Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Geliat Paylater di Tengah Ancaman Resesi Global 2023

ilustrasi paylater (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Meski ancaman resesi sedang banyak dikhawatirkan oleh sejumlah negara, Indonesia disebut-sebut masih memiliki perekonomian yang cukup kuat. Baru-baru ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,72 persen di kuartal III-2022.

Tumbuh positifnya perekonomian Indonesia turut didorong oleh peningkatan konsumsi dan investasi masyarakat pasca pandemik. Bercermin pada kondisi tersebut, ancaman resesi yang menghantui seluruh negara diharapkan tak berimbas ke Indonesia.

1. Konsumsi masyarakat mulai pulih

Ilustrasi pembayaran online. (IDN Times/Arief Rahmat)

Winardi Wijaya, Country General Manager Atome mengatakan, pulihnya konsumsi masyarakat juga didorong oleh perubahan pola gaya hidup masyarakat yang jadi terbiasa membeli kebutuhan secara online dan peralihan menggunakan sistem paylater sebagai metode pembayaran.

“Maraknya isu mengenai resesi secara tidak langsung membuat masyarakat Indonesia semakin jeli dalam mengatur pengeluarannya. Atome sendiri, yang baru saja masuk ke pasar Indonesia sejak tahun 2019 lalu, telah memiliki lebih dari 5 juta pengguna yang tersebar di seluruh Indonesia," ujar Winardi dikutip dari keterangannya, Jumat (11/11/2022).

Sebagai informasi, transaksi beli sekarang bayar nanti atau buy now pay later (BNPL) atau dikenal paylater, diproyeksi akan terus meningkat di Tanah Air.

Berdasarkan laporan Business Wire, transaksi BNPL di Indonesia diprediksi bakal mengalami peningkatan signifikan hingga 94,7 persen, dengan total transaksi mencapai 2,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp42 triliun (kurs Rp 15.600 per dolar AS) pada akhir tahun ini.

"Perkembangan yang cukup besar ini yang menjadikan sistem BNPL menjadi salah satu metode pembayaran paling populer dan diminati oleh masyarakat Indonesia, terutama selama masa pandemik," ucap Winardi.

2. Terjadi perubahan gaya transaksi masyarakat

ilustrasi paylater (IDN Times/Aditya Pratama)

Winardi menambahkan, paylater dapat membantu rencana pemulihan ekonomi pasca pandemik dan bisa menghindari resesi. Tidak hanya itu, pemerintah sebelumnya juga mengatakan bahwa peningkatan angka edukasi dan literasi keuangan juga turut memberikan andil bagi perekonomian.

“Layanan paylater menjadi salah satu opsi terbaik yang dapat dinikmati masyarakat di era sekarang ini. Dengan kemudahan yang ditawarkan oleh industri paylater, memungkinkan masyarakat untuk dapat tetap berinvestasi di tengah memenuhi berbagai kebutuhan
bulanannya," jelas Winard.

"Hal ini dapat direalisasikan dengan memanfaatkan layanan paylater yang memungkinkan masyarakat untuk mengontrol nominal pembayaran bulanan atas transaksi yang mereka lakukan tiap bulannya,” kata Winardi menambahkan.

3. Paylater bantu tumbuhkan kenaikan transaksi para pelaku usaha

Ilustrasi UMKM Jawa Tengah. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Di sisi lain, lanjut Winardi, layanan paylater terbukti dapat membantu para pelaku usaha dalam menaikan angka pembelian rata-rata (average basket size) pembeli sebesar 30 persen berdasarkan survei yang dilakukan bersama dengan ratusan merchant Atome.

“Melalui ekosistem ini, Atome mengakomodir kebutuhan masyarakat secara keseluruhan serta memberikan opsi pembayaran sebagai langkah investasi dalam menjaga pembukuan keuangan mereka tetap stabil setiap bulannya,” kata Winardi.

Winardi menyampaikan, Atome juga memberikan kemudahan berupa sistem pembayaran cicilan yang diberikan oleh Atome hingga 12 bulan dengan suku bunga 0 persen alias tanpa bunga sama sekali untuk pilihan cicilan 30 hari dan 3 bulan. Masyarakat juga bisa dengan bebas menentukan lama cicilan sehingga memudahkan mereka dalam mengatur pengeluarannya.

“Kami optimistis sistem paylater seperti Atome dapat memberikan pengaruh besar tidak hanya bagi kemajuan bisnis dan industri, namun mempercepat dan mendukung penguatan perekonomian Indonesia meski ancaman resesi masih ada,” imbuh dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hana Adi Perdana
EditorHana Adi Perdana
Follow Us