Gokil! Anggaran Penanganan COVID-19 Dunia Tembus Rp270 Ribu Triliun
.jpg)
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan penanganan COVID-19 di seluruh dunia telah menghabiskan dana yang besar. Dia mengatakan sekitar 19 dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp270 ribu triliun (kurs Rp14.231) digelontorkan untuk penanganan COVID-19 dari sisi kesehatan dan ekonomi.
Adapun anggaran tersebut dikeluarkan berbagai negara di dunia melalui kebijakan fiskal dan moneter di masing-masing negaranya untuk menangani dampak COVID-19.
"Jadi itu kombinasinya 12 plus 7 hanya untuk mengangkat perekonomian dan melindungi masyarakat karena terkena COVID-19," kata Sri Mulyani dalam acara Kick Off Sosialisasi Undang-Undang (UU) Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) yang ditayangkan di YouTube Direktorat Jenderal Pajak, Jumat (19/11/2021).
1. Pajak jadi instrumen penting bagi keuangan negara

Oleh sebab itu, Sri Mulyani mengatakan pajak merupakan instrumen penting bagi keuangan negara. Melalui penerimaan pajak, negara memiliki anggaran untuk memenuhi kebutuhan, salah satunya dalam kebutuhan penanganan COVID-19.
"Oleh karena itu pajak adalah instrumen yang harus betul-betul dirancang, dilaksanakan, dan dikelola dengan baik. Baik itu berhubungan dengan tujuan negara itu sendiri," ucap Sri Mulyani.
2. APBN harus disehatkan kembali

Seiringan dengan pemulihan ekonomi dari dampak COVID-19, Sri Mulyani mengatakan APBN perlu disehatkan kembali. Sebab, selama 1,5 lebih pandemik, APBN mengalami tekanan dari penerimaan negara yang berkurang drastis, namun penbelanjanya naik drastis.
"APBN kita tahu memang harus bekerja ekstra keras dalam situasi yang mengalami shock luar biasa. Namun APBN harus secara bertahap terus kita juga kembali sehatkan," ujar dia.
3. Indonesia masih bercita-cita jadi negara maju

Sri Mulyani mengatakan APBN perlu disehatkan kembali karena pemerintah masih berupaya mencapai cita-cita Indonesia menjadi negara maju. Apalagi, pada 2045 mendatang Indonesia berpotensi menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-4 di dunia.
"Jadi inilah proses untuk pemulihan ekonomi dan pemulihan kesehatan APBN kita. Untuk apa? Karena kita masih memiliki cita-cita mencapai Indonesia maju, adil, dan sejahtera," tutur dia.