelenturan dan kekuatan yang tak dimiliki cip khusus seperti ASIC (rangkaian terpadu khusus aplikasi) yang digunakan Google TPUs (unit pemroses tensor). ASIC hanya dirancang untuk kebutuhan internal atau fungsi tertentu.

“NVIDIA menawarkan performa, fleksibilitas, dan kemampuan tukar-pakai yang lebih besar daripada ASIC,” tegas Nvidia dalam unggahan tersebut.

1. Meta menggoyang saham Nvidia lewat pembicaraan dengan Google

logo Meta (pexels.com/Julio Lopez)
logo Meta (pexels.com/Julio Lopez)

Saham Nvidia turun 3 persen pada Selasa (26/11/2025). Koreksi ini terjadi setelah kabar beredar bahwa Meta tengah membahas penggunaan TPUs buatan Google mulai 2027 serta menyewa cip dari Google Cloud sejak tahun depan.

Meta disebut bakal menggelontorkan hingga 72 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp1.198 triliun untuk pengadaan cip sepanjang tahun ini. Potensi kesepakatan itu dipandang investor sebagai ancaman bagi Nvidia, sehingga memicu tekanan pada nilai saham perusahaan.

Dilansir dari CNA, Meta Platforms memang tengah mengatur pengalihan sebagian pekerjaan komputasi ke cip Google untuk digunakan mulai 2027. Meta juga akan menyewa TPU melalui Google Cloud mulai tahun depan. Langkah tersebut sejalan dengan upaya Google memperluas pemakaian TPU di pusat data pelanggan.

2. Google memperkuat TPU sebagai opsi AI di pusat data

logo perusahaan Google (Lee-Sean Huang from New York, USA, CC-BY 2.0, via Wikimedia Commons)
logo perusahaan Google (Lee-Sean Huang from New York, USA, CC-BY 2.0, via Wikimedia Commons)

Dilansir dari Times of India, Google tak menawarkan cip TPU untuk dijual secara bebas. Perusahaan hanya memanfaatkannya untuk penggunaan internal dan menyediakannya lewat Google Cloud. Google baru-baru ini merilis Gemini 3, model AI teranyar yang mendapat sambutan kuat dan sepenuhnya dilatih menggunakan TPU, bukan GPU Nvidia.

“Kami mengalami permintaan yang semakin cepat baik untuk TPU kustom kami maupun GPU Nvidia,” kata juru bicara Google.

TPU Google dirancang untuk beban kerja AI tertentu. Karena itu TPU lebih unggul dalam efisiensi daya dan biaya pada penggunaan khusus. Sebaliknya, GPU Nvidia berfungsi sebagai percepat serbaguna. Teknologi itu mendukung berbagai kerangka kerja pembelajaran mesin sekaligus memenuhi kebutuhan perusahaan, sementara Nvidia masih menguasai lebih dari 90 persen pangsa pasar cip AI lewat lini GPU-nya.

3. Nvidia mengandalkan ekosistem luas untuk menahan kompetisi

CEO Nvidia, Jensen Huang (總統府, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)
CEO Nvidia, Jensen Huang (總統府, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)

CEO Nvidia, Jensen Huang, menyampaikan hal itu dalam panggilan laba awal bulan ini. Ia menegaskan Google tetap menjadi pelanggan GPU mereka, sementara Gemini dapat berjalan di atas teknologi Nvidia. Huang juga menjaga komunikasi intens dengan Demis Hassabis dari Google DeepMind yang menyebut scaling laws (sebuah teori bahwa makin besar jumlah cip dan data membuat model AI semakin kuat) masih berlaku.

Nvidia percaya prinsip tersebut akan terus mendorong permintaan terhadap cip dan sistem mereka dalam jangka panjang. Walau kompetisi makin ketat seiring kemajuan Google dan uji coba Meta terhadap alternatif lain, skala usaha Nvidia tetap besar. Ekosistem perangkat lunaknya pun matang. Tingkat pemakaiannya yang luas masih memberi perusahaan posisi dominan di pasar saat ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Komisi IV DPR Bantah Dukung Kebijakan Impor Beras

27 Nov 2025, 16:56 WIBBusiness